Daqaiqul Akhbar

Syekh Abdurrahim bin Ahmad al-Qadhi
[ss_social_share]

Daftar Isi

01. Penciptaan Ruh Yang Agung, Nur Nabi Muhammad SAW

Segala puji hanya bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada agama-Nya yang Dia sempurnakan dan Dia ridloi. Semoga rohmat ta’dhim dan kesejahteraan senantiasa terlimpahkan kepada Nabi-Nya, Baginda kita, Nabi Muhammad yang mana Allah telah memilih dan memilihnya dari semua makhluk-Nya (dan adapun sesudah itu) maka aku mengatakan :

Bab Pertama Di Dalam Penciptaan Ruh Yang Agung, Yaitu Nur Baginda Kita, Nabi Muhammad SAW.

Telah datang di dalam khabar, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur menciptakan sebuah pohon yang memiliki 4 cabang, kemudian Dia menamainya “Syajarutul Yakin (Pohon Keyakinan)”. Lalu Dia menciptakan Nur Muhammad di dalam tutup yang terbuat dari durr (mutiara) yang berwarna putih seperti burung merak. Allah meletakkannya di atas pohon itu, kemudian dia bertasbih di atas pohon itu selama 70.000 tahun.

Kemudian Allah menciptakan “Mir’atul Hayat (Cermin Kehidupan)” kemudian diletakkan di depan burung merak itu (Nur Muhammad). Ketika burung merak itu (Nur Muhammad) melihat di dalamnya, dia melihat sebaik-baik rupa dan seindah-indah bentuk, namun dia malu kepada Allah dan mengeluarkan keringat.

Kemudian terteteslah darinya 6 tetes,

  • Allah yang Maha Luhur menciptakan Sahabat Abu Bakar ra dari tetes pertama,
  • dari tetes kedua Allah menciptakan Sahabat Umar bin Khattab ra,
  • dari tetes ketiga Allah menciptakan Sahabat Ustman bin Affan ra,
  • dari tetes keempat Allah menciptakan Sahabat Ali bin Abi Thalib ra,
  • dari tetes kelima Allah menciptakan bunga mawar,
  • dan dari tetes keenam Allah menciptakan beras.

Kemudian, Nur Muhammad sujud lima kali maka kelima sujudan itu menjadi kewajiban yang diwaktukan bagi kita, kemudian Allah yang Maha Luhur mewajibkan sholat 5 waktu kepada Nabi Muhammad dan umatnya.

Kemudian Allah yang Maha Luhur melihat nur itu di waktu yang lain, maka dia berkeringat karena malu kepada Allah yang Maha Luhur.

  • Dari keringat yang menetes dari hidungnya, Allah menciptakan para malaikat.
  • Dari keringat yang menetes dari wajahnya, Allah menciptakan Arsy, Kursy, Lauhul Mahfudh, Qolam, matahari, bulan, sinar matahari dan bulan, bintang-bintang, dan apapun yang ada di langit.
  • Dari keringat yang menetes dari dadanya, Allah menciptakan para nabi, para rosul, para ulama’, para syuhada’, dan orang-orang yang sholeh.
  • Dari keringat yang menetes dari punggungnya, Allah menciptakan Baitul Ma’mur, Ka’bah, Baitul Maqdis, dan tempat-tempat masjid di dunia.
  • Dari keringat yang menetes dari kedua alisnya, Allah menciptakan umat Nabi Muhammad dari golongan mukminin, mukminat, muslimin, dan muslimat.
  • Dari keringat yang menetes dari kedua telinganya, Allah menciptakan ruh-ruh orang Yahudi, orang Nasrani, orang Majusi (penyembah api), dan sebagainya termasuk orang-orang kafir, orang-orang yang ingkar, dan orang-orang munafik.
  • Dari keringat yang menetes dari kedua kakinya, Allah menciptakan bumi dan seisinya mulai dari timur sampai barat.

Kemudian Allah yang Maha Luhur berkata kepada nur itu, “Lihatlah di depanmu, wahai Nur Muhammad !”. Lalu dia melihat di depannya ada nur, di belakangnya ada nur, di sisi kanannya ada nur, di sisi kirinya ada nur, dan mereka adalah Sahabat Abu Bakar, Sahabat Umar bin Khattab, Sahabat Ustman bin Affan, dan Sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Kemudian nur itu bertasbih selama 70.000 tahun.

Allah menciptakan nur para nabi dari Nur Muhammad SAW. Kemudian Allah melihat nur itu, maka Allah menciptakan darinya ruh-ruh mereka yakni ruh-ruh para nabi dari tetes keringat Nur Muhammad SAW. Allah menciptakan ruh-ruh umat para nabi dari tetes keringat ruh para nabi mereka, yakni ruh-ruh setiap umat diciptakan dari tetes keringat ruh nabinya.

Dan diciptakan ruh-ruh orang-orang mukmin dari umat Nabi Muhammad dari tetes keringat Nabi Muhammad SAW, lalu ruh-ruh itu berkata, “Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah“.

Kemudian Allah menciptakan pelita yang terbuat dari batu mulia (batu akik) berwarna merah, yang bisa terlihat luarnya dari dalamnya. Kemudian Allah menciptakan bentuk fisik Nabi Muhammad SAW seperti bentuk fisiknya di dunia. Kemudian Allah meletakkan bentuk fisik itu di dalam pelita, maka dia berdiri di dalamnya seperti berdiri di dalam melaksanakan sholat. Kemudian ruh-ruh para nabi mengelilingi sekitar Nur Muhammad SAW, mereka bertasbih dan bertahlil selama 100.000 tahun.

Kemudian Allah yang Maha Luhur memerintahkan setiap ruh (yang ada) untuk melihat bentuk fisik Nabi Muhammad.

  • Di antara mereka, orang yang melihat kepala Beliau maka jadilah ia kholifah dan penguasa di antara para makhluk.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kening Beliau maka jadilah ia seorang amir (pemimpin) yang adil.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua mata Beliau maka jadilah ia orang yang mampu menjaga Kalam Allah yang Maha Luhur.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua alis Beliau maka jadilah ia seorang yang ahli mengukir.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua telinga Beliau maka jadilah ia seorang yang suka mendengar dan menerima sesuatu.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua pipi Beliau maka jadilah ia seorang yang suka berbuat baik dan orang yang berakal (pandai).
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua bibir Beliau maka jadilah ia seorang menteri (patih).
  • Di antara mereka, orang yang melihat hidung Beliau maka jadilah ia seorang hakim, dokter, dan orang yang tajam akalnya.
  • Di antara mereka, orang yang melihat mulut Beliau maka jadilah ia ahli berpuasa.
  • Di antara mereka, orang yang melihat gigi Beliau maka jadilah ia seorang yang rupawan baik pria maupun wanita.
  • Di antara mereka, orang yang melihat lisan Beliau maka jadilah seorang utusan (delegasi) di antara para penguasa.
  • Di antara mereka, orang yang melihat tenggorokan Beliau maka jadilah ia seorang yang memberi pitutur, nasehat, dan muadzin.
  • Di antara mereka, orang yang melihat jenggot Beliau maka jadilah ia berjuang di jalan Allah.
  • Di antara mereka, orang yang melihat leher Beliau maka jadilah ia seorang pedagang.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua lengan Beliau maka jadilah ia tukang mengurus kuda dan tukang pedang.
  • Di antara mereka, orang yang melihat lengan kanan Beliau maka jadilah ia tukang bekam.
  • Di antara mereka, orang yang melihat lengan kiri Beliau maka jadilah ia seorang yang bodoh.
  • Di antara mereka, orang yang melihat telapak tangan kanan Beliau maka jadilah ia seorang yang ahli dalam peruangan (masalah uang) dan orang yang ahli membordir.
  • Di antara mereka, orang yang melihat telapak tangan kiri Beliau maka jadilah ia seorang yang ahli dalam takaran timbangan.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua tangan Beliau maka jadilah ia seorang yang dermawan dan seorang yang pandai.
  • Di antara mereka, orang yang melihat tangan kiri Beliau maka jadilah ia seorang yang kikir (pelit).
  • Di antara mereka, orang yang melihat tangan kanan Beliau maka jadilah ia seorang koki.
  • Di antara mereka, orang yang melihat ujung jari-jari kiri Beliau maka jadilah ia seorang penulis.
  • Di antara mereka, orang yang melihat jari-jari kanan Beliau maka jadilah ia seorang penjahit.
  • Di antara mereka, orang yang melihat jari-jari kiri Beliau maka jadilah ia seorang pande (tukang besi).
  • Di antara mereka, orang yang melihat dada Beliau maka jadilah ia seorang yang alim, seorang yang dimuliakan, dan seorang mujtahid.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kuku Beliau maka jadilah ia seorang yang tawadlu’ (sopan santun) dan seorang yang taat pada perintah syariat.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua lambung (daerah rusuk) Beliau maka jadilah ia seorang yang berperang.
  • Di antara mereka, orang yang melihat perut Beliau maka jadilah ia seorang yang qona’ah (mampu menerima apa adanya) dan orang yang zuhud.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua lutut Beliau maka jadilah ia seorang ahli rukuk dan ahli sujud.
  • Di antara mereka, orang yang melihat kedua kaki Beliau maka jadilah ia seorang yang pandai berburu.
  • Di antara mereka, orang yang melihat di bawah kedua telapak kaki Beliau maka jadilah ia seorang suka berjalan.
  • Di antara mereka, orang yang melihat bayang-bayang Beliau maka jadilah ia penyanyi dan ahli dalam  memainkan gitar (atau sejenis rebab).
  • Di antara mereka, orang yang tidak melihat apapun dari Beliau maka dia adalah orang Yahudi, orang Nasrani, orang kafir, atau orang Majusi (peyembah api).
  • Di antara mereka, orang yang menatap apapun dari Beliau maka jadilah orang yang mengaku sebagai tuhan seperti kaum Fir’aun dan lainnya dari golongan orang-orang kafir.

(Ketahuilah) bahwa Allah yang Maha Luhur memerintahkan makhluk untuk melaksanakan sholat sesuai atas bentuk nama Ahmad dan Muhammad, maka berdiri seperti huruf alif, ruku’ seperti huruf  kha’, sujud seperti huruf mim, dan duduk seperti huruf dal.

Dan Allah menciptakan makhluk (manusia) sesuai atas nama Nabi Muhammad SAW, maka kepala dibulatkan seperti huruf mim pertama, kedua tangan seperti huruf kha’, perut seperti huruf mim kedua, dan kedua kaki seperti huruf dal.

Dan seorang dari golongan orang-orang kafir tidak akan dibakar (di neraka, sedangkan ia tetap) pada bentuknya (bentuk manusia), tetapi bentuknya akan diganti pada bentuk babi kemudian baru dia akan dibakar di dalam neraka.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

02. Penciptaan Nabi Adam

Sahabat Ibnu Abbas ra berpendapat : Allah yang Maha Luhur menciptakan jasad Nabi Adam as dari (tanah yang berasal dari) daerah-daerah di dunia. Kepalanya dari tanah Ka’bah, dadanya dari daerah-daerah di bumi, perutnya dari tanah India, kedua tangannya dari tanah Masyriq (timur), dan kedua kakinya dari tanah Maghrib (barat).

Dalam riwayat lain, Wahab bin Munabbih (seorang tabi’in) berpendapat :

Allah yang Maha Luhur menciptakan Nabi Adam as dari tujuh (lapis) bumi. Kepalanya dari bumi lapis pertama, lehernya dari bumi lapis kedua, dadanya dari bumi lapis ketiga, kedua tangannya dari bumi lapis keempat, punggung dan perutnya dari bumi lapis kelima, pinggang dan pantatnya dari bumi lapis keenam, dan kedua lengan kakinya dari bumi lapis ketujuh.

Dalam riwayat lain, Sahabat Ibnu Abbas ra berpendapat : Allah yang Maha Luhur telah menciptakan Nabi Adam.

  • Kepalanya dari tanah Baitul Maqdis (atau Baitul Muqaddas, yaitu Masjidil Aqsha),
  • Wajahnya dari tanah Surga,
  • Kedua telinganya dari tanah Gunung Tursina,
  • Keningnya dari tanah Iraq, gigi-giginya dari tanah Telaga Kautsar,
  • Tangan kanan serta jari-jarinya dari tanah Ka’bah,
  • Tangan kirinya dari tanah Persia,
  • Kedua kaki serta kedua lengan kakinya dari tanah India,
  • Tulangnya dari tanah gunung,
  • Aurat (kemaluannya) dari tanah Babilonia,
  • Punggungnya dari tanah Iraq,
  • Perutnya dari tanah Khurasan,
  • Hatinya dari tanah Surga Firdaus,
  • Lisannya dari tanah Thaif,
  • Dan kedua lisannya dari Tanah Telaga Nabi SAW (Al-Haudh).


  • Karena kepalanya diciptakan dari tanah Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha), maka jadilah ia tempat akal, kecerdasan, dan berpikir (makna asli an-nathq adalah pembicaraan.
  • Karena kedua telinganya diciptakan dari Bukit Tursina (Mesir), maka jadilah ia tempat mendengarkan nasehat.
  • Karena keningnya diciptakan dari tanah Iraq, maka jadilah ia tempat sujud kepada Allah yang Maha Luhur.
  • Karena wajahnya diciptakan dari tanah Surga, maka jadilah ia tempat ketampanan dan perhiasan (wajah adalah perhiasan tubuh).
  • Karena gigi-giginya diciptakan dari tanah Telaga Kautsar, maka jadilah ia tempat kemanisan (gigi menjadikan manusia terlihat manis).
  • Karena tangan kanannya diciptakan dari tanah Ka’bah, maka jadilah ia tempat keberkahan, pertolongan di dalam mata pencaharian, dan kedermawanan.
  • Karena tangan kirinya diciptakan dari tanah Persia, maka jadilah ia tempat bersuci dan istinjak.
  • Karena perutnya diciptakan dari tanah Khurasan, maka jadilah ia tempat lapar.
  • Karena auratnya diciptakan dari tanah Babilonia, maka jadilah ia tempat syahwat, belenggu, dan tipu daya.
  • Karena tulangnya diciptakan dari tanah gunung, maka jadilah ia tempat yang keras (anggota paling keras di dalam tubuh).
  • Karena hatinya diciptakan dari tanah surga Firdaus, maka jadilah ia tempat iman.
  • Karena lisannya diciptakan dari tanah Thaif, maka jadilah ia tempat mengucapkan syahadat, tadlarru’ (rendah diri di hadapan Allah SWT), dan berdoa kepada Allah.

Allah menjadikan 9 pintu (lubang) di dalam Nabi Adam as. Tujuh lubang ada di kepala yaitu dua matanya, dua telinganya, dua lubang hidungnya, dan mulutnya. Sedangkan dua lubang ada di badannya, yaitu qubulnya (kemaluan) dan duburnya.

Allah SWT menjadikan baginya (Nabi Adam as) 5 indera, yaitu indera penglihatan di mata, indera pendengaran di kedua telinga, indera perasa di dalam mulut (lidah), indera peraba di kedua tangan, dan indera penciuman di hidung.

Dikatakan (dalam sebuah pendapat ulama’), ketika Allah akan meniupkan ruh ke dalam Nabi Adam as, Allah yang Maha Luhur memerintahkan ruh itu untuk masuk ke dalamnya.  Dan dikatakan (dalam sebuah pendapat ulama’), sesungguhnya ruh itu masuk dari otak Nabi Adam as, ia (ruh itu) mengitari di dalamnya selama 200 tahun.

Kemudian ruh itu turun ke dalam kedua mata Nabi Adam as, ia (ruh itu) melihat dirinya, ia melihat masih berupa tanah kering. Ketika ia telah sampai pada kedua telinga Nabi Adam as, ia mendengar bacaan tasbih para malaikat. Kemudian ia turun ke dalam hidung, maka ia bersin (wahing dalam bahasa Jawa).

Ketika ia selesai dari bersinnya, ruh itu turun ke mulut, lisan, dan kedua telinga Nabi Adam as, Allah yang Maha Luhur pun mengajarkannya untuk mengucapkan “Alhamdulillah (segala puji hanya bagi Allah)”. Lalu lu menjawab nya, “Semoga Tuhanmu mengasihimu, Wahai Adam”.

Kemudian, ruh itu turun ke dada Nabi Adam as, maka ia beranjak berdiri tetapi ia tidak mampu melakukannya. Hal itu sebagaimana dalam firman Allah yang Maha Luhur :
وَكَانَ الْاِنْسَانُ عَجُوْلًاAdalah manusia bersifat tergesa-gesa” (Surat Al-Isra’ ayat 11).

Ketika ruh itu telah sampai pada lambung (perut) Nabi Adam as, maka ia berkeinginan pada makanan. Kemudian ruh itu tersebar di dalam semua jasad Nabi Adam, maka jadilah ia daging, darah, otot, dan tulang-tulang.

Kemudian, Allah yang Maha Luhur mengenakan untuknya pakaian yang terbuat dari kuku, yang setiap hari pakaian dari kuku itu bertambah bagus dan indah. Namun, ketika Nabi Adam as melakukan dosa, Allah menggantikan kuku itu dengan kulit. Dan sisa (pakaian kuku) yang tersisa dari Nabi Adam as ada di ujung jari-jari, agar hal itu mengingatkannya tentang awal keadaannya (penciptaannya).

Ketika Allah telah mennyempurnakan penciptaan Nabi Adan as, Dia meniupkan ruh ke dalamnya, Dia mengenakan untuknya pakaian dari surga, Nur Muhammad pun bersinar terang di wajahnya seperti malam purnama, dan kemudian Nabi Adam as diangkat ke atas ranjang yang dipikul di atas leher-leher para malaikat, maka Allah berkata kepada para malaikat, “Berkelilinglah kalian bersamanya di langit-langit dengan ranjangnya agar dia tahu keajaiban (hal-hal menakjubkan) langi-langit dan apa yang ada di dalamnya, maka bertambahlah keyakinannya !!!”.

Para malaikat pun menjawab, “Kami mendengar, kami taat”. Para malaikat pun membawa Nabi Adam (dipikul.di atas ranjang) di atas leher-leher mereka dan berkeliling bersamanya di langit-langit selama 100 tahun.

Kemudian, Allah menciptakan kuda yang terbuat dari minyak misik (kasturi) putih dan adzfar. Kuda itu disebut “Maimun”, ia memiliki 2 sayap yang terbuat dari durr (mutiara) dan marjan.
Lalu, Nabi Adam as menaiki kuda itu, Malaikat Jibril sebagai pemegang kendalinya, Malaikat Mikail berada di sisi kanannya, dan Malaikat  Isrofil betada di sisi kirinya.

Mereka semua berkeliling bersama Nabi Adam di langit-langit. Nabi Adam pun mengucapkan salam kepada para malaikat, “Assalamu alaikum (semoga kesejahteraan tetap terlimpahkan kepada kamu semua)” lalu mereka menjawab, “Wa’alaikum salam (Dan semoga kesejahteraan juga terlimpahkan kepada kamu semua)”. Lalu, Allah yang Maha Luhur berkata, “Wahai Adam, ini adalah penghormatan kepadamu dan penghormatan kepada keturunanmu di dalam apa yang ada di antara mereka sampai hari kiamat.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

03. Penjelasan Tentang Malaikat

Ketahuilah bahwa Allah yang Maha Luhur telah menciptakan empat malaikat yang mulia, yaitu Malaikat Israfil as, Malaikat Mikail as, Malaikat Jibril as, dan Malaikat Izrail as. Allah menjadikan perkara-perkara makhluk di dalam kekuasaan mereka dan mengatur semua alam.

Allah menjadikan Malaikat Jibril as sebagai pemilik (perantara) wahyu dan risalah, Malaikat Mikail sebagai pemilik hujan dan rizki, Malaikat Izrail as sebagai pencabut arwah, dan Malaikat Israfil as sebagai pemilik qorn yaitu sangkakala.

Sahabat Ibnu Abbas mengatakan : Sesungguhnya Malaikat Israfil as memohon kepada Allah yang Maha Luhur agar Dia memberikannya kekuatan 7 langit, lalu Allah memberikannya kekuatan itu (kekuatan 7 langit) padanya. Dia memohon kekuatan 7 bumi, lalu Allah memberikannya kekuatan itu padanya. Dia memohon kekuatan angin-angin, lalu Allah memberikannya kekuatan itu padanya. Dia memohon kekuatan gunung-gunung, lalu Allah memberikannya kekuatan itu padanya. Dia memohon kekuatan “tsaqolain” (dua makhluk yang mengisi bumi, yaitu jin dan manusia), lalu Allah memberikan kekuatan itu padanya. Dia memohon kekuatan binatang-binatang buas, lalu Allah memberikan kekuatan itu padanya.

Dari kedua telapak kaki Malaikat Isrofil sampai kepalanya terdapat rambut-rambut, mulut-mulut, lisan-lisan yang ditutupi dengan penutup. Dia mengucapkan tasbih kepada Allah yang Maha Luhur dengan setiap lisan sebanyak 1000 bahasa.

Allah yang Maha Luhur menciptakan sejuta malaikat dari diri Malaikat Isrofil yang mana mereka membaca tasbih kepada Allah sampai hari kiamat, dan mereka adalah Malaikat Muqorrobun (para malaikat yang dekat) di sisi Allah yang Maha Luhur, Malaikat Hamalatul Arsy (penyangga Arsy), dan Malaikat Kiromul Katibin. Mereka semua menyerupai bentuk Malaikat Isrofil as.

Setiap sehari semalam, Malaikat Isrofil melihat ke neraka Jahannam sebanyak 3 kali, dia merendahkan diri, lalu menangis, lemas, dan menjadi seperti tali busur (yag kendor). Dia menangis dengan tangisan yang keras, jikalau Allah yang Maha Luhur tidak mencegah air mata tangisnya niscaya bumi sudah terpenuhi oleh air matanya, lalu bumi menjadi seperti banjir bandang Nabi Nuh as.

Dan dari besarnya Malaikat Isrofil, jika dituangkan semua air lautan dan air sungai ke atas kepalanya, maka tidak terjatuh air setetes pun ke bumi.

[Fasal] Adapun Malaikat Mikail, maka Allah yang Maha Luhur menciptakannya setelah Malaikat Israfil as dalam selisih 500 tahun. Dari kepala sampai kedua telapak kakinya terdapat rambut-rambut dari za’faron dan sayap-sayapnya dari batu zabarjud (batu permata seperti zamrud) hijau.

Setiap rambut terdapat sejuta wajah dan di dalam setiap wajah terdapat sejuta mata, yang mana dia menangis dengan setiap mata karena merasa kasihan terhadap orang-orang yang berdosa dari golongan orang-orang mukmin.

Di dalam setiap wajah terdapat sejuta mulut dan di dalam setiap mulut terdapat sejuta lisan. Setiap lisan mampu mengucapkan sejuta bahasa dan setiap lisan memohonkan ampun kepada Allah yang Maha Luhur untuk orang-orang mukmin dan orang-orang yang berdosa.

Terteteslah dari setiap tangisan mata 70.000 tetes, lalu Allah yang Maha Luhur menciptakan satu malaikat dari setiap tetes yang menyerupai bentuk Malaikat Isrofil as. Mereka semua membaca tasbih kepada Allah yang Maha Luhur sampai hari kiamat, nama mereka adalah Malaikat Karobiyyun. Mereka adalah pembantu-pembantu bagi Malaikat Israfil as yang dipasrahkan terhadap masalah hujan, tetumbuhan, rizki-rizki, dan buah-buahan. Maka tidaklah sesuatu di dalam lautan, buah-buahan pada pohon-pohon, dan tetumbuhan di atas bumi kecuali ada seorang malaikat yang dipasrahkan kepadanya.

[Fasal] Adapun Malaikat Jibril as, maka Allah yang Maha Luhur menciptakannya setelah Malaikat Mikail as dalam selisih 500 tahun. Malaikat Jibril memiliki 1.600 sayap, dari kepala sampai kedua telapak kakinya terdapat rambut-rambut dari za’faron, matahari ada di anatara kedua matanya, dan setiap rambut seperti bulan dan bintang-bintang.

Setiap hari Malaikat Jibril masuk ke dalam “bahrun nur (lautan cahaya)” sebanyak 370 kali. Ketika dia keluar, maka jatuhlah dari setiap sayapnya sejuta tetes air, lalu Allah yang Maha Luhur menciptakan satu malaikat dari setiap tetes itu yang menyerupai bentuk Malaikat Jibril as. Mereka membaca tasbih kepada Allah yang Maha Luhur sampai hari kiamat, mereka adalah Malaikat Ruhaniyyun.

[Fasal] Bentuk Malaikat Maut seperti bentuk Malaikat Isrofil as, baik wujud, lisan, sayap, besar, dan kekuatannya, tidak lebih dan tidak kurang.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

04. Penjelasan Tentang Penciptaan Malaikat Maut

Di dalam sebuah khabar dari Nabi SAW, ketika Allah menciptakan Malaikat Maut, Dia menutupinya dari para makhluk dengan sejuta penutup. Besar Malaikat Maut lebih besar daripada langit dan bumi. Dan jika dituangkan semua air lautan dan sungai, maka tidak akan jatuh darinya air setetespun ke bumi.

Ujung timur dan ujung barat dunia ada di hadapannya. Seperti meja makan yang mana segala macam makanan diletakkan di atasnya dan diletakkan di hadapan seseorang agar dia memakannya, lalu dia memakan darinya apa yang dia inginkan. Maka seperti itulah Malaikat Maut, dia membolak-balikkan dunia sebagaimana manusia membolak-balikkan sekeping dirham di hadapannya.

Malaikat Maut diikat dengan 70.000 rantai, panjang setiap rantai seperti berjalan selama 1.000 tahun Tiada malaikat yang mendekatinya, tiada yang mengetahui tempatnya, tiada yang mendengar suaranya, tiada yang mengerti keadaannya, dan kapanpun waktu dia ada.

Ketika Allah Yang Maha Luhur menciptakan Maut (kematian) dan Allah menguasakannya kepada Makaikat Maut, maka dia bertanya, “Wahai Tuhanku, apa itu Maut (kematian)?“.

Lalu Allah Yang Maha Luhur memerintahkan hijab (penutup yang masih mengekang makhluk yang bernama Maut) untuk terbuka sehingga Malaikat Maut melihatnya.

Lalu, Allah Yang Maha Luhur berkata, “Berdiam dirilah kalian dan lihatlah Maut (kematian) ini!”. Semua malaikat pun terhenti.

Allah Yang Maha Luhur pun berkata kepadanya (makhluk yang bernama Maut atau kematian), “Terbanglah di atas mereka, kepakkan semua sayap, dan bukalah semua matamu!”.

Ketika dia (makhluk yang bernama Maut atau kematian) terbang, para malaikat pun melihatnya, maka mereka (para malaikat) pun tersungkur pingsan selama 1.000 tahun.

Ketika para malaikat sadar, mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, apakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih besar daripada ini ?“.

Allah Yang Maha Luhur pun menjawab, “Aku yang menciptakannya, Aku lebih besar (Maha Agung) darinya. Dan setiap makhluk akan merasakannya (maut atau kematian)“.

Kemudian, Allah berkata, “Wahai Izroil, genggamlah dia, Aku telah menguasakannya kepadamu“.
Malaikat Maut pun berkata, “Wahai Tuhanku, dengan kekuatan apa aku akan menggenggamnya ? sesungguhnya dia lebih besar dariku“.

Lalu, Allah memberi Malaikat Maut kekuatan, kemudian dia menggenggam Maut (kematian) maka Maut pun menjadi tenang di tangan Malaikat Izroil.

Lalu, Maut (kematian) berkata, “Wahai Tuhanku, izinkanlah aku sehingga aku menyeru di atas langit sekali saja ?“.

Allah pun memberinya izin, lalu dia menyeru dengan suara yang lantang, “Aku adalah Maut (kematian) yang mimisahkan di antara setiap kekasih. Aku adalah Maut (kematian) yang memisahkan antara suami dan istri. Aku adalah Maut (kematian) yang memisahkan antara anak-anak perempuan dan ibu-ibunya. Aku adalah Maut (kematian) yang memisahkan antara saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuannyanya. Aku adalah Maut (kematian) yang merusak rumah dan bangunan. Aku adalah Maut (kematian) yang meramaikan kubur. Aku adalah Maut (kematian) yang mana aku mencari dan menemukan kalian walaupun kalian ada di dalam gedung besi yang terkunci, tiada makhluk yang tersisa kecuali mereka akan merasakanku“.

Sesungguhnya orang kafir, orang munafiq, dan orang yang celaka, tatkala kematian mendatangi mereka, maka kematian turun kepada mereka. Di sebelah kirinya ada malaikat siksa yang hitam wajahnya lagi melotot matanya. Malaikat siksa itu membawa pakaian yang terbuat dari siksaan, mereka duduk dari arah kejauhan sampai datangnya Malaikat Maut.

Ketika Malaikat Maut datang kepada salah satu dari mereka (orang kafir, munafiq, dan orang yang celaka), dia berdiri dihadapannya dalam bentuk yang menyeramkan. Kemudian, jiwa orang itu berkata, “Siapa kamu ? apa yang kamu inginkan ?“.

Lalu, Malaikat Maut menjawab, “Aku adalah Malaikat Maut yang akan mengeluarkanmu dari dunia. Aku akan menjadikan anakmu yatim, istrimu menjadi janda, dan hartamu diwariskan di antara orang-orang yang mewarisimu, yaitu orang-orang yang tidak kamu sukai dalam keadaan hidupmu. Kamu tidak melakukan kebaikan untuk dirimu dan akhiratmu. Pada hari ini, aku datang padamu untuk mencabut ruhmu“.

Maka tatkala orang itu mendengarnya, dia pun memalingkan wajahnya ke arah dinding, namun dia melihat Malaikat Maut berdiri di hadapannya. Lalu dia memalingkan wajahnya ke arah lain, namun dia melihat Malaikat Maut di hadapannya sedang berdiri.

Lalu Malaikat Maut berkata, “Apakah kamu tidak tahu aku ? aku adalah Malaikat Maut yang mana aku telah mencabut ruh kedua orangtuamu, sedangkan kamu melihat keduanya dan kamu tidak bisa memberi manfaat (menolong) kepada mereka berdua. Pada hari ini, aku akan mengambil ruhmu, anak-anakmu, kerabat-kerabatmu, dan teman-temanmu melihat sehingga mereka bisa mendapatkan nasehat (mengambil pelajaran) darimu. Pada hari ini, aku adalah Malaikat Maut yang mana aku telah merusak desa-desa (penduduknya) yang terdahulu, yaitu orang yang lebih kuat daripadamu, lebih banyak harta daripada hartamu, dan lebih banyak anak daripada anak-anakmu“.

Kemudian, Malaikat Maut bertanya kepada orang itu, “Bagaimana kamu melihat (pendapatmu) tentang dunia ?“. Lalu, dia menjawab, “Aku melihat dunia penuh dengan penipuan dan keingkaran”.


Kemudian Allah Yang Maha Luhur menjadikan dunia dalam rupa manusia. Lalu dunia berkara, “Wahai orang yang maksiat (durhaka), apakah kamu tidak malu, kamu melakukan dosa di dunia dan dirimu tidak mau mencegah kemaksiatan, sesungguhnya kamu yang mencariku dan aku tidak mencarimu, dan kamu tidak membedakan antara halal dan haram. Kamu menyangka bahwa kamu tidak akan berpisah dengan dunia, maka sesungguhnya aku bebas (tidak bertanggung jawab) darimu dan dari amalmu“.

Lalu, orang itu melihat hartanya jatuh pada milik orang lain. Lalu harta itu berkata, “Wahai orang yang maksiat (durhaka), kamu telah bekerja mencariku dengan cara tanpa hak, kamu tidak menggunakan dan menyedekahkan aku kepada orang-orang fakir dan orang-orang miskin. Pada hari ini, aku telah jatuh pada milik orang lain“.

Dan hal itu adalah firman Allah Yang Maha luhur:

يَوْمَ لَايَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُوْنٌ, اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

(Yaitu) di hari harta dan dan anak laki-laki tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati bersih” (As-Syura : 88-89).

Lalu, orang itu berkata, “Wahai Tuhanku, kembalikanlah aku supaya aku bisa melakukan amal sholeh dalam amal yang telah aku tinggalkan“.
Demikian Allah Yang Maha Luhur berfirman:

فَاِذَا جَاءَ اَجَلُهُمْ لَايَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ

Maka apabila telah datang ajalnya, maka mereka tidak dapat mengundurnya sesaatpun dan dan juga tidak dapat memajukannya” (Al-A’raf : 34).

Kemudian, ruh orang itu diambil. Jika orang itu adalah orang mukmin, maka dalam keberuntungan. Dan jika orang itu adalah orang kafir atau munafiq, maka dalam celaka, sesuai firman Allah Yang Maha Luhur:

كَلَّا اِنَّ كِتَابَ الْفُجَّارَ لَفِيْ سِجِّيْنٍ

Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang-orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin (buku catatan amal yang tertulis jelas)” (Al-Muthaffifin : 7).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

05. Tentang Keadaan Malaikat Maut Bagaimana Dia Mencabut Ruh

Dijelaskan di dalam Kitab As-Suluk dari Muqotil Sulaiman, sesungguhnya Malaikat Maut memiliki dari 4 ranjang (tempat tidur) di langit ketujuh, dan dikatakan (dalam riwayat lain bahwa ranjang itu ada) di langit keempat.

Allah Yang Maha Luhur menciptakan Malaikat Maut dari cahaya, dia memiliki 70.000 kaki dan dia memiliki 4.000 sayap, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan mata-mata dan lisan-lisan. Tiada satupun dari makhluk baik manusia, burung-burung, dan setiap yang memiliki ruh, kecuali baginya di dalam tubuh Malaikat Maut terdapat wajah, mata, tangan, dan telinga sejumlah semua manusia (maksudnya semua makhluk yang memiliki nyawa).

Lalu Malaikat Maut mengambil ruh dengan tangan itu dan dia melihat (wajah makhluk yang ada di tubuhnya) dengan wajahnya yang tepat lurus berada di hadapannya. Karena itulah dia bisa mencabut ruh makhluk-makhluk di setiap tempat. Ketika jiwa makhluk di dunia telah mati maka hilanglah gambarnya (wajahnya) dari tubuh Malaikat Maut.

Dikatakan (dalam riwayat lain) sesungguhnya Malaikat Maut memiliki 4 wajah, wajah pertama ada di depannya, wajah kedua ada di kepalanya, wajah ketiga ada di punggungnya, dan wajah keempat ada di kedua telapak kakinya. Dia mencabut ruh-ruh para nabi dari wajah di kepalanya, (dia mencabut) ruh orang-orang mukmin dari wajah di depannya, (dia mencabut) ruh orang-orang kafir dari wajah di belakang punggungnya, dan (dia mencabut) ruh jin dari wajah di kedua telapak kakinya. Salah satu dari kedua kakinya ada di atas jembatan Neraka Jahannam dan kaki lainnya ada di atas ranjang di surga.

Dikatakan (dalam riwayat lain) tentang besarnya Malaikat Maut, sesungguhnya jika dituangkan semua air di lautan dan di sungai ke atas kepalanya, maka tidak akan terjatuh darinya air setetespun ke bumi.

Dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur menjadikan dunia seisinya di dalam lambung (perut) Malaikat Maut seperti hidangan makanan yang disuguhkan di hadapan seseorang agar dia memakan apa yang dia inginkan. Seperti itulah Malaikat Maut di dalam makhluk-makhluk, dia membolak-balikkan dunia sebagaimana seseorang membolak-balikkan sekeping dirham.

Dikatakan (dalam riwayat lain), Malaikat Maut tidak akan turun kecuali kepada para nabi dan rosul. Malaikat Maut memiliki pengganti dalam mencabut ruh-ruh binatang buas dan binatang ternak.

Dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur, ketika Dia menghancurkan makhluk-Nya (ketika hari kiamat), baik dari golongan manusia maupun golongan lainnya, Dia menghancurkan mata-mata yang ada di tubuh Malaikat Maut dan tersisa 8 golongan makhluk. Dikatakan (dalam riwayat lain) mereka (yang tersisa) adalah Malaikat Isrofil, Malaikat Mikail, Malaikat Jibril, Malaikat Izroil, dan empat Malaikat Hamalatul Arsy (penyangga Arsy).

Adapun Mengetahui Habisnya Ajal


Sesungguhnya Malaikat Maut, ketika jatuh kepadanya tulisan kematian dan waktu sakit seorang hamba, dia berkata. “Wahai Tuhanku, kapan aku akan mencabut ruh hamba itu, dalam keadaan dan kondisi bagaimana aku akan menghilangkan (mencabut) ruhnya ?“.

Lalu Allah Yang Maha Luhur menjawab, “Wahai Malaikat Maut, ini adalah ilmu ghaib-Ku, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Aku. Tetapi, aku akan memberitahumu waktu datangnya dan Aku akan menjadikan bagimu tanda-tanda yang mana kamu bisa berpegang pada tanda-tanda itu. Sesungguhnya malaikat yang mana dia dipasrahi dengan jiwa-jiwa dan amal mereka akan datang kepadamu, lalu dia berkata “telah sempurna jiwa fulan” dan malaikat yang mana dipasrahi atas rizki-rizki dan amal-amalnya akan berkata “telah sempurna rizki dan amalnya”“.

Dan jika hamba itu tergolong orang-orang yang beruntung, maka akan jelas di atas namanya yang tertulis di dalam buku catatan amalnya yang ada di hadapan Malaikat Maut, yaitu sebuah garis dari cahaya putih di sekitar namanya. Dan jika hamba itu tergolong orang-orang yang celaka, maka akan jelas di dalamnya sebuah garis hitam.

Kemudian, belum sempurna bagi Malaikat Maut tentang pengetahuan itu (habisnya ajal makhluk) sampai gugurlah padanya sebuah daun dari pohon di bawah Arsy yang tertulis namanya di dalam daun itu. Lalu pada saat itu Malaikat Maut akan mencabut ruhnya.

Diriwayatkan dari Sahabat Ka’ab Al-Akhbar, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur menciptakan sebuah pohon di bawah Arsy, daun-daunnya sejumlah seluruh makhluk. Ketika habis ajal seorang hamba dan tersisa baginya 40 hari dari umurnya (40 hari sebelum meninggal dunia), maka gugurlah daunnya di pangkuan Malaikat Izroil as, lalu dia mengetahui hal itu bahwa dia diperintah mencabut ruh pemilik daun itu. Dan setelah itu para malaikat di langit menamainya sebagai mayit, dia masih akan hidup di muka bumi selama 40 hari.

Dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Malaikat Mikail as akan turun dengan membawa buku catatan amal kepada Malaikat Maut dari sisi Allah, tertulis di dalamnya nama seseorang yang diperintah untuk dicabut ruhnya, tempat di mana ruhnya dicabut, dan sebab mengapa ruhnya dicabut.

Imam Abu Laits ra menjelaskan, sesungguhnya akan terjatuh 2 tetes dari bawah Arsy pada nama pemilik daun itu. Salah satu dari kedua tetes itu berwarna hijau dan tetes lainnya berwarna putih. Jika tetes berwarna hijau terjatuh pada nama siapapun, maka diketahui bahwa dia tergolong orang yang celaka. Lalu ketika tetes berwarna putih terjatuh pada nama siapapun, maka diketahui bahwa dia adalah orang yang beruntung.

Adapun mengetahui tempat di mana seseorang meninggal dunia, maka dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah yang Maha Luhur menciptakan malaikat yang dipasrahi terhadap setiap anak yang dilahirkan, malaikat itu disebut Malaikat Arham (malaikat yang mengurus anak yang akan lahir dalam kandungan). Ketika dilahirkan seorang anak, maka Malaikat Arham diperintah untuk melipat (memasukkan dan mencampur secara batiniyah) air sperma yang ada di dalam kandungan ibunya dari tanah bumi yang mana dia akan meninggal dunia di atas tanah itu. Lalu dia berputar sekiranya dia berputar (setelah lahir sampai waktu ajal tiba, dia mengelilingi bumi, pergi, dan berpindah kesana kemari) kemudian dia akan kembali ke tempat Malaikat Arham mengambil tanahnya, lalu dia akan meninggal dunia di sana. Hal ini ditunjukkan oleh Firman Allah Yang Maha Luhur:
قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُيُوْتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِيْنَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلٰى مَضَاجِعِهِمْ

Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh” (Ali Imron : 154).

Dan atas keterangan ini ada sebuah cerita, yaitu sesungguhnya Malaikat Maut pernah menampakkan diri pada zaman dahulu. Dia masuk kepada Nabi Sulaiman as, lalu dia terus menatap seorang pemuda di sekitar Nabi Sulaiman, pemuda itu pun gemetaran.

Ketika Malaikat Maut telah pergi, pemuda itu berkata (kepada Nabi Sulaiman as), “Wahai Nabi Allah, aku ingin engkau memerintahkan angin untuk membawaku ke negara China“. Lalu Nabi Sulaiman as pun memerintahkan angin untuk membawanya ke negara China.

(Setelah beberapa waktu) Malaikat Maut pun kembali kepada Nabi Sulaiman as, lalu Beliau bertanya kepada Malaikat Maut tentang sebab dia menatap pemuda itu. Malaikat Maut pun menjawab, “Sesungguhnya aku diperintahkan untuk mencabut ruhnya pada hari itu, namun aku melihatnya ada di sekitarmu, aku pun terheran-heran karena hal itu“. (Karena terheran-heran, Malaikat Maut hilang sesaat dari pandangan pemuda itu).

Lalu, Nabi Sulaiman menceritakan kepada Malaikat Maut tentang kisah pemuda itu, tentang alasannya meminta Beliau untuk memmerintahkan angin agar membawanya ke negara China. Malaikat Maut pun berkata, “Aku telah mencabut ruhnya pada hari itu di negara China“.

Dalam khobar lain (dijelaskan), sesungguhnya Malaikat Maut memiliki pembantu-pembantu, mereka berdiri di hadapanya untuk mencabut ruh-ruh. Apakah kamu tidak tahu bahwa sesungguhnya diriwayatkan bahwa ada seseorang mengucapkan lisannya (senantiasa istiqomah berdoa), “Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa Malaikat Syams (Malaikat Matahari)“.

(Karena terheran mendengar doa isqomah orang itu) lalu Malaikat Syams pun memohon izin kepada Tuhannya untuk mengunjungi orang itu. Ketika Malaikat Syams turun kepada orang itu, dia pun berkata, “Sesungguhnya kamu memperbanyak doa kepadaku, maka apa hajatmu ?“. Orang itu pun menjawab, “Hajatku adalah agar kamu membawaku ke tempatmu, aku ingin kamu menanyakan kepada Malaikat Maut agar dia mengabarkanku tentang ajal dekatku“.

Orang yang meriwayatkan riwayat kisah ini berkata, Malaikat Syams pun membawa orang itu dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya yang terbuat dari matahari. Kemudian, Malaikat Syams pergi menemui Malaikat Maut, dia menjelaskan kepada Malaikat Maut, “Sesungguhnya seseorang dari golongan manusia telah mengucapkan lisannya, dia berdoa setiap kali sholat, “Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa Malaikat Syams (Malaikat Matahari)”, Dia telah memintaku agar aku meminta padamu untuk memberitahunya kapan ajalnya akan dekat supaya dia bisa bersiap-siap terhadapnya“.

Lalu Malaikat Maut pun melihat kitab amal orang itu, lalu berkata, “Jauh sekali, sesungguhnya temanmu memiliki perbuatan yang agung, sesungguhnya dia tidak akan meninggal dunia sampai dia duduk di tempat dudukmu dari matahari“.

Malaikat Syams pun berkata, “Dia telah duduk di tempat dudukku dari matahari“. Lalu Malaikat Maut pun berkata, “Dia meninggal dunia di sisi rosul-rosul kita dalam keadaan seperti itu, sedangkan mereka tidak mengetahuinya“.

Dalam khobar lain dari Nabi SAW bersabda :
اٰجَالُ الْبَهَائِمِ كُلُّهَا فِيْ ذِكْرِ اللّٰهِ تَعَالٰى فَاِذَا تَرَكُوْا ذِكْرَ اللّٰهِ قَبَضَ اللّٰهُ اَرْوَاحَهُمْ وَلَيْسَ لِمَلِكِ الْمَوْتِ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ

Ajal semua binatang tergantung pada dzikir Allah yang Maha Luhur, ketika mereka meninggalkan dzikir kepada Allah, maka Allah mencabut ruh-ruh mereka, dan Malaikat Maut tidak ikut campur dalam urusan itu“.

Dan telah dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur adalah Tuhan yang mencabut ruh-ruh, namun proses mencabut nyawa itu disandarkan kepada Malaikat Maut seperti halnya terbunuh disandarkan (disebabkan) pada orang yang membunuh dan kematian disandarkan (disebabkan) pada penyakit-penyakit. Hal ini ditunjukkan oleh Firman Allah Yang Maha Luhur:
اللّٰهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya” (Az-Zumar : 42)

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

06. Penjelasan Tentang Jawaban Ruh

Telah sampai di dalam sebuah khobar, sesungguhnya Malaikat Maut, ketika dia akan mencabut ruh orang mukmin, maka ruh itu berkata, “Aku tidak akan taat kepadamu selama kamu belum diperintah untuk mencabut ruhku“. Malaikat Maut pun menjawab, “Aku telah diperintah untuk melakukan itu“.

Lalu, ruh itu meminta pertanda dan bukti darinya, ruh itu berkata, “Sesungguhnya Tuhanku telah menciptakanku dan memasukkanku ke dalam jasadku dan bukan kamu yang melakukan itu. Lalu sekarang kamu ingin mengambilku (mencabutku) ?“.

 Malaikat Maut pun kembali sowan kepada Allah Yang Maha Luhur, lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Cabutlah ruh hamba-Ku !“. Malaikat Maut pun menjawab, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba-Mu berkata seperti ini dan ini, dia meminta bukti dariku“.

Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Ruh hamba-Ku benar“. Kemudian Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Malaikat Maut, pergilah ke surga dan ambillah buah apel. Itu merupakan pertanda dari-Ku dan perlihatkan buah apel itu kepada ruh hamba-Ku“.

Malaikat Maut pun pergi ke surga dan mengambil buah apel, dan di atas buah apel itu tertuliskan “Bismillahir rohmanir rohim – Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“. Lalu, ketika ruh hamba tersebut melihat buah apel itu, maka dia keluar dengan giat, nyaman, dan bersih (tidak ada perasaan berat sedikit pun).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

07. Penjelasan Tentang Jawaban Anggota Tubuh

Di dalam khobar (dijelaskan), ketika Allah Yang Maha Luhur menghendaki untuk mencabur ruh seorang hamba (mukmin), maka datanglah Malaikat Maut dari arah mulutnya untuk mencabut ruh darinya. Lalu, keluarlah “dzikir” (yang biasa diucapkan ketika hidupnya) dari mulutnya lalu mengatakan, “Tiada jalan bagimu dari arah ini, telah lama sekali lisan hamba ini digunakan untuk berdzikir kepada Tuhannya“.

Malaikat Maut pun kembali kepada Allah Yang Maha Luhur, lalu mengatakan, “Wahai Tuhanku, hamba-Mu mengatakan ini dan ini“. Lalu Allah Yang Maha Luhur menjawab, “Cabutlah dari arah lainnya !“.

Malaikat Maut pun datang dari arah tangan, keluarlah “shodaqoh” (yang biasa dilakukan ketika hidupnya) lalu mengatakan, “Tiada jalan bagimu pada tangan ini, sesungguhnya hamba ini menggunakanku untuk banyak bersedekah, mengusap kepala anak yatim (karena sayang), menulis dengan pena, dan menebas leher orang-orang kafir dengan pedang“.

Kemudian, Malaikat Maut datang ke arah kaki, lalu kaki itu mengatakan, “Tiada jalan bagimu dari arahku, sesungguhnya hamba ini menggunakanku untuk berjalan menuju sholat jama’ah, menjenguk orang sakit, majlis ilmu, dan belajar“.

Malaikat Maut pun datang ke arah telinga, “Tiada jalan bagimu dari arahku, sesungguhnya hamba ini menggunakanku untuk mendengar Al-Qur’an, adzan. dan dzikir“.

Malaikat Maut pun datang ke arah ke dua mata, lalu kedua mata itu mengatakan, “Tiada jalan bagimu dari arah kami, sesungguhnya hamba ini menggunakan kami untuk melihat mushaf (Al-Qur’an), wajah ulama’, wajah kedua orangtua, dan wajah orang-orang sholeh“,

Malaikat Maut pun sowan kepada Allah Yang Maha Luhur, lalu berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya hamba-Mu mengatakan ini dan ini“. Allah Yang Maha Luhur pun menjawab, “Wahai Malaikat Maut, gantungkanlah (tulislah) nama-Ku pada telapak tangan-Mu dan perlihatkan kepada ruh hamba-Ku sehingga dia mengetahuinya !“.

Malaikat Maut pun keluar lalu menulis nama Allah pada telapak tangannya. Dia pun memperlihatkannya kepada ruh hamba itu, lalu ruh hamba itu menerimanya. Lalu keluarlah ruh hamba itu karena berkah nama Allah, maka hilanglah darinya pahitnya waktu naza’ (waktu terlepasnya ruh dari tubuh).

Tidakkah akan hilang pula darinya siksaan yang sangat menyakitnya ketika tertulis di hati orang-orang mukmin nama Allah Yang Maha Luhur, sesuai dengan Firman-Nya yang Maha Luhur :
أَفَمَنْ شَرَحَ اللّٰهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلٰى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya) ?” (Az-Zumar : 22).

Tidakkah akan hilang dari orang-orang mukmin siksa dan kesulitan-kesulitan di hari kiamat (jika memang hatinya terukir nama Allah SWT, tentu saja akan hilang).

Dalam khobar lain (dijelaskan), ada lima perkara yang merupakan bisa mematikan dan lima perkara lainnya adalah obatnya. yaitu dunia adalah bisa yang mematikan dan zuhud adalah obatnya, harta adalah bisa yang mematikan dan zakat adalah obatnya, perkataan adalah obat yang mematikan dan dzikir kepada Allah adalah obatnya, seluruh umur adalah bisa yang mematikan dan taat kepada Allah adalah obatnya, dan semua bulan adalah bisa yang mematikan dan obatnya adalah Bulan Ramadhan.

Dalam khobar lain (dijelaskan), ketika seorang hamba jatuh pada waktu naza’ (waktu terlepasnya ruh dari tubuh) maka akan menyeru orang yang menyeru dari arah Tuhan Yang Maha Pengasih, “Tinggallah dia sehingga dia bisa istirahat sesaat“.

Ketika ruh telah sampai pada dada, maka orang yang menyeru itu berkata, “Tinggallah dia sehingga dia bisa istirahat sesaat“. Begitu juga ketika ruh telah sampai pada kedua lutut dan pusar (orang yang menyeru mengatakan hal yang sama).

Dan ketika ruh telah sampai pada tenggorokan, datanglah seruan, “Tinggallah dia sehinga anggota tubuh sebagian berpamitan dengan sebagian lainnya“.

Lalu, mata satu berpamitan kepada mata lainnya, ia mengatakan, :
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Semoga kesejahteraan tetap terlimpahkan kepadamu sampai hari kiamat“.

Begitu pula halnya dengan kedua telinga, kedua tangan, kedua kaki, dan ruh pun ikut berpamitan kepada tubuh. Maka kami memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari berpamitannya iman kepada lisan, dan kami memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari berpamitannya makrifat (kepada Allah) dan iman kepada hati.

Lalu, tinggallah kedua tangan tak mampu bergerak, kedua kaki tanpa mampu bergerak, kedua mata tanpa mampu melihat, kedua telinga tanpa mampu mendengar, dan tubuh tanpa ruh. Dan jika saja lisan tertinggal tanpa iman dan hati tanpa makrifat (kepada Allah), maka bagaimana keadaa seorang hamba di dalam liang lahat.

Hamba itu tidak dapat melihat seorangpun, tidak bapak, tidak ibu, tidak anak-anak, tidak saudara-saudara, tidak teman-teman, tidak kuda (kendaraan), dan tidak hijab. Lalu jika dia tidak mengetahui Tuhan Yang Maha Mulia, maka dia merugi dalam kerugian yang besar.

Imam Abu Hanifah berkata, “Waktu yang paling banyak merampas iman dari seorang hamba adalah waktu naza’ (waktu terlepasnya ruh dari tubuh)“. Semoga Allah menjaga kita dan kamu semua dari terampasnya iman”.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

08. Penjelasan Tentang Bagaimana Syetan Merampas Iman

Di dalam sebuah khobar (dijelaskan) bahwa syetan, semoga laknat Allah kepadanya, akan datang (pada orang dalam kondisi sakarotul maut), dia duduk di sekitar kepala seorang hamba, lalu berkata padanya, “Tinggalkan agama (islam) ini dan katakan bahwa tuhan ada dua sehingga kamu bisa selamat dari kesensaraan ini“.

Ketika perkara itu sedemikian rupa, ada kekawatiran yang berat dan ketakutan yang besar, maka siapkanlah dirimu dengan menangis, tadhorru’ (merendakan diri kepada Allah), dan menghidupkan malam dengan memperbanyak rukuk dan sujud, sehingga kamu bisa selamat dari siksa Allah Yang Maha Luhur.

Imam Abu Hanifah pernah ditanya, “Dosa apa yang lebih dikhawatirkan bisa merampas iman ?“. Beliau menjawab, “Meninggalkan syukur terhadap iman, meninggalkan kekhawatiran terhadap khotimah (waktu akhir hidup), dan menaniaya seorang hamba. Karena sesungguhnya seseorang yang di dalam hatinya terdapat 3 macam perkara ini, maka secara umumnya dia akan keluar dari dunia dalam keadaan kafir, kecuali orang yang mendapati keberuntungan“.

Dikatakan (dalam riwayat lain), bahwa keadaan yang paling menyensarakan mayit adalah keadaan haus dan terbakarnya hati. Pada waktu itulah syetan akan berusaha mendapatkan kesempatan untuk melepas iman seorang mukmin karena beratnya rasa haus pada waktu itu.

Syetan akan datang di sekitar kepalanya bersama dengan wadah berisi air tawar. Dia akan menggerak-gerakkan wadah tersebut kepadanya, lalu orang mukmin itu berkata, “Berikanlah aku air“. Dia tidak mengerti bahwa dia (orang yang membawa air) adalah syetan. Lalu syetan pun berkata kepadanya, “Katakan tidak ada tuhan yang menciptakan alam sehingga aku akan memberimu“.

Jika dia termasuk orang yang beruntung maka dia tidak akan menjawabnya. Kemudian syetan datang di tempat kedua telapak kakinya dan menggerak-gerakkan wadah itu padanya. Lalu, orang mukmin itu berkata, “Berikan aku air“. Lalu syetan pun berkata, “Katakan, aku telah mendustakan Rosulullah SAW sehingga aku akan memberimu air“.

Maka barang siapa mendapati celaka maka dia akan menjawab perkataan itu karena dia tidak tahan terhadap rasa hausnya, lalu dia akan keluar dari dunia dalam keadaan kafir. Semoga Allah melindungi kita (dari hal itu).

Dan barang siapa yang mendapati keberuntungan, maka dia tidak akan menjawab perkataan syetan dan berpikir tentang apa yang ada di depannya.

Sebagaimana di kisahkan bahwa sesungguhnya Abu Zakariyah Az-Zahid, ketika datang waktu wafat pada beliau, datanglah teman beliau sedangkan beliau dalam keadaan sakarotul maut.

Teman Abu Zakariyah Az-Zahid pun menalkin beliau dengan membacakan kalimat thoyyibah yaitu “La Ila ha Ilahllah Muhammadur Rosulullah”, lalu beliau berpaling darinya. Teman beliau pun menalkin untuk kedua kalinya, lalu beliau pun berpaling darinya. Dan teman beliau pun menalkin untuk ketiga kalinya, lalu beliau berkata, “Aku tidak akan mengucapkan itu“. Lalu beliau pun tak sadarkan diri di depan teman beliau.

Ketika Abu Zakariyyah Az-Zahid sadarkan diri setelah sesaat dan menemui keringanan (sedikit rasa nyaman), maka beliau pun membuka kedua matanya lalu berkata kepada mereka, “Apakah kalian berkata sesuatu kepadaku ?“. Mereka pun menjawab, “Iya, kami menalkin kepadamu syadahat sebanyak 3 kali, namun kamu berpaling 2 kali dan mengatakan pada syahadat ketiga “Aku tidak akan mengatakan itu”“.

Lalu Abu Zakariyyah Az-Zahid berkata, “Iblis telah datang kepadaku dan membawa sebuah wadah berisi air bersamanya. Dia berdiri di sebelah kananku dan menggerak-gerakkan wadah itu. Lalu dia berkata kepadaku, “Apakah kamu membutuhkan air ?”. Aku menjawab, “Iya”. Iblis pun berkata, “Katakan bahwa Isa adalah putra Allah” lalu aku berpaling darinya. Kemudian dia datang kepadaku dari arah kakiku lalu dia mengatakan seperti itu kepadaku. Pada ketiga kalinya, dia berkata, “Katakan bahwa tidak ada tuhan”. Aku pun berkata, “Aku tidak akan mengatakan itu”. Lalu dia membuang wadah itu ke bumi dan berpaling pergi. Maka sesungguhnya aku menolak kepada Iblis, bukan kepada kalian, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rosul-Nya”“.

Berdasarkan khobar ini, telah diriwayatkan dari Manshur bin Amar berkata, “Ketika telah dekat kematian seorang hamba, maka keadaannya terbagi atas lima perkara, yaitu harta untuk para ahli waris, ruh untuk Malaikat Maut, daging untuk belatung, tulang untuk tanah, kebaikan untuk para musuhnya, dan syetan untuk merampas iman“.

Kemudian Manshur bin Amar berkata, “Jika ahli waris pergi dengan membawa harta, maka boleh saja. Jika Malaikat Maut pergi dengan membawa ruh, maka boleh saja. Jika belatung pergi dengan memakan daging, maka boleh saja. Jika para musuhnya pergi dengan membawa kebaikan-kebaikan, maka boleh saja. Andai syetan tidak pergi dengan membawa iman ketika kematian, karena sesungguhnya hilangnya iman adalah berpisah dari agama. Sesungguhnya berpisahnya ruh dari jasad bukanlah berpisah dari Tuhan. Sesungguhnya kematian adalah perpisahan yang tiada seorang pun yang mengetahui sesudahnya dan seberapa ruginya“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

09. Penjelasan Tentang Nida’ (Seruan)

Di dalam sebuah khobar (dijelaskan), ketika ruh berpisah dengan badan, maka diserukan dari langit dengan 3 jeritan (seruan keras), “Wahai anak Adam, apakah kamu meninggalkan dunia ataukah dunia yang meninggalkanmu ?. Apakah kamu mengumpulkan dunia ataukah dunia yang mengumpulkanmu ?. Apakah kamu membunuh dunia ataukah dunia yang membunuhmu ?“.

Ketika mayit diletakkan di tempat mandi, maka diserukan dengan 3 jeritan (seruan keras), “Wahai anak Adam, ke mana badanmu yang kuat, apa yang membuatmu menjadi lemah ?, ke mana lisanmu yang fasih, apa yang menjadikanmu terdiam ?, ke mana kekasih-kekasihmu (orang-orang yang kamu cintai), apa yang membuatmu susah ?“.

Ketika mayit diletakkan di dalam kain kafan, maka diserukan dengan 3 jeritan (seruan keras), “Wahai anak Adam, kamu akan pergi ke perjalanan yang jauh tanpa bekal, kamu keluar dari rumahmu maka kamu tidak akan pernah kembali, kamu menaiki kuda (kendaraan) dan kamu tidak akan lagi menaiki kuda (kendaraan) seperti itu selamanya. Kamu akan menuju ke rumah, apa yang menyulitkannya ?”.

Ketika jenazahnya digotong, maka diserukan dengan 3 jeritan (seruan keras), “Wahai anak Adam, sungguh beruntung sekali kamu, jika kamu bertaubat. Sungguh beruntung sekali kamu, jika amal perbuatanmu adalah amal baik. Sungguh beruntung sekali kamu, jika ridlo Allah Yang Maha Luhur menemanimu dan celakalah kamu jika murka Allah menemanimu“.

Ketika mayit diletakkan untuk disholati, maka diserukan dengan 3 jeritan (seruan keras), “Wahai anak Adam, setiap amal perbuatan yang kamu lakukan, maka kamu akan melihatnya di Hari Kiamat. Jika amal perbuatanmu baik, maka kamu akan menlihatnya sebagai kebaikan. Dan jika amal perbuatanmu buruk, maka kamu akan melihatnya sebagai keburukan“.

Ketika jenazah diletakkan di tepi kubur, maka diserukan dengan 3 jeritan (seruan keras), “Wahai anak Adam, apa yang kamu jadikan bekal di dalam umur-umur untuk dunia yang rusak ini ?. Kekayaan apa yang kamu bawa untuk dunia yang fakir ini ?. Cahaya apa yang kamu bawa untuk dunia yang gelap ini ?“.

Ketika mayit diletakkan di dalam liang lahat, maka diserukan dengan 3 jeritan (seruan keras), “Wahai anak Adam, kamu berada di punggungku dalam keadaan tertawa dan kamu berada di perutku dalam keadaan menangis. Kamu berada di punggungku dalam keadaan berbahagian dan kamu berada di perutku dalam keadaan sedih. Kamu berada di punggungku dalam keadaan berbicara dan kamu berada di perutku dalam keadaan diam“.

Ketika orang-orang membelakanginya (meninggalkannya), maka Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai hamba-Ku, kamu tinggal sendiri seorang diri dan mereka meninggalkanmu di dalam gelapnya kubur. Kamu telah bermaksiat kepada-Ku karena alasan mereka, karena istri, dan karena anak. Maka sesungguhnya Aku mengasihimu pada hari ini karena rohmat yang mana para makhluk akan terheran-heran dari rohmat itu dan aku menyayangimu seperti ibu menyangingi anaknya“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

10. Penjelasan Tentang Keadaan Bumi dan Kubur

Sahabat Anas bin Malik ra berkata, “Sesungguhnya bumi menyeru setiap hari sebanyak 10 kalimat. Bumi mengatakan, “Wahai anak adam, kamu bekerja di atas punggungku dan tempat kembalimu adalah di dalam perutku. Kamu bermaksiat di atas punggungku dan kamu akan disiksa di dalam perutku. Kamu tertawa di atas punggungku dan kamu akan menangis di dalam perutku. Kamu memakan perkara haram di atas punggungku dan belatung-belatung akan memakanmu di dalam perutku. Kamu berbahagia di atas punggungku dan kamu akan sedih di dalam perutku, Kamu mengumpulkan perkara haram di atas punggungku dan kamu akan hancur di dalam perutku. Kamu merasa sombong di atas punggungku dan kamu akan merasa hina di dalam perutku. Kamu berjalan dengan bahagianya di atas punggungku dan kamu akan jatuh sedih di dalam perutku. Kamu berjalan di dalam cahaya di atas punggungku dan kamu akan duduk di dalam kegelapan di dalam perutku. Dan kamu berjalan di dalam jama’ah di atas punggungku dan kamu akan duduk sendiri di dalam perutku“.

Di dalam sebuah khobar (dijelaskan), sesungguhnya kubur menyeru setiap hari sebanyak 3 kali, “Aku adalah rumah kesendirian, aku adalah rumah kegelapan, aku adalah rumah belatung, dan apa yang akan kamu persiapkan untukku ?“.

Dikatakan (dalam riwayat lain), sesungguhnya kubur menyeru setiap hari sebanyak lima kali, “Aku adalah rumah kesendirian, maka jadikanlah bacaan Al-Qur’an sebagai menentram bagimu. Aku adalah rumah kegelapan, maka terangilah aku dengan sholat malam. Aku adalah rumah tanah, maka bawalah tikar yaitu amal sholeh. Aku adalah rumah ular-ular yang amat berbisa, maka bawalah obatnya yaitu ucapan “Bismillahir Rohmanir Rohim” dan menumpahkan air mata. Aku adalah rumah pertanyaan Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir, maka perbanyaklah di atas punggungku dengan ucapan “La Ilaha Illallah Muhammadur Rosulullah” agar memungkinkan bagimu untuk menjawabnya“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

11. Penjelasan Tentang Panggilan Ruh Setelah Keluar

Di dalam khobar yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah ra berkata, “Aku sedang duduk bersila di dalam rumah, tiba-tiba Rosulullah SAW masuk (ke rumah), Beliau mengucapkan salam kepadaku. Lalu aku berkeinginan untuk berdiri (sebagai penghormatan) kepada Rosulullah SAW sebagaimana kebiasaanku ketika Beliau memasuki rumah. Lalu Rosulullah SAW berkata, “Duduklah di tempatmu, tidak seharusnya kau berdiri, Wahai ummul mukminin (ibu orang-orang mukmin) !”.

Siti Aisyah ra berkata (melanjutkan ceritanya), “Rosulullah SAW pun duduk, Beliau meletakkan kepalanya di atas pangkuanku. Lalu Rosulullah SAW tidur terbaring pada tengkuk Beliau. Aku pun mencari uban di jenggot Beliau, Aku melihat 17 rambut putih di jenggot Beliau, lalu aku berpikir dan berkata pada diri sendiri, “Bahwa Rosulullah SAW akan keluar (meninggal) dunia sebelum aku, lalu tersisalah umat ini tanpa nabi. Lalu, aku menangis sampai air mataku mengalir di atas pipi Rosulullah SAW dan bercucuran di atas wajah Beliau.

Rosulullah SAW pun terbangun dari tidurnya, lalu Rosulullah SAW bertanya, “Apa yang membuatmu menangis Wahai Ummul Mukminin ?”. Aku pun menceritakan kisah itu kepada Rosulullah SAW, kemudian Rosulullah SAW bertanya, “Keadaan apa yang paling berat bagi wayit ?”. Aku berkata, “Engkau saja yang menjawab”. Rosulullah SAW berkata, “Tidak, kamu yang menjawab”. Aku menjawab, “Tiada keadaan yang paling berat bagi mayit melebihi waktu di mana dia keluar dari rumahnya, anak-anaknya bersedih di belakangnya sambil berkata, “aduuuh ayahku, aduuuh ibuku” dan sang ayah (mayit) berkata, “aduuuh anakku””.

Lalu Rosulullah SAW bertanya, “Ini adalah berat, lalu apa yang lebih berat daripada ini ?”. Aku menjawab, “Tiada keadaan yang paling berat bagi mayit melebihi ketika dia diletakkan di dalam liang lahatnya, tanah diuruk di atas dia, kerabat-kerabat, anak-anak, dan kekasih-kekasihnya pulang meninggalkannya, dan mereka memasrahkannya kepada Allah Yang Maha Luhur bersama dengan perbuatannya. Lalu datanglah Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir di dalam kuburnya”.

Lalu Rosulullah SAW bertanya, “Wahai Ummul Mukminin, apa yang lebih berat daripada ini ?”. Aku pun menjawab, “Allah dan Rosul-Nya lebih mengetahui”. Rosulullah SAW pun menjawab, “Wahai Aisyah, sesungguhnya keadaan paling berat bagi mayit adalah ketika masuknya orang yang memandikannya ke dalam rumahnya untuk memandikannya, lalu dia (orang yang memandikan) mengeluarkan cincin jari telunjuk dari jari-jarinya (mayit), dia (orang yang memandikan) melepas pakaian pengantin dari badannya (mayit), dan dia (orang yang memandikan) melepas tiang para guru dan orang-orang ahli fiqih dari kepalanya (mayit) untuk memandikannya.

Ketika itulah ruhnya memanggil-manggil dengan suara yang bisa didengar semua makhluk kecuali staqolain (jin dan manusia) ketika ruh melihat dirinya dalam keadaan telanjang. Si mayit berkata, “Wahai orang-orang yang memandikan, aku mohon kepadamu demi Allah, untuk melepas pakaianku dengan halus karena sesungguhnya aku saat ini telah beristirahat dari (sakitnya) penarikan Malaikat Maut”.

Dan tatkala dituangkan air kepadanya, ruh menjerit seperti itu sembari berkata, “Wahai orang-orang yang memandikan, demi Allah jangan tuangkan airmu yang panas dan jangan jadikan airmu panas dan tidak dingin, karena sesungguhnya jasadku telah terbakar dari terlepasnya ruh”. Ketika mereka memandikannya, ruh berkata, “Demi Allah wahai prang-orang yang memandikan, jangan menyentuhku dengan kuat karena sesunggunya jasadku terluka sebab keluarnya ruh”.

Lalu tatkala selesai dari memandikannya, diletakkan kain kapannya, dan diikat di tempat kedua telapak kakinya, ruh memanggil-manggil kepada orang yang memandikan, “Demi Allah wahai orang-orang yang memandikan, jangan mengikat kafan di kepalaku sampai aku melihat wajah keluarga, anak-anak, dan kerabat-kerabatku, karena sesungguhnya ini adalah akhir aku melihat mereka, aku di hari ini akan berpisah dengan mereka, dan aku tidak akan melihat mereka sampai hari kiamat”.

Lalu tatkala mayit dikeluarkan dari rumahnya, dia memanggil-manggil, “Demi Allah wahai jamaahku, jangan kalian cepat-cepat membawaku sampai aku berpamitan pada rumahku, keluargaku, kerabat-kerabatku, dan hartaku”. Lalu dia memanggil-manggil, “Demi Allah wahai jama’ahku, aku telah meninggalkan istriku dalam keadaan menjanda maka jangan kalian menyakitinya, dan anak-anakku dalam keadaan yatim maka jangan kalian menyakiti mereka, karena sesungguhnya aku hari ini keluar dari rumahku dan tidak akan kembali kepada mereka selamanya”.

Dan tatkala jenazahnya diletakkan, dia berkata, “Wahai jamaahku, jangan kalian cepat-cepat sampai aku mendengar suara keluarga, anak-anakku, dan kerabat-kerabatku, karena sesungguhnya aku hari ini berpisah dengan mereka sampai hari kiamat”.

Lalu tatkala jenazahnya digotong dan para jamaah melangkah 3 langkah membawanya, dia memanggil-manggil dengan suara yang bisa didengar setiap sesuatu kecuali tsaqolain (manusia dan jin), ruhnya berkata, “Wahai kekasih-kekasihku, wahai saudara-saudaraku, dan wahai anak-anakku, jangan sampai dunia menipu kalian sebagaimana dunia telah menipuku. Jangan sampai waktu mempermainkan kalian sebagaimana waktu telah mempermainkanku. Ambillah pelajaran dariku karena sesungguhnya aku telah meninggalkan harta yang telah aku kumpulkan untuk para pewarisku sedangkan mereka tidak akan menanggung kesalahanku sedikit pun dan (menanggung) atas dunia yang mana Allah Yang Maha Luhur akan memperhitungkan amalku. Dan kalian bersenang-senang dengannya (harta) maka jangan kalian meninggalkanku”.

Dan tatkala para jamaah menyolatinya dan sebagian keluarga dan teman-temannya kembali dari tempat sholat, dia berkata, “Demi Allah wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya aku mengetahui bahwa wajah mayit lebih dingin daripada hawa/cuaca yang dingin di hati orang-orang yang hidup, tetapi jangan kalian kembali secepat ini”.

Lalu tatkala para jamaah meletakkannya di sekitar kuburnya, dia berkata, “Demi Allah wahai jamaah dan saudara-saudaraku, aku mendoakan kalian dan jangan kalian tidak mendoakanku”.

Lalu tatkala para jamaah meletakkanya di liang lahat, dia berkata, “Demi Allah wahai para pewarisku, tidaklah aku mengumpulkan harta yang banyak dari dunia kecuali aku meninggalkannya untuk kalian, maka ingatlah aku dengan memperbanyak kebaikan kalian (untuk dishodaqohkan kepadaku) dan aku telah mengajarkan kalian Al-Qur’an dan adab maka janganlah kalian lupa mendoakanku”.

Berdasarkan riwayat ini ada cerita dari Abu Qilabah ra, yaitu diriwayatkan bahwa Abu Qilabah ra melihat di dalam mimpi, kuburan telah terbelah dan orang-orang yang mati benar-benar keluar dari kubur.

Mereka duduk di pinggir kubur dan di hadapan setiap seorang dari mereka memegang wadah talam dari cahaya. Abu Qilabah ra pun melihat di antara mereka seorang yang termasuk tetangga-tetangga mereka. Abu Qilabah ra tidak melihat di hadapannya sesuatu (wadah talam) dari cahaya.

Lalu aku (Abu Qilabah ra) bertanya kepadanya, aku berkata, “Bagaimana bisa aku tidak melihat di hadapanmu (wadah) cahaya ?”. Lalu mayit itu (orang itu) menjawab, “Sesungguhnya mereka memiliki anak-anak dan teman-teman yang menghadiahkan kebaikan kepada mereka, mereka bershodaqoh untuk mereka, cahaya ini merupakan sesuatu yang mereka (anak-anak dan teman-teman) shodaqohkan untuk mereka (para mayit). Sedangkan aku memiliki anak yang tidak sholeh, dia tidak mendoakanku, dan tidak bershodaqoh untukku. Karena itulah aku tidak ada (wadah) cahaya bagiku dan aku malu pada tetangga-tetanggaku”.

Ketika Abu Qilabah ra terbangun, dia pun memanggil anaknya (si mayit itu) dan menceritakan atas apa yang dia lihat (di dalam mimpi). Lalu anaknya berkata, “Aku bertaubat pada kekuasaanmu dan aku tidak akan kembali pada apa yang telah aku lakukan selamanya”. Kemudian anaknya sibuk melakukan ketaatan, doa, dan shodaqoh untuk ayahnya.

Ketika waktu telah lewat, Abu Qilabah ra melihat pekuburan itu di kesempatan lain sesuai keadaannya (sama seperti dulu) dan dia melihat cahaya di hadapan orang itu yang lebih terang daripada matahari, lebih banyak daripada cahaya teman-temannya.

Lalu orang itu berkata kepadaku, “Wahai Abu Qilabah, semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, aku telah benar-benar selamat dari malu kepada tetangga-tetanggaku”.

Dan di dalam khobar, sesungguhnya Malaikat Maut mendatangi seseorang di daerah Iskandariyah. Lalu orang itu bertanya, “Siapa kamu ?”. Malaikat Maut pun menjawab, “Aku adalah Malaikat Maut”. Lalu gemetarlah tulang-tulang ruasnya, yaitu daging di antara perut dan belikat.

Lalu Malaikat Maut berkata kepadanya, “Apa yang aku lihat ini ?”. Orang itu pun menjawab, “Takut neraka”. Malaikat Maut pun berkata kepadanya, “Akankah aku menulis sebuah kalimat yang mana kamu bisa selamat dengan kalimat itu dari neraka ?”. Orang itu pun menjawab, “Iya”.

Lalu Malaikat Maut mendatangkan buku catatan amal orang itu dan menulis di dalamnya, “Bismillahir rohmanir rohim – Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang”. Perori mengatakan, “Ini (kalimat basmallah) adalah pembebas dari neraka”.

[Dalam riwayat lain] seorang yang arif mendengar seseorang yang membaca basmallah. Lalu orang arif itu berkata, “Nama kekasih di dalam kalimat ini, bagaimana kamu bisa melihatnya ?” Kemudian dia berkata, “Orang-orang mengatakan bahwa dunia bersama Malaikat Maut tidak sama dalam hal keselamatan, sedangkan aku mengatakan bahwa dunia tanpa Malaikat Maut tidak sama dalam hal keselamatan, karena Malaikat Maut bisa menyampaikan kekasih kepada kekasih lainnya”.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

12. Penjelasan Tentang Musibah Atas Mayit

Diriwayatkan di dalam sebuah khobar bahwa barang siapa yang dilanda dengan sebuah musibah, lalu dia menyobek pakaian karena musibah itu atau memukul dada karena musibah itu, maka dia seperti mengambil tombak dan memerangi Allah Yang Maha Luhur.

Diriwayatkan dari Nabi SAW, bersabda:


مَنْ سَوَّدَ بَابًا اَوْ ثِيَابًا عِنْدَ الْمُصِيْبَةِ اَوْ ضَرَبَ دُكَّانًا اَوْ كَسَّرَ شَجَرَةً اَوْ قَطَّعَ شَعْرَةً، بُنِيَ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ بَيْتٌ فِى النَّارِ، وَلَا يَقْبَلُ اللّٰهُ تَعَالٰى مِنْهُ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا مَادَامَ ذٰلِكَ السَّوَادُ عَلَى بَابِهِ، وَشُدِّدَ عَلَيْهِ حِسَابُهُ، وَلَعَنَهُ كُلُّ مَلَكٍ فِى السَّمَاءِ وَالْاَرْضِ، وَكُتِبَ عَلَيْهِ اَلْفُ خَطِيْئَةٍ، وَقَامَ مِنْ قَبْرِهِ عُرْيَانًا، وَمَنْ خَرَقَ عَلَى الْمُصِيْبَةِ جَيْبَهُ خَرَقَ اللّٰهُ دِيْنَهُ، وَاِنْ لَطَمَ خَدًّا اَوْ خَدَّسَ وَجْهًا حَرَّمَ اللّٰهُ تَعَالٰى عَلَيْهِ النَّظْرُ اِلٰى وَجْهِهِ الْكَرِيْمِ

Barang siapa menjadikan hitam pintu atau pakaian ketika musibah, atau memukul pertokoan, atau menebang pohon, atau memotong rambung, maka dibangunkan baginya rumah di neraka atas setiap rambut (yeng terpotong), Allah Yang Maha Luhur tidak akan menerima darinya ibadah sunnah dan ibadah fardlu selama warna hitam itu masih ada pada pintunya, diberatkan baginya hisab amal perbuatannya, setiap malaikat di langit dan di bumi melaknatinya, ditulis baginya 1000 kesalahan, dan dia berdiri (bangkit) dari kuburnya dalam keadaan telanjang. Barang siapa yang merobek lengan sakunya atas musibah, maka Allah akan merobek agamanya, jika dia menampar pipi atau mencakar wajah maka Allah yang Maha Luhur mengharamkannya melihat Dzat-Nya Yang Maha Mulia“.

Dan di dalam sebuah khobar (dijelaskan), ketika anak Adam (manusia) meninggal dunia dan terkumpullah jeritan di dalam rumahnya, maka Malaikat Maut berdiri di depan pintu rumahnya. Lalu Malaikat Maut berkata kepada mereka (yang berteriak), “Apa teriakan ini ? demi Allah aku tidaklah mengurangi umur dan rizki seorang pun dari kalian semua dan aku tidak menganiyaya seorang pun dari kalian semua. Dan jika jeritan kalian (karena kesedihan atas kehilangan seseorang yang tercabut nyawanya) dariku maka aku hanyalah hamba yang diperintah, jika jeritan itu (karena sedih kehilangan) dari mayit maka dia adalah hamba yang dipaksa, dan jika jeritan itu (karena perasaan tidak menerima takdir) dari Allah Yang Maha Luhur maka kaliah tidak mengerti tentang Allah yang Maha Luhur. Maka demi Allah, sesungguhnya aku di dalam masalah kalian, akan kembali kemudian kembali”.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

13. Penjelasan Tentang Menangisi Mayit

Berkata Al-Faqih Abu Laits, semoga rohmat Allah senantiasa tercurahkan kepada beliau, “Meratapi mayit adalah haram, dan tidak apa-apa menangisi mayit, namun sabar lebih utama”, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“.

Dan diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasanya Beliau bersabda:

النَّائِحَةُ وَمَنْ حَوْلَهَا مِنْ مُسْتَمِعِهَا عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللّٰهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ

Orang yang meratapi mayit dan orang yang disekitarnya termasuk orang yang mendengarkannya, laknat Allah, para malaikat, dan manusia, terlimpahkan kepada mereka, semuanya“.

Dikatakan ketika Hasan bin Hasan bin Ali wafat, maka istrinya berdiam diri di atas kubur beliau dalam satu tahun. Ketika telah mencapai puncak tahun, maka terdengar keras suara fustoth (suara setengah keras). Lalu orang-orang mendengar suara dari arah kubur, “Apa kalian telah menemukan apa yang telah hilang ?“. Dan mereka mendengar suara dari arah yang lain, “Bahkan, kalian telah berbuat buruk, maka bubarlah kalian“.

Dan diriwayatkan dari Nabi SAW:

اَنَّهُ لَمَّا مَاتَ اِبْنُهُ اِبْرَاهِيْمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ دَمَعَتْ عَيْنَاهُ، فَقَالَ لَهُ عَبْدُ الرَّحْمٰنِ ابْنُ عَوْفٍ : يَارَسُوْلَ اللّٰهِ اَلَيْسَ قَدْ نَهَيْتَنَا عَنِ الْبُكَاءِ ؟ قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ : اِنَّمَا نَهَيْتُكُمْ عَنِ الصَّوْتَيْنِ الْفَاجِرَيْنَ الْاَحْمَقَيْنِ، وَهُمَا صَوْتُ النَّوْحِ وَالْغِنَاءِ، وَعَنْ خَدَشِ الْوُجُوْهِ وَشَقِّ الْجُيُوْبِ، وَلٰكِنْ هٰذِهِ رَحْمَةٌ جَعَلَهَا اللّٰهُ تَعَالٰى فِيْ قُلُوْبِ الرُّحَمَاءِ، ثُمَّ قَالَ : الْقَلْبُ يَحْزَنُ وَالْعَيْنُ تَدْمَعُ

Bahwasanya ketika putra Nabi SAW, Ibrahim as, wafat, maka bercucurlah air mata Beliau. Lalu Sahabat Abdur Rohman bin Auf bertanya kepada Nabi SAW, “Bukankah Engkau telah melarang kami menangis ?”. Nabi SAW pun menjawab, “Sesungguhnya aku melarang kalian dari 2 suara yang menyimpang (buruk) lagi bodoh, keduanya adalah suara ratapan mayit dan nyanyian. (Dan aku melarang) mencakar wajah dan merobek lengan saku. Tetapi tangisan ini adalah rohmat yang dijadikan Allah Yang Maha Luhur di dalam hati orang-orang yang menyayang. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Hati bersedih sedangkan mata bercucuran air mata”“.

Diriwayatkan dari Wahab bin Kaisan ra:

اِنَّ عُمَرًا نَصَرَ اِمْرَأَةً تَبْكِى عَلَى الْمَيِّتِ فَنَهَاهَا، فَقَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ السَّلَامُ : دَعْهَا يَااَبَا حَفْصٍ، فَاِنَّ الْعَيْنَ بَاكِيَةٌ وَالنَّفْسَ مُصَابَةٌ وَالْعَهْدَ حَدِيْثٌ

Sesungguhnya Sahabat Umar bin Khattab melihat seorang wanita yang menangisi mayit, Sahabat Umar bin Khattab pun melarangnya. Lalu Nabi SAW bersabda, “Tinggalkan dia Wahai Abu Hafs, karena sesungguhnya mata menangis, jiwa terkena musibah, dan masa adalah sesuatu yang baru terjadi

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

14. Penjelasan Tentang Sabar Atas Musibah

Diriwayatan dari Sahabat Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi SAW bersabda:

اَوَّلُ مَا كُتِبَ بِالْقَلَمِ فِى اللَّوْحِ الْمَحْفُوْظِ بِاَمْرِ اللّٰهِ تَعَالٰى اِنِّيْ اَنَا اللّٰهُ لَا اِلٰهَ اِلَّا اَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدِيْ وَرَسُوْلِيْ وَخَيْرَتِيْ، مَنْ اِسْتَسْلَمَ لِقَضَاءِ وَصَبَرَ عَلَى بَلَائِيْ وَشَكَرَ لِنَعْمَائِيْ اَكْتُبُ لَهُ صَدِيْقًا وَاُبْعِثُ لَهُ مَعَ الصِّدِّيْقِيْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَسْلِمْ لِقَضَائِيْ وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلَائِيْ وَلَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَائِيْ فَلْيَخْرُجْ مِنْ تَحْتَ سَمَائِيْ وَلْيَطْلُبْ رَبًّا سِوَائِيْ

Hal pertama yang ditulis dengan Qolam di dalam Lauhul Mahfudh dengan perintah Allah Yang Maha Luhur adalah “Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada tuhan selain Aku, Nabi Muhammad adalah hamba-Ku, rosul-Ku, dan pilihan-Ku, Barang siapa yang pasrah diri terhadap qodlo’-Ku, sabar terhadap bala’-Ku, dan bersyukur terhadap nikmat-nikmat-Ku, maka Aku akan menulis baginya sebagai orang yang benar, Aku akan membangkitkannya bersama dengan orang-orang yang benar di hari kiamat, dan Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Barang siapa yang tidak mau memasrahkan diri terhadap qodlo’-Ku, tidak mau sabar atas bala’-Ku, dan tidak mau bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku, maka hendaklah ia keluar dari bawah langit-Ku dan mencari tuhan selain Aku“.

Al-Faqih Abu Laits, semoga rohmat Allah SWT senantiasa terlimpahkan kepada bleiau, berkata, “Bersabar atas bala’ dan mengingat Allah ketika tertimpa musibah merupakan sesuatu yang diwajibkan kepada manusia. Karena sesungguhnya ketika dia mengingat Allah di tempat itu, maka ia ridlo dari Allah atas qodlo’ Allah dan menghina syetan“.

Sahabat Ali bin Abi Thalib, semoga Allah SWT memuliakan dirinya, berkata, “Sabar terbagi atas 3 macam, pertama bersabar dalam melakukan ketaatan, kedua bersabar dalam meninggalkan maksiat, dan ketiga bersabar atas musibah. Barang siapa bersabar dalam melakukan ketaatan, maka Allah Yang Maha Luhur akan memberikannya 100 derajat, setiap derajat seluas antara langit dan bumi. Barang siapa yang bersabar dalam meninggalkan maksiat, maka Allah Yang Maha Luhur akan memberinya di hari kiamat sebanyak 600 derajat, setiap derajat seluas antara langit dan bumi. Barang siapa yang bersabar atas musibah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya tanpa disangka-sangka (tak terbatas)“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

15. Penjelasan Tentang Keluarnya Ruh Dari Badan

Di dalam khobar (dijelaskan), tatkala seorang hamba terjatuh di dalam waktu naza’ (terlepasnya ruh), maka lisannya tertahan dan datanglah kepadanya 4 malaikat. Malaikat pertama berkata, “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas rizkimu. Aku telah mencari (rizkimu) di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan sesuap (makanan) dari rizkimu yang masuk pada saat ini“.

Kemudian datanglah malaikat kedua, lalu berkata, “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas air minummu dan lainnya. Aku telah mencari di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan seteguk air yang mendekati pada saat ini“.

Kemudian datanglah malaikat ketiga, lalu berkata, “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas nafasmu. Aku telah mencari di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan satupun hembusan nafasmu“.

Kemudian datanglah malaikat keempat, lalu berkata, “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas ajalmu. Aku telah mencari di bumi, timur dan barat, namun aku tidak menemukan sesaatpun bagimu“.

Kemudian datanglah Malaikat Kiromul Katibin dari sisi kanan dan sisi kiri. Lalu berkatalah malaikat yang ada di sisi kanan, “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas kebaikanmu”. Malaikat itu pun mengeluarkan buku catatan amal yang berwarna putih, lalu menunjukkannya kepadanya seraya berkata, “Lihatlah amal-amal baikmu !“. Seketika itu dia menjadi bahagia dan giat (lega).

Lalu berkatalah malaikat yang ada di sisi kiri, “Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, aku adalah malaikat yang diserahi atas keburukanmu”. Malaikat itu pun mengeluarkan buku catatan amal yang berwarna hitam, lalu menunjukkannya kepadanya seraya berkata, “Lihatlah pada buku catatan amal burukmu !“. Seketika itu bercucurlah keringatnya, kemudian dia melihat di sisi kanan dan sisi kiri karena takut dibacakan buku catatan amalnya. Lalu malaikat itu pun menyengaja melemparkan buku catatan amalnya ke atas bantal, kemudian malaikat itu menyingkir.

Lalu datanglah Malaikat Maut, dan di sisi kanannya ada malaikat rohmah dan di sisi kirinya ada malaikat siksa. Di antara mereka, ada yang menarik ruh dengan tarikan kuat. Di antara mereka, ada yang melepas dengan kencang. Dan di antara mereka, ada yang giat bersemangat.

Tatkala ruh sampai pada tenggorokan, maka Malaikat Maut pun mengambil ruhnya. Jika dia termasuk rang yang beruntung, maka menyerulah malaikat rohmah. Dan jika dia termasuk orang yang cekala, maka menyerulah malaikat siksa.

Lalu malaikat pun mengambil ruhnya, mereka membawanya naik ke sisi Tuhan Semesta Alam. Jika dia termasuk orang yang beruntung, maka Allah berkata, “Kembalikan ruh itu ke badannya sehingga dia melihat apa yang ada di jasadnya !“.

Kemudian malaikat turun bersama ruh itu, lalu meletakkannya di tengah rumahnya. Lalu dia pun melihat orang yang bersedih padanya dan orang yang tidak bersedih kepadanya sedangkan dia tak kuasa berbicara. Kemudian diiringlah jenazahnya ke kuburnya, Allah pun memerintahkan agar ruh itu kembali ke jasadnya sebagaimana ia ada di dunia.

Beberapa riwayat berselisih di dalam masalah ini (ketika ruh kembali ke jasadnya). Sebagian ulama’ berpendapat bahwa ruh kembali ke dalam jasadnya sebagaimana ia ada, kemudian dia didudukkan dan ditanyai. Sebagian ulama’ lagi berpendapat bahwa pertanyaan itu untuk ruh bukan untuk jasadnya. Sebagian ulama’ lagi berpendapat bahwa ruh itu masuk ke dalam jasadnya sampai pada dadanya. Ulama’ akhir berpendapat bahwa ruh itu berada di antara jasad dan kain kafannya. Dan di dalam semua perselisihan pendapat itu, telah datang atsar dan pendapat yang shohih menurut ahlul ilmi agar seorang hamba menetapkan keyakinan tentang adanya siksa kubur dan tidak sibuk di dalam masalah bagaimana keadaan kubur (di mana ruh berada ketika kembali ke jasad, dll).

*** _______________________________

Al-Faqih Abu Laits, semoga rohmat Allah senantiasa terlimpahkan kepada beliau, berkata, “Barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur, maka ia harus melanggengkan 4 perkara dan menjauhi 4 perkara lainnya. Adapun 4 perkara yang dilanggengkan, maka itu adalah menjaga sholat, shodaqoh, membaca Al-Quran, dan memperbanyak membaca tasbih, karena 4 perkara ini bisa menerangi dan meluaskan kubur. Adapun 4 perkara yang dijauhi, maka itu adalah dusta, berhianat, mengadu domba, dan kencil di atas badan“.

Nabi SAW telah bersabda :
اِسْتَنْزِهُوْا مِنَ الْبَوْلِ، فَاِنَّ عَامَّةَ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنْهُ

Bersucilah dari air kencing, karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur adalah sebab air kencing (tidak berhati-hati dalam bersuci ketika kencing)“.

*** _______________________________

Kemudian turunlah 2 malaikat yang keras yang membelah bumi dengan cakarnya, mereka berdua adalah Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir. Lalu keduanya mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu  ?…. dan seterusnya “.

Jika dia termasuk golongan orang yang beruntung, maka dia akan menjawab, “Tuhanku adalah Allah, nabiku adalah Nabi Muhammad SAW, dan agamaku adalah islam“. Lalu keduanya menjawab, “Kemudian, silahkan tidur seperti tidurnya pengantin” Keduanya pun membuka lubang di sisi kepadanya, lalu dia melihat rumah dan tempat duduknya di dalam surga. Lalu, keduanya kembali bersama ruh itu ke langit dan menjadikan ruh itu berada di dalam lampu yang digantungkan di Arsy.

*** _______________________________

Diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah, berkata : Nabi SAW bersabda, Allah Yang Maha Luhur berfirman:
لَا اُجْرِجُ عَبْدًا مِنْ عَبَادِيْ مِنَ الدُّنْيَا وَاَنَا اُرِيْدُ اَنْ اَغْفُرَ لَهُ اِلَّا نَقَّصْتُ مِنْ سَيِّئِ عَمَلِهِ بِسَقَمٍ فِيْ جَسَدِهِ اَوْ بِضَيْقٍ فِيْ مَعِيْشَتِهِ اَوْ بِمَا يُصِيْبِهُ مِنْ غَمٍّ، فَاِنْ بَقِيَ مِنْ سَيِّأٓتِهِ شَيْئٌ شَدَّدْتُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَوْتِ حَتّٰى يَلْقَانِيْ وَلَا سَيِّئَةَ عَلَيْهِ، وَعِزَّةِ وَجَلَالِيْ لَا اُجْرِجُ عَبْدًا مِنْ عَبَادِيْ وَاَنَا اُرِيْدُ اَنْ لَا اَغْفُرَ لَهُ اِلَّا وَفَيْتُهُ بِكُلِّ حَسَنَةِ عَمِلَهَا بِصِحَّةٍ فِيْ جَسَدِهِ وَفَرْحٍ يُصِيْبُهُ وَسَعَةٍ فِيْ رِزْقِهِ، فَاِنْ بَقِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ شَيْئٌ هَوِّنْتُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَوْتِ حَتّٰى يَلْقَانِيْ وَلَا حَسَنَةَ لَهُ

Aku tidak akan mengeluarkan (seorang hamba dari hamba-hamba-Ku dari dunia, sedangkan Aku ingin mengampuninya, kecuali aku mengurangi keburukan amalnya dengan penyakit di badannya, atau kesempitan di kehidupannya, atau kesusahan yang menimpanya. Jika ada yang tersisa dari keburukan-keburukannya, maka aku memberatkannya ketika kematian sehingga dia menemuiku dan tidak ada keburukan padanya. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, aku tidak akan mengeluarkan seorang hamba dari hamba-hamba-Ku (dari dunia) sedangkan Aku tidak ingin mengampuninya kecuali aku memenuhi setiap kebaikan yang dia lakukan dengan kesehatan badannya, kebahagiaan yang menimpanya, dan keluasan di dalam rizkinya. Jika masih ada yang tersisa dari kebaikan-kebaikannya, maka aku akan meringankannya ketika kematian, sehingga dia menemui-Ku dan tidak ada kebaikan padanya“.

Abu Aswad berkata, kami berada di sisi Siti Aisyah ra, tiba-tiba sebuah tenda besar terjatuh di atas seseorang, orang-orang pun tertawa, lalu Siti Aisyah ra berkata : aku mendengar Rosulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يُشَاكُ بِشَوْكَةٍ اِلَّا رُفِعَ لَهُ بِهَا جَسَنَةٌ وَحُطَّ عَلَيْهِ بِهَا سَيِّئَةٌ

Tidaklah seorang mukmin tertusuk duri kecuali diangkat baginya 1 kebaikan sebab duri itu dan dilebur baginya 1 keburukan sebab duri itu

Dan telah dikatakan (dalam sebuah riwayat), “Tidak akan kebaikan di dalam badan yang tidak pernah tertimpa penyakit-penyakit dan tidak ada kebaikan di dalam harta yang tidak pernah tertimpa pengganti-pengganti“.

*** _______________________________

Di dalam sebuah khobar (dijelaskan), sesengguhnya ketika seorang mukmin terputus dari dunia dan menghadap pada akhirat, maka turunlah kepadanya para malaikat dari langit yang berwajah putih, wajah mereka seperti matahari. Mereka membwa kain kafan dari kain-kain kafan surga dan hanuth (semacam obat agar mayat tidak busuk) dari hanuth-hanuth surga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang.

Kemudian datanglah Malaikat Maut, lalu duduklah Malaikat Maut di sisi kepalanya seraya berkata, “Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan ridlo Allah“. Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), lalu keluarlah ruh dan mengalir dari badannya sebagaimana tetesan mengalir dari minuman.

Para malaikat pun mengambil dan meletakkan ruh itu pada apa yang ada di depan mereka, mereka memasukkan ruh ke dalam kain-kain kafan itu dan  keluarlah dari kain-kain kafan itu bau wangi seperti bau misik.

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), dan tidaklah mereka naik (ke langit bersama ruh itu) bertemu dengan para malaikat lain kecuali para malaikat lain itu bertanya, “Bau wangi apa ini ?“. Mereka pun menjawab, “Ini adalah bau fulan” seraya menuturkan sebaik-baik nama orang itu yang mana dia dipangggil dengan nama itu di dunia.

Tatkala mereka dengan ruh itu sampai ke langit, maka mereka meminta dibukakan, lalu dibukakan pintu-pintu langit untuk mereka. Dan para malaikat (yang ada di langit) ikut mengiringinya dari setiap langit sampai langit ketujuh.

Meyerulah suara yang menyeru dari arah Dzat Allah, “Catatlah di dalam kitab amalnya (bahwa tempatnya) di dalam surga Illiyun, dan kembalikanlah dia ke bumi karena sesungguhnya dia diciptakan dari bumi“. Sebagaimana telah ditegaskan dalam Firman Allah Yang Maha Luhur:
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرٰى

Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain” (Surat Thoha : 55).

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), lalu para malaikat mengembalikan ruh ke jasadnya. Dan datanglah 2 malaikat yang menyeramkan, keduanya mendudukkannya seraya bertanya kepadanya, “Siapa tuhanmu ? ….. dan seterusnya“.

Kemudian, keduanya bertanya kepadanya, “Apa pendapatmu tentang orang ini yang telah diutus di dalam kalian semua, yakni Nabi Muhammad ?“. Lalu, dia menjawab, “Dia adalah utusan Allah, Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepadanya, dan aku beriman dan membenarkannya“. Lalu, menyerulah dari arah langit, “Telah benar hamba-Ku, maka beberkanlah baginya tikar dari surga, kenakan dia pakaian dari surga, dan bukakan baginya pintu surga“.

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), dan datanglahlah bau dan wangi surga, dan diluaskan kuburnya sepanjang mata memandang.

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), kemudian datanglah seseorang yang tampan wajahnya dan pakainnya berbau wangi. Lalu orang itu berkata kepadanya, “Bergembiralah dengan seseorang yang akan membahagiakanmu. Ini adalah harimu, yang mana kamu telah dijanjikan atas hari ini“. Lalu, dia bertanya kepada orang itu, “Siapa kamu ? semoga Allah Yang Maha Luhur merohmatimu, aku tak pernah melihat di dunia seseorang yang lebih tampan darimu“. Orang itu pun menjawab, “Aku adalah amal baikmu“. Lalu dia berkata, “Wahai Tuhanku, tegakkalah hari kiamat sehingga aku bisa kembali pada keluargaku (keluarga = amal sholeh, surga, dan kenikmatan akhirat)“.

*** _______________________________

Dan jika dia termasuk golongan orang yang celaka, ketika kematian datang kepadanya, maka turunlah kepadanya para malaikat dari langit. Mereka membawa pakaian adzab (pakaian siksa). Mereka duduk jauh darinya. Lalu datanglah Malaikat Maut, dia duduk di sekitar kepalanya seraya berkata, “Wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju murka Allah Yang Maha Luhur“.

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), lalu ruhnya berpisah dari jasadnya, keluarlah ruh dari jasadnya sebagaimana perasan air yang keluar dari bulu yang basah.

Tatkala ruhnya keluar dari jasadnya, maka dia dilaknati oleh setiap apapun yang bertemu dengannya di antara langit dan bumi. Namun, setiap apapun bisa mendengarnya (suara laknat) kecuali tsaqolain (manusia dan jin).

Lalu, para malaikat membawa ruhnya naik ke langit dunia. Ketika mereka sampai membawa ruh itu di langit dunia, maka terkuncilah langit karena kedatangan ruh itu. Lalu, menyerulah suara yang menyeru dari arah Dzat Yang Maha Pengasih, “Kembalikan dia ke tempat berbaringnya“. Lalu mereka mengembalikannya ke kuburnya.

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir pun mendatanginya dengan membawa sesuatu yang paling sulit dari setiap kesulitan. Suara keduanya seperti halilintar dan mata keduanya seperti kilat yang menyambar. Keduanya membelah bumi dengan taringnya.

Lalu, kedua malaikat itu mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Siapa Tuhanmu ?“. Dia pun menjawab, “Aku tak tahu“. Lalu, menyerulah suara dari arah kubur, “Pukullah dia !“. Kedua malaikat itu pun memukulnya dengan pemukul besi, jikalau semua makhluk berkumpul maka mereka tidak akan bisa mengangkat pemukul itu. Menyalalah api di kuburnya, lalu kubur itu menghimpit dan mencampur aduk tulang belulangnya.

Kemudian, datanglah kepadanya seorang yang buruk rupa dan busuk baunya seraya berkata, “Semoga Allah membalasmu dengan keburukan. Maka demi Allah, kamu tidak pernah beramal, tetapi kamu lambat dalam melakukan ketaatan dan bergegas dalam melakukan maksiat kepada Allah !“.

Dia pun bertanya, “Siapa kamu, aku tak pernah melihat di dunia orang yang lebih buruk rupa daripada kamu ?“. Lalu orang itu menjawab, “Aku adalah amal burukmu !“.

Kemudian, dibukakan pintu menuju neraka baginya sehingga dia melihat tempat duduknya di dalam neraka. Maka tiada henti seperti itu (siksa kubur) sampai hari kiamat.

*** _______________________________

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), orang mukmin diuji di dalam kuburnya selama 7 hari, sedangkan orang kafir selama 40 hari.

Nabi SAW bersabda:
مَنْ مَاتَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ اٰمِنَهُ اللّٰهُ تَعَالٰى مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ

Barang siapa meninggal dunia di hari Jum’at, maka Allah Yang Maha Luhur akan memberinya keamanan dari fitnah kubur“.

Di dalam sebuah khobar (dijelaskan) dari Abu Umamah Al-Bahili ra, tatkala seseorang meninggal dunia dan diletakkan di dalam kuburnya, maka datanglah Malaikat Maut. Ia duduk di sekitar kepalanya, dia menyiksanya, memukulinya sekali dengan palu yang mana tidaklah tersisa anggota badannya kecuali terputus-putus, kuburnya terluap-luap oleh api.

Lalu dia berkata, “Berdirilah atas izin Allah“. Maka tiba-tiba dia duduk tegak dengan menjerit yang mana jeritan itu terdengar oleh apapun yang ada di antara langit dan bumi kecuali jin dan manusia.

Dia bertanya kepada malaikat itu, “Mengapa kamu melakukan ini ? Mengapa kamu menyiksaku ? padahal aku telah benar-benar mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, dan berpuasa di Bulan Ramadhan ?“.

Lalu, malaikat itu menjawab, “Aku menyiksamu karena sesungguhnya kamu pada suatu hari bertemu orang yang dianiyaya, dia meminta pertolongan kepadamu, namun kamu tidak menolongnya. Dan kamu sholat suatu hari dan kamu tidak bersuci dari kencingmu“.

Maka jelaslah berdasarkan khobar ini bahwa menolong orang yang teraniyaya adalah wajib, sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi SAW:
مَنْ رَأَى مَظْلُوْمًا فَاسْتَغَاثَ بِهِ وَلَمْ يُغِثْهُ ضُرِبَ فِيْ قَبْرِهِ مَائَةَ سَوْطٍ مِنَ النَّارِ

Barang siapa melihat orang yang teraniyaya, lalu dia meminta pertolongan kepadanya dan dia tidak mau menolongnya, maka dia akan dipukul di dalam kuburnya sebanyak 100 cambukan dari api neraka“.

Dan diriwayatkan dari Nabi SAW:
اَرْبَعَةُ نَفَرٍ يَأْتِيْ بِهِمُ اللّٰهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنَابِرٍ مِنْ نُوْرٍ وَيُدْخِلُهُمْ فِيْ رَحْمَتِهِ، قِيْلَ : مَنْ اُولٰئِكَ يَارَسُوْلَ اللّٰهِ ؟ فَقَالَ : مَنْ اَشْبَعَ جَائِعًا اَوْ جَهَّزَ غَازِيًا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَوْ اَعَانَ ضَعِيْفًا اَوْ اَغَاثَ مَلْهُوْفًا

Ada empat golongan yang didatangkan Allah di hari kiamat di atas mimbar-mimbar dari cahaya dan Allah memasukkan mereka ke dalam rohmat-Nya. Para sahabat bertanya, “Siapa mereka, wahai Rosulullah ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang memberi kenyang pada orang yang lapar, orang yang memberi bekal pada orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menolong orang lemah, atau orang yang menolong orang yang kesusahan“.

Dan diriwayatkan dari Sahabat Anas bin Malik ra, bahwa dia berkata, Rosulullah SAW bersabda :
اِذَا وُضِعَ الْمَيِّتُ فِى الْقَبْرِ وَاُهِيْلَ التُّرَابُ عَلَيْهِ يَقُوْلُ اَهْلُهُ وَاَوْلَادُهُ : وَاسَيِّدَاهْ وَاشَرِيْفَاهْ، فَيَقُوْلُ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ : اَتَسْمَعُ مَا يَقُوْلُوْنَ ؟ فَيَقُوْلُ : نَعَمْ، فَيَقُوْلُ : اَنْتَ كُنْتَ شَرِيْفًا، فَيَقُوْلُ الْعَبْدُ : هُمْ يَقُوْلُوْنَ ذٰلِكَ يَالَيْتَهُمْ يَسْكُتُوْنَ، فَيُضْغِطُهُ الْقَبْرُ فَتَخْتَلِطُ اَضْلَاعُهُ، وَيُنَادِى فِيْ قَبْرِهِ : وَاعَظْمَاهْ وَاذَلَّ مَقَامَاهْ وَانَدَامَتَاهْ وَاعَنْفَ سُؤَالَاهْ، حَتَّى تَدْخُلُ اَوَّلُ لَيْلَةِ جُمُعَةٍ مِنْ رَجَبَ مِنْ عَامِهِ ذٰلِكَ، فَيَقُوْلُ اللّٰهُ تَعَالٰى : اَشْهَدُكُمْ يَامَلَائِكَتِيْ اِنِّيْ غَفَرْتُ لَهُ سَيِّئَاتِهِ وَمَحَوْتُ خَطَايَاهُ بِاَحْيَائِهِ هٰذِهِ اللَّيْلَةِ

Tatkala mayit diletakkan di dalam kuburnya dan ditimbunlah tanah kepadanya, keluarga dan anak-anaknya pun berkata, “Aduh tuanku, aduh orang muliaku”. Lalu malaikat yang diserahi (untuk menyiksanya) berkata, “Apakah kamu mendengar apa yang mereka katakan ?”. Dia pun menjawab, “Iya”. Malaikat pun berkata, “Kamu adalah orang yang mulia”. Lalu hamba itu (mayit) berkata, “Mereka mengatakan hal itu, andai mereka diam”. Lalu kubur pun menghimpitnya dan tercampur aduklah tulang belulangnya. Sedangkan dia menyeru di dalam kuburnya, “Aduh tulangku, aduh begitu hinanya tempatku, aduh penyesalanku, aduh begitu sulitnya pertanyan-pertanyaanku”. Sampai masuklah awal malam Jum’at di Bulan Rajab dari tahunnya itu. Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Aku bersaksi kepada kalian wahai malaikat-Ku, sesungguhnya aku mengampuni keburukannya dan aku menghapus kesalahannya sebab dia telah banyak menghidupkan malam ini“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

16. Penjelasan Tentang Malaikat Yang Memasuki Kubur Sebelum Munkar dan Nakir

Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Salam, akan datang kepada mayit seorang malaikat sebelum datangnya Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir, wajahnya bersinar terang seperti matahari, namanya adalah Malaikat Ruman.

Malaikat Ruman datang kepada mayit kemudian duduk seraya berkata kepada mayit, “Tulislah apa yang telah kamu perbuat, baik kebaikan maupun keburukan !“. Lalu, mayit itu bertanya kepadanya, “Dengan apa aku akan menulis ? Di mana pena, tinta, dan wadah tintaku ?“.

Malaikat Ruman pun menjawab, “Ludahmu adalah tintamu dan penamu adalah jari-jarimu !“. Lalu mayit itu bertanya, “Pada apa aku akan menulis sedangkan tidak ada lembaran amal bagiku ?“.

Nabi SAW bersabda (melanjutkan kisah ini), lalu Malaikat Ruman memotong kain kafannya sepotong dan memberikan kepada mayit seraya berkata, “Ini adalah lembaran amalmu, maka tulislah !“.

Mayit itu pun menulis kebaikan yang telah dilakukannya di dunia. Tatkala sampai pada keburukannya (saat menulis amalnya), maka mayit itu merasa malu kepada Malaikat Ruman. Lalu Malaikat Ruman berkata, “Wahai orang yang berbuat dosa, mengapa kamu tidak malu kepada Penciptamu ketika kamu melakukannya di dunia dan kamu malu kepadaku sekarang ?“.

Malaikat itu pun mengangkat sebuah tiang lalu memukul mayit itu. Lalu, mayit itu berkata, “Angkatlah (tiang ini) dariku sehingga aku menulis keburukanku. Mayit itu pun menulis semua kebaikan dan keburukannya di dalam lembaran itu.

Lalu, Malaikat Ruman memerintahkan kepada mayit itu untuk melipat dan menguncinya. Mayit itu pun melipatnya dan bertanya, “Dengan apa aku akan menguncinya sedangkan tidak ada kunci bersamaku ?“.

Lalu, Malaikat Ruman menjawab, “Kuncilah lembaran itu dengan kukumu !“. Mayit itu pun mengunci lembaran itu dengan kukunya dan menggantungkan lembaran itu di lehernya sampai hari kiamat, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِيْ عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُوْرًا

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka” (Al-Isra’ : 13).

Kemudian, datanglah sesudah itu Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir.

Demikian pula tatkala orang yang bermaksiat melihat kitab catatan amalnya di hari kiamat. Ketika Allah Yang Maha Luhur memerintahkannya untuk membaca (kitab catatan amal itu), dia pun membaca kebaikan-kebaikannya.

Tatkala telah sampai pada keburukannya, dia diam, lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Mengapa kamu tidak membaca ?“. Dia pun menjawab, “Aku malu kepada-Mu“. Lalu Allah Yang Maha Lubur berkata, “Mengapa kamu tidak malu di dunia dan sekarang kamu malu kepada-Ku ?“.

Hamba itu pun menyesal dan tidaklah memberi manfaat padaya penyesalan itu. Lalu Allah Yang Maha Luhur berfirman:
خُذُوْهُ فَغُلُّوْهُ، ثُمَّ الْجَحِيْمَ صَلُّوْهُ

Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala” (Al-Haqqah : 30-31).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

17. Penjelasan Tentang Jawaban Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir

Di dalam sebuah khobar (dijelaskan), tatkala mayit diletakkan di dalam kubur, maka ia didatangi oleh 2 malaikat yang hitam, kedua matanya melotot, suaranya seperti halilintar, dan kedua matanya seperti kilat yang menyambar. Kedua malaikat itu membelah bumi dengan cakar-cakarnya.

Kedua malaikat itu pun mendatanginya dari arah kepalanya. Lalu sholat berkata, “Janganlah kalian berdua mendatanginya dari arahku, telah banyak sekali sholat yang dia kerjakan di waktu malam dan siang karena takut pada tempat ini (kubur) !“.

Kemudian kedua malaikat itu pun mendatanginya dari arah kedua kakinya. Lalu kedua kakinya berkata, “Janganlah kalian berdua mendatanginya dari arah kami, dia telah berjalan bersama kami pada jama’ah karena takut pada tempat ini (kubur) !“.

Kemudian kedua malaikat itu pun mendatanginya dari arah tangan kanannya. Lalu shodaqoh berkata, “Janganlah kalian berdua mendatanginya dari arahku, dia telah bershodaqoh denganku karena takut pada tempat ini (kubur) !“.

Kemudian kedua malaikat itu pun mendatanginya dari arah tangan kirinya. Lalu puasanya berkata, “Janganlah kalian berdua mendatanginya dari arahku, dia telah merasakan lapar dan haus karena takut pada tempat ini (kubur) !“.

Lalu dia terbangun sebagaimana orang tidur yang terbangun. Lalu dia bertanya, “Apa yang kalian berdua inginkan dariku ?“. Kedua malaikat itu pun menjawab, “Kami ingin kamu mengesakan Allah Yang Maha Luhur !“.

Lalu dia berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah“. Lalu kedua malaikat itu bertanya, “Apa yang akan kami katakan di dalam hak Nabi Muhammad SAW ?”.

Lalu dia menjawab, “Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya“. Lalu kedua malaikat itu berkata, “Kamu hidup sebagai orang mukmin dan kamu mati sebagai orang mukmin !“.

*** ______________________

Kemudian kisah tentang pertanyaan kedua malaikat itu, sesungguhnya para malaikat menyangkal di dalam penciptaan Bani Adam as sekiranya mereka mengatakan:
قَالُوْٓا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ

Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu ?”” (Al-Baqarah : 30).

(Hal itu terjadi) ketika Allah Yang Maha Luhur berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”” (Al-Baqarah : 30).

Lalu Allah menolak perkataan mereka, dan Dia berfirman:
قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“” (Al-Baqarah : 30).

Lalu Allah mengutus 2 malaikat ke kubur orang-orang mukmin supaya mereka berdua bertanya kepada mayit, “Siapa Tuhanmu ? …… dan seterusya“.

Lalu Allah memerintahkan kedua malaikat itu untuk bersaksi di hadapan para malaikat lainnya atas apa yang telah mereka berdua dengarkan dari hamba mukmin, karena sesungguhnya syahadat yang paling sedikit adalah 2 kalimat syahadat.

Lalu Allah berkata, “Wahai para malaikat-Ku, Aku telah mengambil ruhnya, Aku telah meninggalkan hartanya untuk orang lain, istrinya di pangkuan orang lain, pelayannya untuk orang lain, dan sawah/ladangnya untuk orang lain. Lalu kedua malaikat itu bertanya kepadanya di dalam perut bumi, lalu dia tidak ridlo kecuali tentang-Ku, dan dia tidak menjawab satupun kecuali tentang-Ku. Lalu dia menjawab. “Allah Yang Maha Luhur adalah Tuhanku, Nabi Muhammad adalah nabiku, dan islam adalah agamaku”. Apa kalian (para malaikat) tidak tahu bahwa Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui ?“. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Kitab Al-Qur’an (surat Al-Baqarah ayat 30 di atas).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

18. Penjelasan Tentang Malaikat Kiraman Katibin

Diriwayatkan, sesungguhnya setiap manusia selalu dibarengi 2 malaikat. Salah satu dari keduanya ada di sisi kanannya, dia mencatat kebaikan-kebaikan tanpa disaksikan oleh malaikat lain. Malaikat kedua ada di sisi kirinya, dia mencatat keburukan-keburukannya, dia tidak mencatatnya kecuali dengan di saksikan oleh temannya (di saksikan oleh malaikat di sisi kanan).

Jika manusia itu duduk, maka salah satu dari kedua malaikat itu ada di sisi kanannya dan malaikat yang lain ada di sisi kirinya. Jika manusia itu berjalan, maka salah satu dari kedua malaikat itu ada di depannya dan malaikat yang lain ada di belakangnya. Dan jika manusia itu tidur, maka salah satu dari kedua malaikat itu ada di kepalanya dan malaikat yang lain ada di kedua kakinya.

Dan di dalam riwayat yang lain (dijelaskan), ada 5 malaikat, yaitu 2 malaikat di waktu malam, 2 malaikat di waktu siang, dan 1 malaikat yang tidak pernah berpisah dari manusia itu di waktu-waktunya. Hal itu merupakan Firman Allah Yang Maha Luhur:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya” (Ar-Ra’d : 11).

Yang dimaksud dari kata “al-mua’aqqibatun (malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya)” adalah para malaikat di waktu siang dan malam. Mereka menjaga manusia dari jin, manusia lain, dan para syetan.

Dua malaikat mencatat kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukannya di antara 2 belikatnya. Pena mereka berdua adalah lisannya (manusia), tinta mereka berdua adalah mulutnya, dan wadah tinta mereka berdua adalah ludahnya. Mereka berdua mencatat amal-amalnya sampai kematiannya.

Diriwayatkan dari Nabi SAW, sesungguhnya malaikat yang ada di sisi kanan percaya kepada malaikat yang ada di sisi kiri. Tatkala seorang hamba melakukan keburukan dan malaikat di sisi kiri ingin mencatatnya, maka malaikat di sisi kanan berkata, “Tahanlah”. Lalu malaikat di sisi kiri pun menahannya (tidak mencatat keburukannya) selama 7 jam. Jika hamba itu memohon ampun kepada Allah, maka dia tidak akan mencatatnya. Dan jika hamba itu tidak memohon ampun kepada Allah, maka dia mencatatnya satu keburukan.

Tatkala hamba itu dicabut nyawanya dan diletakkan di dalam kuburnya, kedua malaikat itu pun berkata, “Wahai Tuhan, Engkau memasrahkan hamba-Mu kepada kami, kami mencatat amalnya, dan Engkau telah mencabut ruhnya, maka izinkanlah kami naik ke langit”.

Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Langit telah terpenuhi dengan para malaikat yang membaca tasbih, kembalilah kalian berdua dan betasbihlah kepada-Ku di atas kubur hamba-Ku, bacalah takbir dan bacalah tahlil, dan catatlah pahalanya itu untuk hamba-Ku sampai Aku membangkitkannya dari kuburnya”.

Allah Yang Maha Luhur menyebut Kiraman Katibin, mereka disebut Malaikat Kiraman Katibin, karena tatkala mereka mecatat kebaikan, mereka naik dengan membawa kebaikan itu ke langit, melaporkannya kepada Allah Yang Maha Luhur, dan bersaksi seraya berkata, “Sesungguhnya hamba-Mu yaitu fulan telah melakukan kebaikan demikian dan demikian”.

Dan tatkala mereka mencatat keburukan pada hamba itu, mereka naik ke langit dan melaporkannya sembari merasa susah dan sedih. Lalu Allah yang Maha Luhur bertanya, “Wahai Malaikat Kiroman Katibin, apa yang telah dilakukan hamba-Ku ?”.

Malaikat Kiroman Katibin diam sampai Allah bertanya dua dan tiga kali. Lalu mereka menjawab, “Wahai Tuhan kami, Engkau adalah Dzat yang menutupi cela, Engkau memerintahkan hamba-hamba-Mu untuk menutupi cela hamba-hamba lainnya. Sesungguhnya mereka membaca kitab-Mu setiap hari dan berharap kami menutupi celahnya, mereka berkata (sebagaimana dalam Firman Allah):
كِرَامًا كَاتِبِيْنَ، يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Infithar : 11-12) … dan ayat seterusnya.

Maka sesungguhnya kami menutupi cela-cela mereka sedangkan Engaku Dzat yang mengetahui segala yang samar”. Karena itulah mereka disebut sebagai Malaikat Kiraman Katibin.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

19. Tentang Ruh Mendatangi Kubur dan Rumahnya Setelah Keluar

Nabi Muhammad SAW bersabda, tatkala ruh telah keluar dari badan anak Adam (manusia) dan telah terlewati waktu 3 hari, maka ia berkata, “Wahai Tuhanku, izinkanlah aku sehingga aku bisa lewat dan melihat jasadku yang mana aku dulu ada di dalamnya“.

Lalu Allah Yang Maha Luhur mengizinkannya, datanglah ia ke kuburnya dan melihatnya dari arah jauh, telah mengalir darah dari 2 lubang hidung dan mulutnya. Ia pun menangis dengan tangisan yang lama, lalu berkata, “Aduh kesusahanku, wahai jasadku yang miskin, wahai kekasihku, apakah kamu ingat hari-hari dalam hidupmu ?. Tempat ini adalah tempat kesedihan, cobaan, kesusahan, sedih, dan penyesalah“. Lalu dia pun pergi.

Tatkala sudah lima hari, ia berkata, “Wahai Tuhanku, izinkanlah aku sehingga aku melihat jasadku“. Lalu Allah mengizinkannya, dia pun pergi ke kuburnya dan melihat dari jauh.

Telah mengalir air dari 2 lubang hidung, mulut, dan kedua telinganya, berupa nanah yang bercampur darah dan nanah kuning. Lalu dia menangis kemudian berkata, “Wahai jasadku yang miskin, apakah kamu ingin hari-hari dalam hidupmu ? Ini adalah tempat kesusahan, prihatin, ujian, belatung-belatung, dan kalajengking-kalajengking. Dagingmu telah dimakan oleh belatung-belatung, kulitmu dan anggota-anggota tubuhmu telah robek“. Kemudian dia pergi.

Tatkala sudah tujuh hari, ia berkata, “Wahai Tuhanku, izinkanlah aku sehingga aku melihat jasadku“. Lalu Allah mengizinkannya, dia pun pergi ke kuburnya dan melihat dari jauh.

Telah dijamah di dalam jasadnya banyak sekali belatung, lalu dia menangis dengan tangisan keras seraya berkata, “Wahai jasadku, apakah kamu ingat hari-hari dalam hidupmu ? di mana anak-anakmu ? di mana kerabat-kerabatmu ? di mana istrimu ?  di mana saudara-saudara dan teman-temanmu ? di mana teman-teman akrabmu ? di mana tetangga-tetanggamu yang mereka rela bertetangga denganmu ?. Hari ini mereka menangis kepadaku dan kepadamu“.

*** ________________________________

Diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah ra, tatkala seorang mukmin meninggal dunia, maka ruhnya akan berputar-putar di sekitar rumahnya selama sebulan. Ia melihat harta yang sudah ia tinggalkan, bagaimana harta itu dibagi atau bagaimana dilunasi hutang-hutangnya.

Tatkala telah sempurna sebulan, maka ruhnya dikembalikan pada liang kuburnya. Ia pun berputar-putar sesudah itu sampai sempurna setahun. Ia melihat siapa yang mendoakannya dan bersedih kepadanya.

Tatkala telah sempurna setahun, maka diangkatlah ruhnya pada tempat di mana para ruh berkumpul sampai hari kiamat, yakni hari ditiupnya sangkakala. Allah Yang Maha Luhur berfirman:
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (Al-Qadr : 4).

  • Dikatakan (dalam sebuah pendapat), mereka (para malaikat) bersama ruh dan raihan (bau wangi surga). 
  • Dikatakan (dalam sebuah pendapat), ruh itu adalah malaikat yang agung yang turun untuk melayani orang-orang mukmin, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:

يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا

Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf” (An-Naba’ : 38).

  • Dikatakan (dalam sebuah pendapat), makna ruh itu adalah ruh Nabi Adam. 
  • Dikatakan (dalam sebuah pendapat), ruh itu adalah Malaikat Jibril as,
  • Dikatakan (dalam sebuah pendapat), ruh itu adalah ruh Nabi Muhammad SAW yang berada di bawah Arsy sembari meminta izin dari Allah agar menurunkan (malam lailatul qadar) untuk diserahkan kepada semua orang mukminin dan mukminat. Lalu letwatlah ruh Nabi Muhammad SAW itu bersama mereka (para malaikat).
  • Dikatakan (dalam sebuah pendapat), ruh itu adalah ruh kerabat-kerabat yang tergolong dari orang-orang yang telah meninggal dunia, mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, izinkanlah kami untuk turun ke rumah kami sehingga kami bisa melihat anak-anak dan keluarga kami“, lalu mereka pun turun di malam lailatul qadar.

(Melanjutkan pendapat paling akhir di atas) sebagaimana Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, tatkala hari raya, hari Asyura’ (tanggal 10 Muharram), hari Jum’at pertama dari Bulan Rajab, malam Nisfu Sa’ban, Lailatul Qadar, dan malam Jum’at, para ruh orang-orang yang meninggal dunia keluar dari kubur mereka dan berdiri di depan pintu rumah mereka.

Mereka berkata, “Kasihanilah kami di dalam malam yang berkah ini dengan shodaqoh atau sesuap makanan, karena sesungguhnya kami sangat membutuhkannya. Jika kalian merasa keberatan dan tidak mau memberikannya, maka ingatlah kami dengan membaca Surat Fatihah Al-Qur’an di dalam malam yang berkah ini. Adakah seseorang yang mengasihi kami ? adakah seseorang yang mengingat kepergian jauh kami ? wahai orang yang tinggal di rumah kami ? wahai orang yang menikahi istri kami ? wahai orang yang tinggal di gedung rumah kami yang luas, sedangkan kami ada di dalam kubur kami yang sempit ? wahai orang yang membagi harta-harta kami ? wahai orang yang menghina anak-anak yatim kami ? adakah seseorang yang mengingat kepergian jauh kami ? buku catatan amal kami telah dilipat sedangkan buku catatan amal kalian terbeber dan mayit tidak lagi mendapatkan pahala di dalam liang lahat, maka jangan lupakan kami dengan shodaqoh sepotong roti dan doa kalian, karena sesungguhnya kami membutuhkan kalian selamanya“.

Jika mayit mendapati shodaqoh dan doa, maka dia kembali dalam keadaan gembira lagi bahagia. Jika dia tidak mendapatinya, maka dia kembali dalam keadaan sedih, terhalangi, dan merasa putus asa terhadap mereka.

*** ________________________________

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), sesungguhnya ruh ada di dalam perkumpulan anggota-anggota badan, tidak di dalam semua badan, tetapi ruh berada dalam bagian dari beberapa bagian yang tidak tertentu. Dengan bukti bahwa seseorang yang mendapatkan banyak luka namun dia tidak mati, sedangkan seseorang yang mendapat satu luka lalu dia mati karena luka itu mengenai tempat di mana ruh bersemayam di dalamnya.

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), ruh bertempat di seluruh badan karena kematian ada di seluruh badan. yang ditunjukkan oleh Firman Allah Yang Maha Luhur:
قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْ أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ

Katakanlah : “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama” (Yasin : 79).

Jika ditanya, apa perbedaan ruh dan rowan ? maka kami menjawab keduanya satu kesatuan, tidak ada perbedaan antara keduanya, sebagaimana badan dan tangan adalah satu kesatuan, tetapi tangan bisa datang dan pergi (bergerak ke arah mana-mana) sedangkan badan tidak bisa bergerak sama sekali. Demikian pula rowan, datang dan pergi, sedangkan ruh tidak bergerak sama sekali,

Kemudian tempat ruh di dalam badan tidak tertentu, sedangkan tempat rowan ada di kedua alis. Tatkala ruh hilang, maka seorang hamba mati tanpa diragukan, sedangkan tatkala rowan hilang, seorang hamba tertidur. Sebagaimana tatkala air dituangkan ke dalam mangkok dan diletakkan di dalam rumah. Mangkok itu tersinari matahari dari sebuah lubang (di dalam rumah), maka pantulan sinarnya berada di atas atap rumah, sedangkan mangkok itu tidak bergerak dari tempatnya.

Demikianlah ruh yang menempati badan, pantulan sinarnya di dalam Arsy, dan pantulan sinar itu adalah rowan. Lalu seseorang melihat di dalam mimpi dan mimpi itu ada di Alam Malakut.

*** ________________________________

Adapun tempat ruh setelah dicabut, maka dikatakan (dalam sebuah riwayat) tempatnya ada di dalam sangkakala. Di dalam sangkakala itu terdapat lubang sejumlah semua makhluk (yang bernyawa) yang diciptakan sampai hari kiamat. Jika dia mendapatkan kenikmatan maka dia ada di sana (sangkakala itu), dan jika dia disiksa maka dia ada di sana (sangkakala itu).

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), bahwa ruh-ruh orang-orang mukmin ada di lambung burung-burung hijau di dalam Surga Illiyin, sedangkan ruh-ruh orang-orang kafir di almbung burung-burung hitam di dalam neraka.

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), bahwa ruh-ruh orang-orang mukmin tatkala dicabut, maka malaikat rohmat membawanya naik ke atas langit ke tujuh dengan dimuliakan dan diagungkan. Lalu menyerulah yang menyeru dari arah Dzat Yang Maha Pengasih, “Tulislah ruh itu di dalam Surga Illiyyin, kemudian kembalikan ruh itu ke bumi“. Periwayat berkata (melanjutkan riwayat), lalu para malaikat rohmat mengembalikan ruhnya ke dalam jasadnya dan dibuka baginya pintu menuju surga. Ia pun melihat tempatnya di dalam surga sampai hari kiamat. Sedangkan ruh-ruh orang-orang kafir tatkala dicabut, maka malaikat siksa membawanya ke langit dunia, pintu-pintu langit pun ditutup karena kedatangannya. Lalu malaikat adzab diperintah untuk mengembalikan ruh itu di dalam tempat berbaring di jasadnya, disempitkanlah kuburnya, dan dibuka baginya pintu menuju neraka. Ia pun melihat tempat duduknya di dalam neraka sampai hari kiamat. Dan riwayat ini berdasarkan sabda Nabi SAW:
حَتَّى اَنَّهُمْ لَيَسْمَعُوْنَ صَوْتَ نِعَالِكُمْ وَاِنَّمَا مَنَعُوْا عَنِ الْكَلَامِ

Sehingga sesunguhnya mereka (orang-orang yang sudah meninggal) mampu mendengar suara sandal-sandal kalian, hanya saja mereka dicegah untuk berbicara“.

Sebagian orang-orang ahli hikmah ditanya tentang tempat para ruh setelah kematian, ia pun menjawab :

  1. Sesungguhnya ruh-ruh para nabi ada di dalam Surga Adn. Ruh-ruh itu menentramkan jasad-jasadnya di dalam liang lahat, sedangkan jasad-jasadnya dalam keadaaan bersujud kepada Tuhannya.
  2. Ruh-ruh para syuhada’ (orang-orang yang mati syahid) ada di dalam Surga Firdaus, di tengah surga, di dalam lambung burung-burung hijau yang terbang di dalam surga ke manapun ia mau, kemudian ia datang pada lampu yang digantungkan di Arsy.
  3. Ruh-ruh anak-anak dari orang-orang islam ada di dalam lambung burung-burung pipit surga.
  4. Ruh-ruh anak-anak dari orang-orang musyrik berputar-putar di dalam surga, ia tidak punya tempat sampai hari kiamat, kemudian mereka akan melayani orang-orang mukmin.
  5. Ruh-ruh orang-orang mukmin yang masih memiliki hutang dan penaniayaan tergantungkan di angkasa, tak bisa sampai ke surga dan tidak pula ke langit sampai dilunasi hutang dan aniyaya itu. 
  6. Ruh-ruh orang-orang islam yang berbuat dosa disiksa di dalam kubur bersama jasadnya
  7. Dan ruh-ruh orang-orang kafir dan orang-orang menafiq ada di dalam Neraka Sijjin di dalam Neraka Jahannam, ditampakkan siksa baginya di waktu pagi dan petang.

*** ________________________________

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), bahwa ruh merupakan jisim (materi) yang lembut (abstrak). Karena itulah tak boleh dikatakan bahwa Allah Yang Maha Luhur memiliki ruh, karena mustahil jika Allah bertempat seperti jisim
Dikatakan (dalam sebuah riwayat), bahwa ruh adalah sifat. Dan dikatakan (dalam sebuah riwayat), ruh terpecah dari hawa/angin (pecahan hawa). Dan kedua pendapat ini merupakan pendapat orang yang mengingkari adanya siksa kubur.

Diriwayatkan, sesungguhnya orang-orang Yahudi datang kepada Nabi SAW, lalu mereka bertanya tentang ruh, tentang para pemilik raqim (raqim adalah lempengan batu yang tertulis padanya nama-nama mereka dan nasab-nasabnya. Namun, sebagian ulama’ menafsiri, raqim adalah nama anjing Ashabul Kahfi), dan tentang Raja Dzul Qarnain. Lalu turunlah Surat Al-Kahfi di dalam perkara mereka (Surat Al-Kahfi : 9) dan turunlah ayat dalam hak ruh yaitu Firman Allah Yang Maha Luhur:
وَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِ ۖ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّيْ وَمَا أُوتِيْتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيْلًا

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”” (Al-Isra’ : 85).

  • Dikatakan (dalam sebuah riwayat) bahwa maknanya adalah ruh merupakan urusan Tuhan dan tidak ada pengetahuan bagi kita tentang ruh.
  • Dikatakan (dalam sebuah riwayat) bahwa ruh bukanlah makhluk, karena ia adalah amar (perintah) Allah Yang Maha Luhur, sedangkan amrun (perintah) Allah Yang Maha Luhur adalah kalam (firman-Nya).
  • Dikatakan (dalam sebuah riwayat) bahwa maknanya adalah ruh berasal dari Tuhan dengan kalimat “كُنْ” atau “jadilah”.

Sesungguhnya amrun (perintah Allah) ada 2 macam :

  1. Amrun Iltizam (perintah mewajibkan), seperti perintah-Nya untuk menjalankan ibadah-ibadah seperti sholat, puasa, haji, dan zakat.
  2. Amrun Takwin (perintah mewujudkan) yaitu perintah “كُنْ” atau “jadilah”, sebagaimana dalam Firman Allah Yang Maha Luhur:

قُلْ كُوْنُوْا حِجَارَةً أَوْ حَدِيْدًا – أَوْ خَلْقًا مِمَّا يَكْبُرُ فِيْ صُدُوْرِكُمْ

Katakanlah: “Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu”” (Al-Isra’ : 50-51).

Dan seperti Firman Allah Yang Maha Luhur:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْـًٔا أَنْ يَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ

Sesungguhnya keadaan kekuasaanNya apabila Ia menghendaki adanya sesuatu, hanyalah Ia berfirman kepada (hakikat) benda itu: ” Jadilah engkau! “. Maka ia terus menjadi” (Yasin : 82).
Adapun Firman Allah Yang Maha Luhur:
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْأَمِيْنُ

Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Malaikat Jibril)” (As-Syu’ara’ : 193).

Dan Firman Allah Yang Maha Luhur:
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا

Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf” (An-Naba’ : 38).

Dikatakan (dalam sebuah riwayat) bahwa makna ruh (pada Surat As-Syu’ara’ dan Surat An-Naba’ di atas) adalah dalam bentuk anak Adam (manusia), sesunggunya ruh itu adalah malaikat yang agung, yang berdiri sendiri dalam keadaan berbaris.

Adapun Firman Allah Yang Maha Luhur:
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُوْحِيْ فَقَعُوْا لَهُ سَاجِدِيْنَ

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud” (Al-Hijr : 29 atau Shaad : 72).

Makna ruh (pada Surat Al-Hijr : 29 atau Surat Shaad : 72) adalah tatkala Allah menyempurnakan penciptaan Nabi Adam as dan meniupkan ruh di dalam Nabi Adam as. Ini adalah “idhofah kholqin” atau dikatakan juga “idhofah takrim” sebagaimana dikatakan naqotullah (unta Allah) dan baitullah (rumah Allah).

Catatan :
Idhofah kholqin (menyandarkan pada makhluk), maksudnya adalah menyandarkan Aku (Pencipta makhluk) pada ruh (makhluk) sehingga menjadi “ruhi” atau “ruh-Ku”. Ada pula yang berpendapat kalimat “ruhi” adalah idhofah takrim (penyandaran memuliakan), maksudnya adalah penyandaran itu berfungsi sebagai bentuk memuliakan makhluk-Nya, seperti penyandaran nama “Allah” dengan kalimat “baitun(rumah)” menjadi baitullah (rumah Allah) juga berfungsi untuk memuliakan.

Adapun Firman Allah Yang Maha Luhur:
فَنَفَخْنَا فِيْهَا مِنْ رُوْحِنَا

Lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami” (Al-Anbiya’ : 91).

(Kalimat “Ruhina”) merupakan idhofah takrim berdasarkan apa yang telah kami jelaskan. Dikatakan bahwa maknanya adalah lalu Kami tiupkan ke dalamnya ruh dari Kami yakni Malaikat Jibril as. Berdasarkan ini pula dikatakan bahwa ruh itu adalah ruh Nabi Isa karena sesungguhnya beliau diciptakan dari tiupan Malaikat Jibril as. Dan dikatakan bahwa makna ruh itu adalah rohmat, Allah Yang Maha Luhur berfirman:
وَأَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِنْهُ

Dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya” (Al-Mujadalah : 22).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

20. Penjelasan Tentang Sangkakala, Hari Kebangkitan, dan Hari Berkumpul

Ketahuilah bahwa Malaikat Israfil as adalah pemilik sangkakala. Allah menciptakan Lauhul Mahfuz dari durr (mutiara) putih, yang panjangnya antara langit dan 7 bumi. Allah menggantungkan Lauhul Mahfudz di Arsy, yang mana tertulis di dalamnya apa yang ada (semua telah dan akan terjadi) sampai hari kiamat.

Malaikat Israfil memiliki 4 sayap, satu sayap berada di timur , satu sayap berada di barat, satu sayap menutupi dirinya, dan satu sayap menutupi kepalanya. Wajahnya pucat karena takut kepada Allah Yang Maha Luhur, kepalanya menunduk dan menjungkung ke arah Arsy. Salah satu dari tiang-tiang Arsy berada di pundaknya, dia tidak mempu memikul Arsy kecuali atas kekuasaan Allah karena dia merasa kecil seperti burung pipit karena takut kepada Allah Yang Maha Luhur.

Tatkala Allah menetapkan sesuatu di dalam Lauhul Mahfuz, maka Dia membuka tutup dari wajah Malaikat Israfil. Malaikat Israfil pun melihat apa yang telah ditetakan Allah, baik berupa hukum atau perintah.

Tiada malaikat yang tempatnya lebih dekat dari Arsy daripada Malaikat Israfil as. Antara Malaikat Israfil dan Arsy terdapat 7 hijab. Jarak hijab satu ke hijab lainnya adalah perjalanan 500 tahun. Dan antara Malaikat Jibril dan Malaikat Israfil terdapat 70 hijab.

Malaikat Israfil meletakkan sangkakala di atas pinggang kanannya, sedangkan kepala sangkakala ada di mulutnya. Dia selalu menanti perintah Allah Yang Maha Luhur kapan akan datang, lalu dia meniupnya.

Tatkala masa dunia telah habis, maka sangkakala semakin dekat ke wajah Malaikat Israfil, Malaikat Israfil akan mengumpulkan keempat sayapnya, kemudian dia meniup sangkakala itu.

Dikatakan bahwa salah satu dari kedua telapak tangan Malaikat Maut ada di bawah bumi dan telapak tangan lainnya ada di atas langit ketujuh, dia pun mengambil ruh-ruh penduduk langit dan bumi. Tidak tersisa (makhluk) di bumi kecuali iblis, semoga Allah melaknatinya, dan tidak tersisa di langit kecuali Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Israfil, dan Malaikat Izrail, semoga kesejahteraah terlimpahkan kepada mereka semua (keempat malaikat itu). Mereka adalah para makhluk yang diberi pengecualian oleh Allah Yang Maha Luhur di dalam Firman-Nya:
وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوَاتِ وَمَنْ فِى الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللّٰهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ أُخْرٰى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْنَ

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)” (Az-Zumar : 68).

Dari Sahabat Abu Hurairah ra berkata, Rosulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah menciptakan sangkakala, sangkakala itu memiliki 4 cabang, satu cabang di barat, satu cabang di timur, satu cabang di bawah bumi yang paling bawah, dan satu cabang di langit ketujuh yang paling atas. Di dalam sangkakala terdapat pintu-pintu sejumlah ruh-ruh. Di dalamnya terdapat 70 rumah, satu rumah tempat ruh-ruh para nabi, satu rumah tempat ruh-ruh para malaikat, satu rumah tempat ruh-ruh jin, satu rumah tempat ruh-ruh manusia, satu rumah tempat ruh-ruh syetan, satu rumah tempat ruh-ruh hewan melata, singa, semut, sampai sempurna 70 golongan makhluk. Allah memberikan sangkakala itu kepada Malaikat Israfil as, dialah yang meletakkannya di mulutnya sambil menanti kapan dia diperintahkan. Lalu dia meniup (sangkakala itu) sebanyak 3 kali tiupan, yaitu nafkhotul faz’i (tiupan mengejutkan), nafkhotus sho’qi (tiupan membinasakan), dan nafkhotul ba’tsi (tiupan kebangkitan). Sahabat Khudzaifah bertanya, “Wahai Rosulullah, bagaimana keadaan para makhluk ketika sangkakala ditiup ?“. Rosulullah SAW menjawab, “Wahai Khudzaifah, demi Dzat yang mana jiwaku ada pada kekuasaan-Nya, sangkakala ditiup dan tegaklah hari pembalasan, seseorang mengangkat sesuap makanan ke mulutnya lalu dia tidak jadi memakannya, pakaian yang ada dihadapannya untuk dipakai maka dia tidak jadi memakainya, dan kendi (wadah minuman) di atas mulutnya untuk meminum airnya maka dia tidak jadi meminumnya“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

21. Penjelasan Tentang Tiupan Membinasakan, Kemudian Tiupan Mengagetkan

Dan sangkakala ditiup, lalu sampailah kejutannya pada penduduk langit dan bumi kecuali hamba-hamba yang dikehendaki Allah. Gunung-gunung berjalan (berterbangan), langit berhamburan (hancur), bumi bergoncang seperti perahu di dalam air, wanita-wanita yang hamil melahirkan kandungannya, wanita-wanita yang menyusui lalai dari anak yang disusui, anak-anak kecil menjadi beruban (di rambutnya), para syetan menjadi bingung, bintang-bintang berguguran kepada mereka, matahari menjadi gerhana, langit dilenyapkan dari atas mereka, sedangkan manusia saat itu dalam keadaan lupa. Demikian adalah Firman Allah Yang Maha Luhur:
إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ

Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)” (Al-Hajj : 1).

Kejadian seperti itu berlangsung selama 40 hari.

***__________________________

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas  ra berkata, Rosulullah SAW pernah membaca Firman Allah Yang Maha Luhur:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ

Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)” (Al-Hajj : 1)

Nabi SAW bertanya, “Apakah kalian tahu, kapankah hari itu ?“. Para sahabat menjawab “Allah dan rosul-Nya lebih mengetahui“.

Nabi SAW pun menjawab, “Hari itu adalah hari di mana Allah Yang Maha Luhur berkata kepada Nabi Adam as, “Berdirilah dan utuslah dari anakmu utusan ke neraka !”. Lalu Nabi Adam bertanya, “Berapa dari setiap seribu ?”. Allah Yang Maha Luhur pun menjawab, “Dari setiap seribu, sembilan puluh sembilan masuk ke neraka dan satu masuk ke surga !””.

Lalu hal itu terasa berat bagi kaum (para sahabat) dan mereka pun hanyut dalam tangis dan kesedihan. Lalu Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya aku berharap adalah seperempat bagian dari penghuni surga“.

Kemudian Nabi SAW berkata, “Sesungguhnya aku berharap kalian adalah setengah dari penghuni surga“. Lalu mereka merasa senang.

Lalu Nabi SAW pun berkata, “Sesungguhnya aku berharap kalian adalah dua per tiga dari penghuni surga“.

Dan Nabi SAW berkata, “Berbahagialah, sesungguhnya kalian di dalam umat-umat seperti sebuah bulu di perut unta, sesungguhnya kalian adalah satu bagian dari seribu bagian

Dari Sahabat Abu Hurairah ra berkata, Nabi SAW bersabda:
اِنَّ لِلّٰهِ تَعَالٰى مِائَةَ رَحْمَةٍ، اَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً عَلَى الْاِنْسِ وَالْجِنِّ وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِ فِى الْاَرْضِ، فَبِهَا يَتَعَاطَفُوْنَ وَبِهَا يَتَرَاحَمُوْنَ، وَادَّخَرَ تِسْعًا وَتِسْعِيْنَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادِهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ 

Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur memiliki 100 rohmat (kasih sayang), Dia menurunkan satu rohmat kepada manusia, jin, hewan ternak (hewan jinak), dan singa (hewan buas), lalu karena rohmat itu mereka saling mengasihi dan karena rohmat itu mereka saling menyayangi. Dan Dia menyimpan sembilan puluh sembilan rohmat, Dia merohmati (mengasihi) dengan rohmat itu kepada hamba-hamba-Nya di hari kiamat“.

***__________________________

Kemudian, Allah memerintahkan kepada Malaikat Israfil as untuk meniup tiupan membinasakan, lalu dia pun meniupnya sembari berkata, “Wahai ruh-ruh yang telanjang, keluarlah atas perintah Allah Yang Maha Luhur“.

Lalu binasa dan matilah penghuni langit dan bumi, kecuali hamba-hamba yang dikehendaki Allah Yang Maha Luhur. Dikatakan (dalam sebuah riwayat), mereka adalah orang-orang yang mati syahid, karena sesungguhnya mereka hidup di sisi Tuhan mereka, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:
وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلٰكِنْ لَا تَشْعُرُوْنَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya” (Al-Baqarah : 154).

Dalam sebuah khobar dari Nabi SAW, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur memuliakan kepada kepada orang-orang yang mati syahid dengan 5 kemuliaan, yang mana Allah Ta’ala tidak memberikannya kepada siapapun, dan tidak juga aku :

  • Pertama, sesungguhnya ruh-ruh para nabi dicabut oleh Malaikat Maut dan aku pun demikian, sedangkan ruh-ruh para syuhada’ dicabut oleh Allah Yang Maha Luhur
  • Kedua, sesungguhnya para nabi dimandikan setelah mereka wafat dan aku pun demikian, sedangkan para syuhada’ tidak dimandikan
  • Ketiga, sesungguhnya para nabi dikafani (ketika mereka wafat) dan aku pun demikian, sedangkan para syuhada’ tidak dikafani
  • Keempat, sesungguhnya para nabi disebut sebagai orang yang telah mati dan aku pun demikian, dikatakan “Muhammad SAW telah meninggal dunia”, sedangkan para syuhada’ adalah orang-orang yang hidup, tidak disebut sebagai orang-orang yang mati, tetapi disebut sebagai orang-orang yang hidup
  • Kelima, sesungguhnya para nabi mendapatkan syafaat (dari Allah SWT) pada hari kiamat dan aku pun demikian, sedangkan para syuhada’ mendapatkan syafaat setiap hari sampai hari kiamat.

Dan dikatakan di dalam makna “kecuali hamba yang dikehendaki Allah (Az-Zumar : 68)” yakni tersisa 12 jiwa, yaitu Malaikat Jibril, Malaikat Israfil, Malaikat Mikail, Malaikat Izrail, dan 8 Malaikat Hamalatul Arsy (Penyangga Arsy).

Kemudian Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Malaikat Maut, sesungguhnya Aku menciptakan pembantu bagimu dengan sejumlah orang-orang awal dan orang-orang akhir, Aku menjadikan bagimu kekuatan penghuni langit dan bumi, dan sesungguhnya pada hari ini Aku mengenakan pakaian ghadhab (kemarahan) kepadamu, maka turunlah dengan membawa kemarahan dan murka-Ku kepada iblis, semoga laknat Allah kepadanya, lalu rasakan kematian kepadanya, bawalah kepadanya pahitnya kematian orang-orang awal dan orang-orang akhir dari golongan manusia dan jin, dengan dilipatgandakan. Dan hendaklah kamu bersama 70.000 Malaikat Zabaniyah, setiap satu malaikat (Zabaniyah) membawa satu rantai dari rantai-rantai Neraka Ladha“.

Allah menyeru kepada malaikat untuk membuka pintu-pintu neraka. Lalu Malaikat Maut turun dengan sebuah rupa yang mana jika penghuni bumi dan penghuni 7 langit melihatnya, maka mereka semua mati.

Lalu Malaikat Maut menghampiri iblis dan membentaknya sekali bentakan, tiba-tiba iblis pun pingsan. Malaikat Maut memiliki suara seram, jika penghuni bumi dan langit mendengarnya, maka mereka akan pingsan karena suara itu.
Dan Malaikat Maut berkata, “Wahai makhluk yang buruk, sungguh aku akan merasakan kematian padamu pada hari ini. Berapa banyak umur yang kamu sempati dan berapa banyak golongan yang telah kamu sesatkan!”.

Rowi (periwayat) berkata (melanjutkan kisah), lalu iblis pun melarikan diri ke timur, namun tiba-tiba Malaikat Maut ada di sekitarnya. Iblis melarikan diri ke barat, maka tiba-tiba Malaikat Maut ada di sekitarnya. Maka tak henti-hentinya iblis melarikan diri, kemudian dia iblis berdiri di tengah dunia di sekitar kubur Nabi Adam as.

Lalu iblis berkata, “Wahai Adam, karenamu aku dikutuk, dilaknati, dan dibuang“. Lalu iblis berkata, “Wahai Malaikat Maut, dengan gelas apa kamu akan memberiku minum ? dengan siksaan apa kamu akan mencabut ruhku?“. Malaikat Maut pun menjawab, “Dengan gelas Neraka Ladha dan Neraka Sa’ir“.

Iblis pun terjatuh ke tanah, berulang kali, sampai tatkala dia berada di tempat di mana dia diturunkan dan dilaknati. Sedangkan Malaikat Zabaniyyah telah melemparinya dengan tombak, Malaikat Zabaniyyah pun menangkap dan melukainya. Lalu tersisalah iblis dalam keadaan sakarotul maut, sesuatu yang dikehendaki Allah.


Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

22. Penjelasan Tentang Musnahnya Sesuatu Atas Perintah Allah Ta’ala

Malaikat Maut diperintahkan Allah Yang Maha Luhur untuk meniup memusnahkan lautan, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ

Setiap sesuatu akan hancur kecuali Dzat-Nya” (Al-Qashash : 88).

Lalu, Malaikat Maut mendatangi lautan sembari berkata, “Telah habis masamu !“. Lalu lautan berkata, “Izinkan aku sehingga aku menangisi diriku“.

Lautan pun berkata, “Di mana ombak-ombakku ? di mana keajaibanku ? telah datang perintah Allah“. Lalu, Malaikat Maut membentaknya sekali bentakan, maka seolah-olah airnya pun tak ada (habis).

Kemudian, Malaikat Maut mendatangi gunung-gunung sembari berkata, “Telah habis masamu !“. Lalu gunung-gunung berkata, “Izinkan aku sehingga aku menangisi diriku“.

Gunung-gunung pun berkata, “Di mana ketinggianku ? di mana kekuatanku ? telah datang perintah Allah“. Lalu, Malaikat Maut membentaknya sekali bentakan, maka ia pun hancur.

Kemudian, Malaikat Maut mendatangi bumi sembari berkata, “Telah habis masamu !“. Lalu bumi berkata, “Izinkan aku sehingga aku menangisi diriku“.

Bumi pun berkata, “Di mana kerajaan-kerajaanku ? di mana pohon-pohonku ? di mana sungai-sungaiku dan berbagai macam tetumbuhanku ?“. Lalu, Malaikat Maut membentaknya sekali bentakan, maka bergugurlah dinding-dindingnya dan keringlah mata airnya.

Kemudian, Malaikat Maut naik ke atas langit sembari membentak, maka matahari dan bulan menjadi gerhana, bintang-bintang pun berjatuhan.

Kemudian, Allah bertanya, “Wahai Malaikat Maut siapa yang tersisa dari makhluk-Ku ?“.

Malaikat Maut pun menjawab, “Wahai Tuhanku, Engkau maha hidup yang tidak akan mati, hanya tersisa Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Israfil, Malaikat Hamalatul Arsy (penyangga Arsy), dan aku yang lemah di hadapan-Mu“.

Lalu Allah berkata, “Cabutlah ruh mereka !“. Malaikat Maut pun mencabut ruh mereka, kemudian Allah berkata, “Wahai Malaikat Maut, apakah kamu tidak mendengar Firman-Ku ? :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (Ali Imran : 185 atau Al-Anbiya’ : 35 atau Al-Ankabut : 157).

sedangkan kamu adalah makhluk-Ku, maka matilah“. Lalu, Malaikat Maut pun mati.

***____________

Dan di dalam sebuah khobar, kemudian Allah memerintahkan Malaikat Maut untuk mencabut ruh dirinya sendiri. Ia pun datang ke tempat di antara surga dan neraka, ia memandangkan matanya ke langit lalu melepas ruhnya. Ia pun menjerit sekali jeritan, jika semua makhluk masih hidup, maka mereka akan mati karena jeritannya.

Kemudian, Malaikat Maut berkata, “Jika aku mengetahui penderitaan ini di dalam lepasnya ruh, maka aku akan lebih penuh kasih sayang dalam mencabut ruh orang-orang mukmin“. Kemudian Malaikat Maut mati dan tiada tersisa seorang pun (kecuali Allah).

Di dalam khobar yang lain, Allah berkata, “Pergilah dan matilah di antara surga dan neraka !“. Lalu Malaikat Maut mati di sana dan tiada tersisa seorang pun kecuali Allah, maka tetaplah dunia dalam keadaan rusak, masya’allah (sesuatu yang dikehendaki Allah).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

23. Penjelasan Tentang Makhluk Yang Dikumpulkan Allah

Di dalam sebuah khobar, tatkala Allah menghendaki untuk mengumpulkan makhluk-makhluk, maka Dia menghidupkan Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Israfil, dan Malaikat Izrail. Yang pertama (dihidupkan) dari mereka adalah Malaikat Israfil. Lalu, Malaikat Israfil mengambil sangkakala di Arsy.

Lalu Allah membangkitkan Malaikat Ridlwan sembari berkata, “Wahai Ridlwan, hiasilah surga-surga dan runtutkanlah perhiasan-perhiasannya untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya“.

Lalu didatanngkanlah kepada mereka (para malaikat) Buraq, mahkota, liwa’ul hamdi (bendera pujian), dan dua perhiasan surga. Makhluk pertama yang dihidupkan Allah dari golongan hewan melata adalah Buraq.

Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata kepada para malaikat, “Kenakan pakaian pada Buraq itu“. Para malaikat pun mengenakan Buraq dengan pakaian dari lampu (pelita) yang ditetesi batu yaqut merah, tali kendalinya dari batu zamrud hijau dan 2 perhiasan, salah satunya berwarna hijau dan satu lainnya berwarna kuning.

Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata kepada para malaikat, “Pergilah ke kubur Nabi Muhammad SAW !“. Mereka pun pergi dan bumi telah hampa dan rata, mereka tidak mengetahui di mana kubur Nabi Muhammad SAW.

Lalu muncullah cahaya Nabi Muhammad SAW seperti tiang dari kuburnya hingga menembus awan langit. Malaikat Jibril pun berkata, “Menyerulah kamu, Wahai Malaikat Israfil, kamu adalah Malaikat yang mana Allah mengumpulkan makhluk-makhluk pada kekuasanmu“.

Lalu Malaikat Israfil berkata kepadanya, “Wahai Malaikat Jibril, menyerulah kamu, karena sesungguhnya kamu adalah kekasihnya di dunia“. Malaikat Jibril pun menjawab, “Aku malu padanya“.

Lalu Malaikat Israfil berkata, “Menyerulah kamu, Wahai Malaikat Mikail !“. Malaikat Mikail pun berkata, “Semoga kesejahteraan terlimpah kepadamu, Wahai Nabi Muhammad“.

Namun, Nabi SAW tidak menjawab, para malaikat pun berkata kepada Malaikat Maut, “Menyerulah kamu“. Malaikat Maut pun berkata, “Wahai ruh yang baik, kembalilah ke dalam badanmu yang baik“.

Namun, tidak seorang pun yang menjawab, kemudian Malaikat Israfil as menyeru, “Wahai ruh yang baik, masuklah ke dalam badan yang baik“.

Namun Nabi SAW tidak menjawab, kemudian Malaikat Izrail as menyeru, “Wahai ruh yang baik, berdirilah untuk memutuskan qadla’, hari diperhitungkan amal, dan hari ditampakkannya amal kepada Dzat Yang Maha Pengasih“.

Lalu, terbelahlah kuburnya, sedangkan Nabi Muhammad dalam keadaan duduk di kuburnya sembari mengibaskan debu dari kepala dan jenggotnya. Lalu Malaikat Jibril memberikannya 2 perhiasaan dan Buraq.

Nabi SAW pun bertanya, “Wahai Malaikat Jibril, hari apakah ini ?. Malaikat Jibril pun menjawab, “Ini adalah hari kiamat, hari nelangsa (bersedih), dan hari penyesalan. Ini adala hari Buraq, ini adalah hari pemisah, dan ini adalah hari bertemu Allah SWT“.

Nabi SAW pun berkata, “Wahai Malaikat Jibril, ceritakan berita gembira kepadaku !“. Malaikat Jibril pun menjawab, “Surga telah disempurnakan karena kedatanganmu dan neraka telah ditutup“.

Lalu Nabi SAW berkata, “Aku tidak bertanya tentang ini, tetapi aku bertanya tentang umatku yang berbuat dosa. Jangan-jangan kamu meninggalkan mereka di atas shirath (jembatan penghubung ke surga)“.

Lalu Malaikat Israfil menjawab, “Demi kemuliaan Tuhanku, wahai Nabi Muhammad, aku masih belum meniup sangkakala kebangkitan sebelum kebangkitanmu“.

Nabi SAW pun menjawab, “Sekarang, hatiku lega dan tenang“. Lalu Nabi SAW pun mengambil serta mengenakan mahkota dan perhiasan itu, dan menaiki Buraq.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

24. Penjelasan Tentang Buraq

Buraq memiliki 2 sayap yang mana dengan keduanya dia terbang di antara langit dan bumi. Wajahnya seperti wajah manusia, lisannya seperti lisan orang Arab, kedua alisnya terlihat jelas, kedua tanduknya besar, kedua telinganya tipis, kedua telinga itu dari batu Zamrud hijau, dan kedua matanya hitam.

Dikatakan, (Buraq) seperti bintang yang bersinar, jambulnya dari batu Yaqut merah, dan ekornya seperti ekor sapi yang ditetesi dengan emas merah. Dikatakan, Buraq dalam hal keindahan seperti burung merak, lebih tinggi dari khimar, dan lebih rendah dari bighal (peranakan kuda dengan keledai). Buraq dinamakan “Buraq” karena lari dan kecepatannya seperti kilat.

Ketika Buraq sudah dekat dengan Nabi SAW untuk dinaiki, maka dia gemetaran seraya berkata, “Wahai Malaikat Jibril, demi kemuliaan Tuhanku, tidak akan ada yang bisa menaikiku kecuali Nabi dari Bani Hasyim, dari daerah Abthah (tempat yang dekat dengan Mekkah), bersuku Quraisy, Nabi Muhammad SAW, pemilik Al-Qur’an“.

Nabi SAW pun berkata, “Aku adalah Muhammad bin Abdullah“. Lalu beliau menaikinya kemudian pergi menuju surga, beliau pun bersungkur dalam keadaan sujud. Lalu menyerulah Dzat yang menyeru, “Angkatlah kepalamu, wahai Muhammad, ini bukanlah hari ruku’ dan bersujud tetapi ini adalah hari perhitungan amal dan hari pembalasan. Angkatlah kepalamu, dan mintalah maka kamu akan diberikan !“.

Lalu Nabi SAW berkata, “Wahai Tuhanku, (aku meminta) apa yang telah engkau janjikan kepada umatku“. Allah menjawab, “Aku akan memberimu apa yang bisa membuatmu ridlo“, sebagaimana di dalam Firman Allah Yang Maha Luhur :
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰى

Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas” (Ad-Dhuha : 5).

Kemudian, Allah Yang Maha Luhur memerintahkan langit agar turun hujan, lalu turunlah hujan seperti air sperma pria selama 40 hari. Air berada di atas setiap apapun setinggi 12 dzira’ (1 dzira’ sepanjang lengan orang Arab). Lalu tumbuhlah (bangkitlah) makhluk karena air itu, seperti tetumbuhan sayur sampai sempurna badan-badan mereka sebagaimana mereka ada di dunia.

Kemudian Allah Yang Maha Luhur mengganti bumi yang dirusak oleh orang yang maksiat, Dia menegakkan (menyirami) bumi dengan hamim (air panas) neraka Jahannam dan mendatanglah bumi (baru) dari perak putih dan lalu menegakkanya (menyiraminya) dengan air surga.

Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bertanya, “Wahai Rosulullah, pada hari bumi digantikan dengan bumi lainnya, bagaimana keadaan manusia ?“.

Nabi SAW menjawab, “Wahai Aisyah, kamu bertanya tentang sesuatu yang besar, tak pernah bertanya kepadaku selain kamu. Sesungguhnya manusia berada di atas shirath (jembatan penghubung ke surga)“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

25. Penjelasan Tentang Tiupan Sangkakala Kebangkitan

Kemudian Allah Yang Maha Luhur berakata, “Wahai Israfil, berdirilah dan tiuplah sangkakala untuk membangkitkan makhluk“. Lalu Malaikat Isrfail meniup dan menyeru, “Wahai ruh-ruh yang keluar, tulang-tulang yang hancur, tubuh-tubuh yang rusak, otot-otot yang terputus, kulit-kulit yang robek, dan rambut-rambut yang jatuh, berdirilah untuk keputusan qadla’“. Lalu mereka pun berdiri dengan perintah Allah Yang Maha Luhur. Demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْنَ
Maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)” (Az-Zumar : 68).

Mereke melihat ke langit yang telah berhamburan (hancur), bumi telah digantikan, unta-unta yang bunting (hamil) telah ditinggalkan, binatang-bintang buas telah dikumpulkan, lautan telah diluapkan, nyawa-nyawa telah dipertemukan (ke badannya), Malaikat Zabaniyyah telah didatangkan, matahari telah digulung, timbangan-timbangan amal telah ditegakkan, dan surga telah didekatkan, setiap jiwa mengetahui apa yang telah dilakukan. Demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
قَالُوْا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا
Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami ! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur) ?” (Yasin : 52).

Lalu orang-orang mukmin menjawabnya :
هٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah para rosul” (Yasin : 52).

Mereka pun keluar dari kuburnya dalam keadaan tak beralas kaki dan telanjang.

*** ________________________

Rosulullah SAW pernah ditanya tentang makna Firman Allah Yang Maha Luhur :
يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ أَفْوَاجًا
Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok” (An-Naba’ : 18).

Lalu Rosulullah SAW menangis sehingga debu terbasahi oleh air mata beliau, kemudian beliau berkata, “Wahai orang yang bertanya, kamu bertanya kepadaku tentang perkara yang besar. Sesungguhnya, akan dikumpulkan kaum-kaum dari umatku menjadi 12 golongan di hari kiamat :

  1. Adapun golongan pertama, mereka dikumpulkan dalam bentuk monyet, mereka adalah tukang-tukang fitnah di dalam manusia, sebagaimana dalam Firman Allah Yang Maha Luhur :
    وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
    Dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan” (Al-Baqarah : 191).
  2. Kedua, mereka dikumpulkan dalam bentuk babi, mereka adalah ahli suht (orang-orang yang suka memakan perkara haram), sebagaimana dalam Firman Allah Yang Maha Luhur :
    سَمَّاعُوْنَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُوْنَ لِلسُّحْتِ
    Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram” (Al-Maidah : 42).
  3. Ketiga, mereka dikumpulkan dalam keadaan buta lagi kebingungan, mereka bergantung kepada manusia lainnya. Mereka adalah orang-orang yang melewati batas di dalam hukum, sebagaimana dalam Firman Allah Yang Maha Luhur:
    وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا بَصِيْرًا
    Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (An-Nisa’ : 58).
  4. Keempat, mereka dikumpulkan dalam keadaan tuli dan bisu, mereka adalah orang-orang yang membanggakan amal-amal mereka, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:
    إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
    Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Luqman : 18).
  5. Kelima, mereka dikumpulkan sedangkan nanah mengalir dari mulut-mulut mereka dan mengunyah-nguyah lisan mereka sendiri, mereka adalah ulama’ yang tidak sejalan antara ucapan dan perbuatan mereka, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    أَتَأْمُرُوْنَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتَابَ
    Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) ?” (Al-Baqarah : 44).
  6. Keenam, mereka dikumpulkan dan ditubuh mereka terdapat luka dari api, mereka adalah orang-orang yang bersaksi dengan dusta.
  7. Ketujuh, mereka dikumpulkan dalam keadaan telapak kaki mereka berada di atas dahi dengan diikat pada jambul kepala dan mereka lebih busuk daripada bangkai. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti syahwat, kenikmatan, dan perkara haram, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    أُولٰٓئِكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآٰخِرَةِ
    Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat” (Al-Baqarah : 86).
  8. Kedelapan, mereka dikumpulkan seperti orang mabuk, terjatuh ke kanan dan ke kiri, mereka adalah orang-orang yang mencegah hak-hak Allah, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيْهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوْا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
    Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji” (Al-Baqarah : 267).
  9. Kesembilan, mereka dikumpulkan dalam keadaan mengenakan celana dari timah cair, mereka adalah orang-orang yang tidak takut melakukan ghibah (menggunjing), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا
    Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain” (Al-Hujurat : 12).
  10. Kesepuluh, mereka dikumpulkan dalam keadaan lisan-lisan keluar dari mulut, mereka adalah orang-orang yang suka namimah (mengadu domba).
  11. Kesebelas, mereka dikumpulkan dalam keadaan mabuk, mereka adalah orang-orang yang berbicara di dalam masjid-masjid dengan pembicaraan dunia, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلّٰهِ
    Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah” (Aj-Jin : 18).
  12. Keduabelas, mereka dikumpulkan dalam bentuk babi, mereka orang-orang yang memakan riba, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (Ali-Imran : 130).

*** ________________________

Di dalam sebuah khobar dari Sahabat Mu’adz bin Jabal, dari Nabi SAW bersabda, “Tatkala hari kiamat, hari nelangsa (kesedihan dan susah), dan hari penyesalan, Allah Yang Maha Luhur mengumpulkan umatku dari kubur-kubur mereka menjadi 12 kelompok :

  1. Adapun kelompok pertama, mereka dikumpulkan dari kubur sedangkan mereka tidak memiliki tangan dan kaki.

    Lalu menyerulah dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang menyakiti tetangga, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka“.

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَاعْبُدُوْا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبٰى وَالْيَتَامٰى وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًا
    Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri“. (An-Nisa : 36).
  2. Adapun kelompok kedua, mereka dikumpukan dari kubur dalam bentuk hewan melata, dikatakan (dalam sebuah riwayat) hewan melata itu adalah babi.

    Lalu menyerulah dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang meremehkan sholat, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ
    (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya” (Al-Maun : 5).
  3. Adapun kelompok ketiga, mereka dikumpukan dari kubur sedangkan perut mereka seperti gunung-gunung yang dipenuhi ular dan kalajengking.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang mencegah zakat, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُوْنَهَا فِي سَبِيْلِ اللّٰهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيْمٍ، يَوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ
    Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam” (At-Taubah : 34-35).

    Lalu Allah Yang Maha Luhur menjadikan papan (papan logam) dari setiap daniq (seperenam dari dirham atau harta yang mereka kumpulkan).
    فَتُكْوٰى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْ ۖ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ
    Lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”” (At-Taubah : 35).
  4. Adapun kelompok keempat, mereka dikumpukan dari kubur sedangkan mulut-mulut mereka mengalir darah, usus-usus mereka tumpah ke bumi, dan keluar api dari mulut-mulut mereka.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang berdusta di dalam jual beli, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    إِنَّ الَّذِيْنَ يَشْتَرُوْنَ بِعَهْدِ اللّٰهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيْلًا
    Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit” (Ali Imran : 77).
  5. Adapun kelompok keempat, mereka dikumpukan dari kubur dalam keadaan menyamarkan diri (menyembunyikan diri) dari manusia lainnya, bau mereka lebih busuk daripada bangkai.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang menyimpan (menyembunyikan) kemaksiatan di waktu samar dari manusia lainnya sedangkan mereka tidak takut kepada Allah, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    يَسْتَخْفُوْنَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُوْنَ مِنَ اللّٰهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُوْنَ مَا لَا يَرْضٰى مِنَ الْقَوْلِ ۚ وَكَانَ اللّٰهُ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطًا
    Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan” (An-Nisa : 108).
  6. Adapun kelompok keenam, mereka dikumpukan dari kubur dalam keadaan leher-leher mereka terputus dari tengkunya.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang memberi kesaksian palsu dan dusta, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَالَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَ وَإِذَا مَرُّوْا بِاللَّغْوِ مَرُّوْا كِرَامًا
    Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya” (Al-Furqan : 72).
  7. Adapun kelompok ketujuh, mereka dikumpukan dari kubur dalam keadaan tidak memiliki lisan sedangkan mulut-mulut mereka mengalir darah dan nanah.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang mencegah kesaksian benar, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ
    Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya” (Al-Baqarah : 283).
  8. Adapun kelompok kedelapan, mereka dikumpukan dari kubur dalam keadaan menjunkurkan kepala (ke tanah) mereka, kaki mereka berada di atas kepala, dan mengalir dari kemaluan mereka sungai “qoikh” (nanah kuning) dan “shodid” (nanah bercampur darah).

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang suka berzina, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيْلًا
    Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra’ : 32).
  9. Adapun kelompok kesembilan, mereka dikumpukan dari kubur dalam keadaan berwajah hitam, melotot matanya, dan perut-perut mereka dipenuhi api.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang memakan harta-harta anak yatim secara dholim, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    إِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ أَمْوَالَ الْيَتَامٰى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيْرًا
    Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)” (An-Nisa’ : 10).
  10. Adapun kelompok kesembilan, mereka dikumpukan dari kubur dalam keadaan berpenyakit lepra dan kusta.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang membangkang kedua orangtua, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَاعْبُدُوْا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبٰى وَالْيَتَامٰى وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًا
    Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri“. (An-Nisa : 36).
  11. Adapun kelompok kesebelas, mereka dikumpukan dalam keadaan buta hatinya, gigi-gigi mereka seperti tanduk sapi jantan, mulut mereka terurai ke dada, lisan-lisan mereka terurai ke perut, dan perut mereka terurai ke paha, kotoran pun keluar dari perut-perut mereka.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang meminum khamr, mereka mati sedangkan tidak bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke neraka”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
    Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan” (Al-Maidah : 90).
  12. Adapun kelompok kedua belas, mereka dikumpukan sedangkan wajah mereka seperti bulan di malam purnama, mereka melewati shirath (jembatan penghubung ke surga) seperti kilat yang menyambar.

    Lalu menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Mereka adalah orang-orang yang melakukan kebaikan, mencegah kemaksiatan, dan menjaga sholat 5 waktu secara berjama’ah, mereka mati dalam keadaan bertaubat. Ini adalah balasan mereka dan tempat kembali mereka adalah ke surga”. 

    Sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    إِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَأَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
    Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”” (Fushilat : 30).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

26. Penjelasan Tentang Bangkitnya Makhluk Dari Kubur

Dikatakan, sesungguhnya jika para makhluk bangkit dari kuburnya, mereka berdiam diri di tempat di mana mereka bangkit selama 40 tahun. Mereka tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak berbicara.

Dikatakan (para sahabat bertanya), “Wahai Rosulullah, bagaimana orang-orang mukmin dikenali pada hari kiamat ?“. Nabi SAW menjawab, “Sesungguhnya umatku bersinar tangan dan kakinya karena bekas wudlu“.

***___________________

Dalam sebuah khobar lain, tatkala hari kiamat, Allah Yang Maha Luhur membangkitkan para makhluk dari kubur mereka. Lalu datanglah para malaikat ke kubur orang-orang mukmin dan mengusap debu dari (seluruh tubuh) mereka kecuali pada tempat sujud mereka, tidak akan hilang bekas itu (debu) dari tempat sujud mereka (kening).

Lalu menyerulah Dzat yang menyeru, “Debu itu bukanlah debu kubur mereka, itu adalah debu tempat pengimaman mereka. Tinggalkan apa yang ada pada mereka, sehingga mereka melewati shirath (jembatan menuju surga) dan memasuki surga, sehingga setiap orang yang melihat mereka, mengetahui bahwa mereka adalah para pelayan dan hamba-hamba-Ku“.

***___________________

Diriwayatkan dari Sahabat Jabir bin Abdullah ra berkata, Nabi SAW bersabda, tatkala hari kiamat dan dibangkitkanlah orang-orang dari kubur, maka Allah Yang Maha Luhur memberikan wahyu kepada Malaikat Ridlwan, “Wahai Ridlwan, sesungguhnya Aku mengeluarkan orang-orang yang berpuasa dari kubur mereka dalam keadaan lapar dan haus, maka sambutlah mereka dengan membawa daging panggang dan buah-buahan dari surga“.

Lalu Malaikar Ridlwan berteriak, “Wahai para pelayan surga, wahai para anak-anak surga yang belum sampai baligh (lantas meninggal dunia)“.

Mereka pun datang dengan membawa talam (wadah makanan) dari cahaya, mereka mengumpulkan di hadapan Malaikat Ridlwan lebih banyak dari sejumlah tetesan air hujan, bintang-bintang di langit, dan daun-daun pepohonan, (mengumpulkan) buah-buahan yang banyak, makanan yang berlemak, dan minuman yang lezat. Tatkala mereka bertemu orang-orang mukmin, mereka memberinya makan dengan semua itu dan berkata kepada orang-orang mukmin :
كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

“(Kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu“” (Al-Haqqah : 24).

***___________________

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, Nabi SAW bersabda :
ثَلَاثَةٌ تُصَافِحُهُمُ الْمَلَائِكَةُ يَوْمَ يُخْرَجُوْنَ مِنْ قُبُوْرِهِمْ الشُّهَدَاءُ وَصَائِمُو شَهْرِ رَمَضَانَ وَصَائِمُو يَوْمِ عَرَفَةَ

Ada tiga golongan yang mana malaikat akan berjabat tangan kepada mereka pada hari di mana mereka dikeluarkan dari kubur mereka, yaitu para syuhada’ (orang-orang yang mati syahid), orrang-orang yang berpuasa Ramadhan, dan orang-orang yang berpuasa Arafah (tgl 9 Dzulhijjah)“.

***___________________

Dari Siti Aisyah ra berkata, Nabi SAW berkata, “Wahai Aisyah, sesungguhnya di dalam surga ada gedung-gedung megah yang terbuat dari durr (mutiara), batu yaqut, batu zamrud, emas, dan perak“.

Aku (Siti Aisyahra ) bertanya, “Untuk siapa gedung-gedung itu ?“.

Nabi SAW menjawab, “Untuk orang yang berpuasa di hari Arafah (tgl 9 Dzulhijjah)”“.

Nabi SAW berkata, “Wahai Aisyah, sesungguhnya hari-hari yang paling dicintai Allah adalah Hari Jum’at dan Hari Arafah (tgl 9 Dzulhijjah) karena di dalamnya terdapat rohmat. Sesungguhnya hari-hari yang paling dibenci Iblis adalah Hari Jum’at dan Hari Arafah. Wahai Aisyah, barang siapa yang berpuasa di Hari Arafah, maka Allah Yang Maha Luhur akan membuka baginya 30 pintu kebaikan dan menutup 30 pintu keburukan. Ketika dia berbuka dan meminum air, maka setiap otot di tubuhnya akan memohonkan ampun untuknya sembari berdoa, “Ya Allah, kasihanilah dia (orang yang berpuasa Arafah) sampai terbitnya fajar“.

***___________________

Dalam khobar lain, orang-orang yang berpuasa keluar dari kubur mereka, mereka diketahui dari bau mulut mereka karena puasa yang mereka lakukan, mereka disambut dengan talam (wadah makanan) dan kendi (ceret).

Dikatakan kepada mereka, “Makanlah, kalian lapar ketika orang-orang kenyang. Minumlah, kalian haus ketika orang-orang dalam kedaaan segar, dan beristirahatlah“. Lalu mereka makan, minum, dan istirahat, sedangkan orang-orang dalam perhitungan amal.

***___________________

Dan telah datang (penjelasan) di dalam khobar, tidak akan diuji (menerima fitnah dan ujian kubur) keluarga para nabi, orang yang berperang (di jalan Allah), orang alim, orang yang mati syahid, orang yang hafal Al-Qur’an, pemimpin yang adil, muadzin, wanita yang mati dalam keadaan nifas (termask wanita melahirkan yang meninggal), orang yang terbunuh karena didzolimi, dan orang yang meninggal pada hari dan malam Jum’at.

***___________________

Di dalam khobar dari Nabi SAW, manusia dikumpulkan (dibangkitkan) di hari kiamat sebagaimana mereka dilahirkan oleh ibu-ibu mereka dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki.

Siti Aisyah ra bertanya, “Laki-laki dan wanita bersamaan ?“. Nabi SAW menjawab, “Iya“.

Siti Aisyah pun berkata, “Aduh nelangsa aku, sebagian mereka melihat sebagian lainnya“.

Lalu Nabi SAW memegang pundak Siti Aisyah dan berkata, “Wahai putri Abu Quhafah (Abu Bakar ra), pada saat itu manusia tersibukkan dari melihat lainnya, mereka memandangkan mata ke langit, mereka berdiam diri selama 40 tahun, tidak makan dan tidak minum. Setiap orang dari mereka mengeluarkan keringat karena malu kepada Allah Yang Maha Luhur. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua telapak kakinya, ada yang sampai di kedua betisnya, ada yang sampai di perutnya, ada yang sampai di dadanya, dan ada yang sampai di wajahnya. Keringat itu ada karena lamanya berdiri“.

Siti Aisyah bertanya, “Apakah ada seseorang yang dikumpulkan dalam keadaan berpakaian di hari kiamat ?

Nabi SAW menjawab, “Para nabi dan keluarga mereka, serta orang-orang yang berpuasa di Bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan secara berurutan. Pada hari itu, setiap manusia dalam keadaa lapar, kecuali para nabi, ahli bait mereka, orang-orang yang berpuasa Rajab, orang-orang yang berpuasa Sya’ban, dan orang-orang yang berpuasa Ramadhan, karena sesungguhnya mereka kenyang, tidak lapar dan tidak pula haus“.

***___________________

Dikatakan, mereka digiring dengan perkumpulan mereka ke padang mahsyar di sekitar Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha, Yerusalem, Palestina) di Bumi. Tempat itu disebut dengan istilah “Sahirah“, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ، فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ

Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja. Maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi” (An-Nazi’at : 13-14).

***___________________

Dikatakan, sesungguhnya para makhluk berada di pelataran (lapangan atau halaman) kiamat sebanyak 120 shaf (barisan), panjang setiap shaf seperti perjalanan selama 40 tahun dan lebar setiap shaf seperti perjalanan 20 tahun.

Dikatakan, sesungguhnya orang-orang mukmin terbagi menjadi 3 shaf, sisanya adalah orang-orang kafir.

***___________________

Diriwayatkan dari Rosulullah SAW :
اِنَّ اُمَّتِيْ مِائَةُ وَعِشْرُوْنَ صَفًّا

Sesungguhnya umatku terbagi menjadi 120 shaf

Hadist ini adalah qoul yang lebih shohih,

Sifat orang-orang mukmin adalah mereka berwajah putih dan bersinar tangan kakinya. Sedangkan sifat orang-orang kafir adalah mereka berwajah hitam dan beriringan dengan syetan.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

27. Penjelasan Tentang Digiringnya Para Makhluk ke Mahsyar

Dikatakan, orang-orang kafir digiring dengan telapak-telapak kaki mereka, sedangkan orang-orang mukmin digiring dengan mengendarai unta-unta dan kendaraan mereka (maksudnya unta-unta yang dijadikan qurban Hari Raya sebagai kendaraan di hari kiamat), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِيْنَ إِلَى الرَّحْمٰنِ وَفْدًا، وَنَسُوْقُ الْمُجْرِمِيْنَ إِلٰى جَهَنَّمَ وِرْدًا

(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat. Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga” (Maryam : 85-86).

Sahabat Ali bin Abi Thalib, semoga Allah memuliakan beliau, berkata, orang-orang mukmin dikumpulkan dalam keadaan mengendarai unta-unta mereka di hari kiamat.

Allah Yang Maha Luhur pun berkata di hari kiamat, “Wahai para malaikat-Ku, janganlah kalian menggiring hamba-hamba-Ku dalam keadaan berjalan kaki. Tetapi kendarailah mereka di atas unta-unta mereka, karena sesungguhnya mereka telah terbiasa berkendara (diemban) di dunia. Dalm permulaan kelahiran, tulang rusuk ayah mereka adalah kendaraan mereka. Kemudian setelah itu, perut ibu mereka adalah kendaraan mereka selama 9 bulan. Ketika ibu mereka melahirkan mereka, pangkuan ibu mereka selama 2 tahun menyusui adalah kendaraan mereka. Sampai ketika mereka cukup besar, leher ayah mereka adalah kendaraan mereka, kemudian kuda, bighal, dan keledai adalah kendaraan mereka di daratan-daratan, dan kapal adalah kendaraan mereka di lautan. Ketika mereka meninggal dunia, leher-leher saudara-saudara mereka adalah kendaraan mereka. Dan ketika mereka bangkit dari kubur mereka, jangan biarkan mereka berjalan kaki karena sesungguhnya mereka terbiasa berkendara dan mereka tidak akan mampu berjalan. Datangkanlah kepada mereka unta-unta, yaitu hewan-hewan qurban“.

Lalu mereka pun menaiki unta-unta itu, mereka sowan kepada Tuhan yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Dan karena itulah Nabi SAW bersabda :
عَظِّمُوْا ضَحَايَاكُمْ فَاِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَطَايَاكُمْ اَيْ مَرَاكِبُكُمْ

Besarkanlah hewan-hewan qurban kalian, karena sesungguhnya di hari kiamat, itu adalah hewan yang kalian naiki, maksudnya adalah kendaraan kalian“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

28. Penjelasan Tentang Panasnya Hari Kiamat

Di dalam khobar, tatkala hari kiamat, Allah Yang Maha Luhur mengumpulkan orang-orang awal dan orang-orang akhir di dalam debu (lapangan) satu. Matahari pun didekatkan di atas kepala mereka dan matahari dijadikan sangat panas kepada mereka di hari kiamat. Lalu keluarlah leher (kepala) dari neraka seperti naungan (iyupan).

Kemudian menyerulah Dzat yang menyeru, “Wahai golongan para makhluk, pergilah ke naungan itu“. Mereka pun pergi menuju naungan (iyupan) itu dan mereka ada 3 golongan, yaitu golongan orang-orang mukmin, golongan orang-orang munafiq, dan golongan orang-orang kafir.

Tatkala para makhluk telah sampai pada bayang-bayang itu, naungan (iyupan) itu pun terbagi menjadi 3 bagian, yaitu satu bagian panas, satu bagian kabut, dan satu bagian cahaya. Maka demikian itulah Allah Yang Maha Luhur berfirman :
انْطَلِقُوْا إِلٰى ظِلٍّ ذِيْ ثَلَاثِ شُعَبٍ

Pergilah kalian untuk mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang” (Al-Mursalat : 30).

Naungan panas berada di atas kepala orang-orang munafiq karena sesungguhnya mereka menjaga diri dari panasnya dunia, sebagaimana dikatakan kepada mereka :
وَقَالُوْا لَا تَنْفِرُوْا فِي الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَوْ كَانُوْا يَفْقَهُوْنَ

Dan mereka (orang-orang munafiq) berkata : “Janganlah kalian berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah : “Api neraka jahannam itu jauh lebih panas” jika mereka mengetahui“. (At-Taubah : 81).

Naungan kabut berdiam di atas kepala orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka di dunia berada di dalam cahaya dan di akhirat berada di dalam kegelapan. Maka demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
يُخْرِجُوْنَهُمْ مِنَ النُّوْرِ إِلَى الظُّلُمَاتِ

Para syaitan mengeluarkan mereka (orang-orang kafir) dari cahaya (iman) kepada kegelapan (kekafiran)“. (Al-Baqarah : 257).

Dan naungan cahaya berdiam di atas kepala orang-orang mukmin, karena sesungguhnya mereka di dunia berada di dalam kegelapan dan di akhirat berada di dalam cahaya. Maka demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
اللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)“. (Al-Baqarah : 257).

Allah Yang Maha Luhur berfirman mengenai sifat orang-orang mukmin di hari kiamat :
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعٰى نُوْرُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا ۚ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka) : “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar” (Al-Hadid : 12).

Nabi SAW bersabda :
سَبْعَةٌ يُظِلِّهُمُ اللّٰهُ فِيْ ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ لَا ظِلَّ اِلَّا ظِلُّهُ : اِمَامٌ عَادِلٌ، وَشَابٌ نَشَأَ فِيْ عِبَادِةِ اللّٰهِ تَعَالٰى، وَرَجَلَانِ تُحَابَّا فِى اللّٰهِ، وَرَجُلٌ طَلَبْتْهُ اِمْرَأَةٌ ذَا جَمَالٍ فَقَالَ اِنِّيْ اَخَافُ اللّٰهَ رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللّٰهَ تَعَالٰى خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ مِنَ الدَّمْعِ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ تَعَالٰى، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِيَمِيْنِهِ فَاَخْفَاهَا عَنْ شِمَالِهِ، وَرَجُلٌ مُعَلِّقٌ قَلْبُهُ بِالْمَسَاجِدِ

Ada tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah di dalam naungan Arsy pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu (pertama) pemimpin yang adil, (kedua) pemuda yang tumbuh di dalam beribadah kepada Allah Yang Maha Luhur, (ketiga) dua orang yang saling mencintai karena Allah, (keempat) orang laki-laki yang diminta (berzina) oleh wanita yang cantik, lalu laki-laki itu berkata “Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam”, (kelima) seorang yang mengingat Allah Yang Maha Luhur di waktu sepi, lalu mengalirkan air matanya karena takut kepada Allah Yang Maha Luhur, (keenam) seseorang yang bershadaqah dengan tangan kanannya, lalu ia menyamarkan dari tangan kirinya (shadaqah sirri), (ketujuh) seseorang yang hatinya digantungkan di dalam masjid-masjid“.

***____________________________

Nabi Muhammad SAW bersabda, tatkala Allah Yang Maha Luhur mengumpulkan para makhluk, maka menyerulah Dzat yang menyeru, “Dimana ahli keumataan (orang-orang yang memiliki keutamaan ?“. Lalu beberapa orang berdiri, mereka bergegas dengan cepat menuju surga dan mereka disambut oleh para malaikat. Para malaikat pun bertanya, “Sesungguhnya kami melihat kalian bergegas menuju surga, maka siapa kalian ?“. Mereka pun menjawab, “Kami adalah ahlul keutamaan“. Lalu para malaikat bertanya, “Apa fadl (keutamaan) kalian ?“. Mereka pun menjawab, “Tatkala kami dianiyaya kami bersabar dan tatkala orang berbuat buruk kepada kami, maka kami memaafkan“. Lalu para malaikat berkata kepada mereka, “Masuklah kalian ke dalam surga, maka ia adalah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal“.

Kemudian menyerulah Dzat yang menyeru, “Dimana ahli sabar ?“. Lalu beberapa orang berdiri, mereka bergegas dengan cepat menuju surga dan mereka disambut oleh para malaikat. Para malaikat pun bertanya, “Sesungguhnya kami melihat kalian bergegas menuju surga, maka siapa kalian ?“. Mereka pun menjawab, “Kami adalah ahlul sabar“. Lalu para malaikat bertanya, “Bagaimana sabar kalian ?“. Mereka pun menjawab, “Kami bersabar dalam melaksanakan taat kepada Allah dan kami bersabar dari maksiat kepada Allah Yang Maha Luhur“. Lalu para malaikat berkata kepada mereka, “Masuklah kalian ke dalam surga“.

Kemudian menyerulah Dzat yang menyeru, “Di mana orang-orang yang mencintai karena Allah ?“. Lalu beberapa orang berdiri, mereka bergegas dengan cepat menuju surga dan mereka disambut oleh para malaikat. Para malaikat pun bertanya, “Sesungguhnya kami melihat kalian bergegas menuju surga, maka siapa kalian ?“. Mereka pun menjawab, “Kami adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah dan orang-orang yang saling berjanji karena Allah“. Lalu dikatakan kepada mereka, “Masuklah kalian ke dalam surga“.

Nabi SAW bersabda mizan (timbangan amal) diletakkan setelah mereka (tiga golongan di atas) memasuki surga.

***____________________________

[Adapun bendera pujian] maka ada di atas langit-langit. Rosulullah SAW pernah ditanyai tentang liwa’ul hamdi (bendera pujian), lebar, dan panjangnya. Lalu Beliau menjawab, panjangnya seperti perjalanan 1.000 tahun, tertulis di atasnya kalimat “لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ ” (tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah) dan lebarnya adalah jarak antara langit dan bumi. Gigi-giginya dari batu yaqut merah dan pegangannya dari emas putih dan batu zamrud hijau.

Liwa’ul hamdi (bendera pujian) itu memiliki tiga ekor (umbul-umbul) dari cahaya, umbul-umbul satu ada di timur, umbul-umbul lainnya ada di tengah dunia, dan umbul-umbul lainnya di barat. Tertulis di dalamnya 3 baris tulisan, pertama “بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ” (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), kedua “الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ” (segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam), dan ketiga “لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ” (tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad utusan Allah).

Panjang setiap baris seperti perjalanan 1.000 tahun, di sekitarnya ada 70.000 bendera, di bawah setiap bendera ada 70.000 baris malaikat, dan setiap baris malaikat ada 500.000 malaikat. Mereka membaca tasbih dan mennsucikan Allah Yang Maha Luhur.

Syekh Al-Jaryani mengatakan tentang makna sabda Nabi SAW, “liwa’ul hamdi (bendera pujian) ada di tanganku (tangan Nabi SAW)“, sesungguhnya tatkala hari kiamat, bendera itu dikibarkan di hadapan Nabi SAW dan orang-orang mukmin, mulai dari keturunan Nabi Adam as sampai ditegakkannya hari kiamat, berada di sekitar bendera Nabi SAW. Sedangkan orang-orang kafir berada dalam istirahat dari neraka (belum digiring ke neraka) selama liwa’ul hamdi (bendera pujian) dikibarkan. Tatkala bendera itu dipindahkan maka pada waktu itu orang-orang kafir digiring ke nereka.

***____________________________

Di dalam khobar, tatkala hari kiamat ditegakkanlah liwa’us shidqi (bendera kejujuran) untuk Sahabat Abu Bakar ra dan setiap orang yang jujur berada di bawah benderanya. Liwaul fuqaha’ (bendera ahli fiqih) untuk Sahabat Muadz bin Jabal ra dan setiap orang yang ahli fiqih berada di bawah benderanya. Liwa’uz Zuhdi (bendera kezuhudan) untuk Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari ra dan setiap orang yang zuhud berada di bawah benderanya. Liwa’us Sakhowah ra (bendera kedermawanan) untuk Sahabat Utsman bin Affan ra dan setiap orang yang dermawan berada di bawah benderanya. Liwa’us Syuhada’ (bendera syuhada’) untuk Sahabat Ali bin Abi Thalib ra dan setiap orang yang mati syahid berada di bawah benderanya. Liwa’ul Qurra’ ra (bendera bacaan Al-Qur’an) untuk Sahabat Ubay bin Ka’ab dan setiap orang yang membaca Al-Qur’an berada di bawah benderanya. Liwa’ul Muaddzin (bendera tukang adzan) untuk sahabat Bilal bin Rabah ra dan setiap orang yang adzan berada di bawah benderanya. Bendera orang-orang yang terbunuh karena dianiyaya untuk Husain bin Ali ra dan setiap orang yang terbunuh karena dianiyaya ada di bawah benderanya. Demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
يَوْمَ نَدْعُوْ كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ

Hari di mana kami memanggil setiap manusia dengan pemimpin mereka” (Al-Isra : 71).

***____________________________

Di dalam khobar, tatkala hari kiamat, para makhluk berdiri dan mereka merasa sangat haus, keringat pun mengendalikan mereka (keringat bercucuran deras). Lalu Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemui Nabi Muhammad SAW, lalu berkata, “Wahai Nabi Muhammad, katakan kepada umatmu agar mereka menyeru kepada-Ku dengan sebuah nama yang mana kamu berdoa kepada-Ku dengan nama itu di dunia, ketika (mereka tertimpa) dalam  penderitaan“.

Nabi SAW pun menyeru kepada umat Beliau dengan hal itu, lalu umat mengatakan “بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ” (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Seketika itulah Allah SWT memisahkan qadla’ di antara para makhluk. Kemudian Allah berkata kepada umat-umat lainnya, “Jika mereka (umat Nabi SAW) tidak menyebut-Ku dengan nama ini, niscaya aku akan memanjangkan qadla’ selama 1.000 tahun“.

Kemudian Allah yang Maha Luhur memutuskan hukum di antara hewan-hewan buas dan hewan-hewan ternak, hingga Dia memberikan putusan pada domba/kambing dari golongan hewan yang memiliki tanduk. Kemudian Allah Yang Maha Luhur berkata kepada hewan-hewan buas dan hewan-hewan ternak, “Jadilah tanah !“, maka ketika itulah orang kafir berkata, “Andai saja aku adalah tanah“.

***____________________________

Imam Muqatil mengatakan, ada 10 hewan yang masuk surga, yaitu unta Nabi Sholeh, pedhet (anakan sapi) Nabi Ibrahim, kambing Nabi Ismail, sapi Nabi Musa, ikan paus Nabi Yunus, khimar Nabi Uzair, ratu semut Nabi Sulaiman, burung hud-hud Ratu Bulqis, unta Nabi Muhammad SAW, dan anjing Ashabul Kahfi yang mana Allah merubahnya menjadi bentuk kambing dan memasukkannya ke dalam surga.

Tidakkah kamu lihat sesungguhnya seekor anjing masuk ke surga di tengah-tengah golongan orang yang dicintai Allah SWT. Lalu mengapa seorang ahli maksiat di dalam gua tauhid selama 50 tahun ditolak ? akankah ia ditolak dari rahmat-Nya ?.

Sebutan anjing hilang darinya, para penghuni surga memberinya nama “turama“, ada yang mengatakan “qithmir“, dan ada pula yang mengatakan “huban“, dan warnanya kuning.

***____________________________

Dikatakan, pada hari kiamat didatangkan seorang alim dari golongan ulama’ yang merupakan umat Nabi Muhammad SAW. Ia dihadapkan di sisi Allah Yang Maha Luhur, lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Malaikat Jibril, peganglah tangannya dan pergilah bersamanya menuju nabinya, yaitu Nabi Muhammad SAW“.

Malaikat Jibri pun mendatangkannya kepada Nabi SAW, sedangkan Beliau berada di tepi telaga sembari memberi minuman kepada orang-orang dengan menggunakan wadah minum. Nabi SAW pun beranjak memberi minum kepada ulama’ dengan telapak tangannya.

Lalu orang-orang bertanya, “Wahai Rosulullah, engkau memberi minum kepada orang-orang dengan menggunakan wadah minum, sedangkan engkau memberi minum kepada ulama’ dengan menggunakan telapak tanganmu ?“.

Nabi SAW pun menjawab, “Tentu, karena sesungguhnya orang-orang tersibukkan dengan perdagangan mereka di dunia, sedangkan ulama’ tersibukkan dengan ilmu“.

Al-Faqih Abu Laits As-Samarqandi ra berkata, amal yang paling utama adalah menyayangi (mencintai) para kekasih (wali) Allah Yang Maha Luhur dan memusuhi musuh-musuh Allah.

Berdasarkan maqolah ini (Al-Faqih Abu Laits As-Samarqandi) telah datang di dalam khobar, bahwa Nabi Musa bermunajah kepada Tuhannya. Lalu Allah Yang Maha Luhur bertanya, “Apakah kamu telah melakukan satu amal saja untukku ?“.

Nabi Musa menjawab, “Wahai Tuhanku, aku sholat untuk-Mu, aku berpuasa dan bershodaqoh karena-Mu, aku mensucikan-Mu, aku memuji-Mu, aku membaca kitab-Mu, dan aku mengingat-Mu“.

Allah SWT berkata, “Wahai Musa, adapun sholat maka menjadi burhan (pertanda) bagimu. Adapun puasa adalah tameng (dari neraka) bagimu, shodaqoh adalah naungan bagimu, tasbih adalah menjadi pohon-pohon di dalam surga. Adapun membaca kitab-Ku, maka akan menjadi gedung-gedung mewah dan bidadari di surga bagimu. Dan adapun dzikirmu pada-Ku adalah cahaya bagimu. Ini semua adalah untukmu, wahai Musa, maka manakah amal yang kamu kerjakan untuk-Ku ?“.

Nabi Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, tunjukkanlah aku suatu amal yang mana amal itu adalah untuk-Mu ?“.

Allah SWT berkata, “Wahai Musa, apakah kamu telah mencintai seorang kekasih-Ku dan apakah kamu sudah memusuhi musuh-Ku ?“. Lalu Nabi Musa pun mengetahui bahwa amal yang paling utama adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.

***____________________________

[Fasal] kemudian Allah Yang Maha Luhur memutuskan hukum di antara para makhluk, lalu pada saat itu mereka telah berdiam di hadapan Allah. Dikatakan, “Di manakah orang-orang memiliki penganiayaan ?“. Lalu didatangkanlah 2 orang, diambillah kebaikan-kebaikan orang yang menganiaya lalu diberikan kepada orang yang dianiaya, hari di mana tidak ada dinar dan dirham.

Maka tiada henti diambil kebaikannya hingga tidak tersisa satu kebaikan pun darinya. Lalu diambillah keburukan orang yang dianiaya, lalu dikembalikan (diberikan) kepada orang yang menganiaya. Ketika telah habis kebaikannya, dikatakan (kepada orang yang menganiyaya), “Kembalilah kepada ibumu, yaitu Neraka Hawiyah, karena tidak ada penganiayaan di hari ini, sesungguhnya Allah adlah Dzat yang cepat hisabnya, yakni Dzat yang cepat pembalasannya“.

Berdasarkan maqolah ini, maka telah datang dalam sebuah khobar, Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa as, “Katakan kepada kaummu untuk melakukan satu perkara yang mana Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga“.

Lalu Nabi Musa as bertanya, “Apa perkara itu ?“.

Allah menjawab, “Mintalah keridloan kepada lawan pertikaian mereka“.

Nabi Musa bertanya, “Jika mereka (lawan pertikaian) telah meninggal dunia ?“.

Allah Yang Maha Luhur menjawab, “Wahai Musa, sesungguhnya Aku Maha Hidup, tidak akan mati selamanya, katakan kepada mereka untuk meminta ridlo kepada-Ku

Nabi Musa bertanya, “Bagaimana mereka meminta ridlo kepada-Mu ?

Allah Yang Maha Luhur menjawab, “Dengan melakukan 4 perkara, yaitu penyesalan hati, istighfar dengan lisan, meneteskan air mata, dan menggunakan anggota badan untuk berkhidmat (bertaubat dan melakukan kebaikan)“.

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

29. Penjelasan Tentang Dekatnya Surga

Allah Yang Maha Luhur berfirman :

وَاُزْلِفَتُ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغَاوِيْنَ

Dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa. Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat” (Asy-Syu’ara’ : 90-91).

Di dalam beberapa khabar (dijelaskan), ketika tiba hari kiamat, Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Malaikat Jibril, dekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertaqwa dan tampakkan Neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat“.

Lalu, jadilah surga berada di sisi kanan Arsy dan Neraka Jahim di sisi kiri Arsy. Kemudian shirath (jembatan menuju surga) dipanjangkan di atas neraka dan ditegakkanlah Mizan (timbangan amal).

Kemudian Allah Yang Maha Luhur berkata, “Di manakah orang bersih-Ku (kekasih-Ku), Nabi Adam ? di manakah kekasih-Ku, Nabi Ibrahim ? di manakah orang yang berbicara dengan-Ku, Nabi Musa ? di manakah ruh-Ku, Nabi Isa ? di manakah kekasih-Ku, Nabi Muhammad SAW ?. Berdirilah kalian di sisi kanan Mizan (timbangan amal) !“.

Kemudian Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Malaikat Ridlwan, bukakanlah pintu-pintu surga ! Wahai Malaikat Malik, bukakanlah pintu-pintu neraka !“.

Kemudian Allah SWT mendatangkan malaikat rahmah dengan membawa perhiasan-perhiasan dan malaikat siksa dengan membawa belenggu-belenggu, rantai-rantai, dan pakaian-pakaian dari timah cair.

Menyerulah Dzat yang menyeru, “Wahai golongan makhluk-makhluk, lihatlah ke arah Mizan (timbangan amal), karena sesungguhnya akan ditimbang amal fulan bin fulan !“.

Kemudian menyerulah Dzat yang menyeru, “Wahai penghuni surga, (masuklah) dengan langgeng (abadi) tanpa mati ! Wahai penghuni neraka (masuklah) dengan langgeng (abadi) tanpa mati“.

Demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ

Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus” (Maryam : 39).

Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

30. Penjelasan Tentang Besarnya Hari Kiamat, Yakni Dahsyatnya Kiamat

Di dalam khobar diriwayatkan, sesungguhnya saat paling besar (dahsyat) yang diberikan kepada seorang hamba di dunia adalah ketika ruhnya keluar, ketika kedua matanya melotot, kedua lubang hidungnya melebar, kedua bibir dan kedua dagunya jatuh, pelipisnya berkeringat, kedua telinganya tersumbat, lisannya terbundali (terikat) sehingga dia tidak bisa memberi jawaban dan tidak pula mengembalikan perkataan, matanya menciut (mengecil), sendi-sendinya menjadi lembek, sanak-sanaknya terputus, orang-orang yang dicintainya menyikngkir, kerabat-kerabatnya berpisah darinya, dan kedua malaikat (pencatat amal baik dan buruk) berpamitan. Lalu tetaplah dia dalam keadaan bingung, akalnya telah berubah, dan kemungkinan syetan akan merampas imanya. Saat itu adalah saat yang besar baginya, pintu taubat telah ditutup darinya. Lalu, sesuatu yang paling utama yang bisa diucapkan oleh seorang hamba pada waktu itu adalah kalimat syahadat.

Adapun saat paling besar (dahsyat) yang diberikan kepadanya di akhirat adalah ketika sangkakala dan dibangkitkannya makhluk di dalam kubur, orang yang teraniaya bergantung (menuntut balas) pada orang yang menganiaya, para malaikat menjadi saksi, dan Dzat yang bertanya (sebagai hakim) adalah Allah Yang Maha Luhur, siksa ada di dalam neraka Jahim, kenikmatan ada di dalam surga, setiap wanita yang hamil melahirkan bayinya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat kerasnya (sesuai dengan Firman Allah SWT) :
وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارٰى وَمَا هُمْ بِسُكَارٰى وَلٰكِنَّ عَذَابَ اللّٰهِ شَدِيْدٌ

Dan setiap wanita yang hamil melahirkan kehamilannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat kerasnya” (Al-Hajj : 2).

Anak-anak menjadi beruban pada hari itu, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
فَكَيْفَ تَتَّقُوْنَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيْبًا

Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban“.

Dan Allah SWT berfirman :
إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً … الاية

Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; … dan ayat seterusnya” (Yasin : 29 dan 53).
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا … الاية

Orang-orang bertaqwa kepada Tuhan mereka digiring ke surga dalam keadaan berombong-rombongan … dan ayat seterusnya” (Az-Zumar : 73).

Dikatakan (dalam sebuah riwayat lain), ada 7 saksi yang akan memberi penyaksian kepada manusia :

  1. Tempat, Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا … الاية
    Pada hari itu bumi menceritakan beritanya … dan ayat seterusnya” (Az-Zalzalah : 4).
  2. Waktu, sebagaimana waktu mengatakan dalam sebuah khobar :
    يُنَادِى كُلَّ يَوْمٍ : اَنَا يَوْمٌ جَدِيْدٌ وَاَنَا عَلَى مَا تَعْمَلُ شَهِيْدٌ
    Waktu menyeru setiap hari, “Aku adalah hari yang baru, dan aku menjadi saksi atas apa yang kamu kerjakan“.
  3. Lisan adalah saksi, sebagaimana Allah berfirman di dalam Surat An-Nur :
    يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيْهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
    Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (An-Nur : 24).
  4. Anggota tubuh adalah saksi, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
    Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan” (Yasin : 65).
  5. Dua malaikat penjaga, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِيْنَ، كِرَامًا كَاتِبِيْنَ
    Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu)” (Al-Infithar : 10-11).
  6. Buku catatan amal menjadi saksi, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :
    هٰذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ
    Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar” (Al-Jatsiyah : 29).
  7. Allah Yang Maha Pengasih menjadi saksi, Dia berfirman, “Sesungguhnya kami (Allah SWT) menjadi saksi atasmu” (ayatnya adalah sebagai berikut) :
    وَمَا تَكُوْنُ فِيْ شَأْنٍ وَمَا تَتْلُوْ مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُوْنَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوْدًا إِذْ تُفِيْضُوْنَ فِيْهِ
    Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya” (Yunus : 61).

Lalu, bagaimana keadaanmu wahai orang yang bermaksiat (kita) setelah para saksi tersebut bersaksi terhadapmu?


Wallahu a’lam bisshowab.

Sumber: Arjurahmah

31. Penjelasan Tentang Melayangnya Kitab-Kitab Amal di Hari Kiamat

Diceritakan dari Sahabat Abu Dzar Al-Ghifari ra, bahwa dia mengatakan, Rosulullah SAW bersabda :
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ اِلَّا وَلَهُ فِيْ كُلِّ يَوْمٍ صَحِيْفَةٌ جَدِيْدَةٌ، فَاِذَا طُوِيَتْ وَلَيْسَ فِيْهَا اِسْتِعْفَارٌ فَهِيَ مُظْلِمَةٌ، وَانْطُوِيَتْ وَفِيْهَا اِسْتِغْفَارٌ يَكُوْنُ لَهَا نُوْرٌ يَتَلَأْلَأُ

Tidaklah seorang mukmin kecuali baginya buku catatan amal baru setiap hari. Tatkala buku catatan amal itu dilipat dan tidak ada istighfar di dalamnya, maka buku catatan amal itu menjadi gelap. Sedangkan tetkala dilipat dan di dalamnya ada istighfar, maka terdapat cahaya yang memenuhi pada buku catatan amal itu“.

Al-Faqih Abu Laits As-Tsamarqandi ra mengatakan, “Tidaklah seseorang di dunia kecuali ada 2 malaikat yang dipasrahkan dari Allah Yang Maha Luhur padanya. Kedua malaikat itu menjaganya di waktu malam dan siang dan menulis amal-amal perbuatannya, baik amal-amal baik maupun amal-amal buruk, baik amal-amal candaan maupun amal-amal serius“.

Allah Yang Maha Luhur berfirman :
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِيْنَ … الاية

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu) … dan ayat seterusnya” (Al-Infithar : 10).

Dan diangkatlah (dilaporkan) kitab amalnya setiap hari dan (dilaporkan) kitab amalnya di setiap malam. Kitab-kitab amal dikumpulkan setiap tahun di Malam Nisfu Sya’ban, dibuanglah perkataan sia-sianya dan amal-amal sia-sianya, kitab-kitab amal itu dikumpulkan di dalam sijjil (kitab amal induk). Tatkala ajalnya telah tiba dan dia terjatuh pada watu naza’ (pelepasan ruh), maka kitab-kitab sijjil (induk) itu dikumpulkan bersama sebagiannya. Tatkala ruhnya telah keluar, maka dilipatlah kitab sijjil itu, digantungkan di atas lehernya, dikunci, dan dijadikan bersamanya di dalam kubur. Ini adalah makna Firman Allah Yang Maha Luhur :
وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِيْ عُنُقِهِ

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya“. (Al-Isra’ : 13).

Maksudnya adalah dikalungkan buku-buku catatan amalnya. Sesungguhnya dikhususkan pada lehernya karena itu adalah tempat kalung, tali pengikat, dan sesuatu untuk menghiasi (diri) dan menjatuhkan kehormatan.

وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُوْرًا

Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka” (Al-Isra’ : 13).

Maksudnya adalah Kami memberikannya kitab amal.

اِقْرَأْ كِتَابَكَ

Bacalah kitabmu” (Al-Isra’ : 14).

Yang mana Aku mendiktenya (memberikan wahyu) di dunia.

كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا

Cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu” (Al-Isra’ : 14).

###____________________________________

Tatkala Allah mengumpulkan para makhluk di lapangan-lapangan kiamat dan Dia hendak memperhitungkan amal (hisab) mereka, maka melayang-layanglah kitab-kitab amal di atas mereka seperti salju.

Menyerulah Dzat yang menyeru dari arah Dzat Yang Maha Pengasih, “Wahai fulan, ambillah kitab amalmu dengan tangan kananmu ! wahai fulan ambillah kitab amalmu dengan tangan kirimu ! wahai fulan ambillah kitab amalmu dari arah belakang punggungmu !“.

Lalu tidaklah kuasa seorang pun untuk mengambil kitab amalnya kecuali sesuai apa yang telah diperintahkan Allah Yang Maha Luhur. Orang-orang yang bertaqwa diberikan kitab-kitab amal mereka dengan tangan kanan mereka, orang-orang yang celaka dengan tangan kiri mereka, dan orang-orang kafir dengan belakang punggung mereka, sebagaiman Allah Yang Maha Luhur berfirman :
وَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ … الاية

Dan adapun orang-orang yang diberikan kitab amalnya dengan tangan kiri … dan ayat seterusnya” (Al-Haqqah : 25).
وَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، فَسَوْفَ يَدْعُوْ ثُبُوْرًا، وَيَصْلٰى سَعِيْرًا … الاية

Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak, “celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)” (Al-Insyiqaq : 10 – 13).

Demikian pula, manusia dalam hari perhitungan amal (hisab) ada 3 tingkatan :

  1. Satu tingkatan, mereka diperhitungkan amalnya dengan perhitungan yang mudah, mereka adalah orang-orang yang bertaqwa.
  2. Satu tingkatan, mereka diperhitungkan amalnya dengan sangat berat, kemudian mereka dihancurkan, mereka adalah orang-orang kafir.
  3. Satu tingkatan, mereka diperhitungkan dan diteliti amalnya, kemudian mereka selamat, mereka adalah orang-orang yang maksiat. (1).

Catatan (1) :
Tingkatan ini adalah tingkatan orang yang maksiat, mereka diperhitungkan amalnya dengan cukup berat, mereka selamat dan dimasukkan Allah SWT karena besarnya ampunan dan rahmat-Nya.

Dan di dalam hadits dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda, “Tidak akan terpeleset kedua telapak kaki seorang hamba (tidak akan luput meskipun satu kesalahan atau satu kebaikan saja) di hari kiamat di hadapan Allah Yang Maha Luhur, bahkan sampai dia ditanya tentang umurnya, untuk apa dia menghabiskannya, tentang hartanya, bagaimana dia berusaha mendapatkannya dan bagaimana dia menghabiskannya,  dan dia ditanya tentang apapun yang ada di dalam kitab amalnya. Tatkala telah sampai pada akhir kitab amalnya, Allah Yang Maha Luhur bertanya, “Wahai hamba-Ku, semua ini adalah amalmu ataukah sesungguhnya malaikat-malaikatku menambahi amalmu di dalam kitab amalmu ?”. Lalu hamba itu menjawab, “Tidak, tetapi aku yang telah melakukan itu semua”. Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Sesungguhnya Aku adalah Dzat yang mana Aku menutupi kesalahanmu di dunia dan Aku mengampuni dosamu pada hari ini. Pergilah karena sesungguhnya Aku mengampuni dosamu”“.

Ini adalah keadaan orang yang diteliti amalnya dalam perhitungan amal (hisab), kemudian dia selamat berkat fadl (luasnya rahmat) Allah Yang Maha Luhur.

Adapun tingkatan yang diperhitungkan amalnya dengan perhitungan amal yang mudah, maka hal itu merupakan jumlah orang-orang yang mana Allah Maha Luhur berfirman mengenai mereka :
فَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ، فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا

Adapun orang yang diberikan kitab amalnya dari sebelah kanannya. Maka dia akan diperhitungkan amalnya dengan perhitungan amal yang mudah” (Al-Insyiqaq : 7 – 8).

Nabi SAW pernah ditanya tentang perhitungan amal yang mudah, lalu Nabi SAW menjawab :
يَنْظُرُ الرَّجُلُ فِيْ كِتَابِهِ وَيُتَجَاوَزُ بِهِ عَنْهُ

Seorang melihat di dalam kitab amalnya dan diampunni dosanya“.

###________________________________________

Dikatakan (dalam sebuah riwayat), perumpamaan Allah Yang Maha Luhur memperhitungkan amal orang-orang mukmin di hari kiamat seperti perbuatan Nabi Yusuf as bersama saudara-saudaranya, sekiranya beliau berkata kepada mereka :
لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ

Dia (Nabi Yusuf as) berkata : “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu” (Yusuf : 92).

Seperti demikian itu (Nabi Yusuf as memaafkan saudar-saudarnya), Allah Yang Maha Luhur berfirman :
يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَ

Wahai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati“.

Nabi Yusuf as berkata :
قَالَ هَلْ عَلِمْتُمْ مَا فَعَلْتُمْ بِيُوْسُفَ وَأَخِيْهِ إِذْ أَنْتُمْ جَاهِلُوْنَ

Dia (Nabi Yusuf as) berkata: “Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu ?” (Yusuf : 89).

Seperti demikian, Allah Yang Maha Luhur berkata kepada hamba-hamba-Nya (orang mukmin), “Apakah kalian mengetahui apa yang telah kalian perbuat ketika kalian melanggar perintah-Ku ? apakah kalian ingat apa yang telah kalian perbuat ketika kalian melanggar (perintah-Ku) ?“.

###_________________________________________

Di dalam khobar (dijelaskan), tatkala Allah Yang Maha Luhur berkehendak untuk memperhitungkan amal para makhluk, maka terdengarlah seruan dari arah Dzat yang Maha Pengasih, “Dimanakah nabi yang berkebangsaan Hasyim ?“. Lalu Rasulullah SAW pun sowan kepada Tuhannya, Beliau pun memuji dan memuja-Nya, semua makhluk merasa kagum kepada Beliau.

Rasulullah SAW meminta kepada Tuhannya untuk tidak membuka keburukan umatnya. Lalu Allah Yang Maha Luhur berkata, “Perlihatkan umatmu Wahai Nabi Muhammad !“. Rasulullah SAW pun memperlihatkan mereka, setiap seseorang berdiri di atas kuburnya dalam keadaan diperhitungkan amalnya dengan perhitungan amal yang mudah, dia tidak dimurkai, keburukan-keburukannya dijadikan berada di dalam buku catatan amalnya, dikenakanlah di atas kepala mahkota dari emas yang ditetesi durr (mutiara) dan permata. Dia mengenakan 70 pakaian mewah, mengenakan 3 gelang yaitu satu gelang dari emas, satu gelang dari perak, dan satu gelang lain dari batu lu’luk (mutiara).

Lalu dia kembali pada saudara-saudaranya yang mukmin, mereka tidak mengenalinya karena ketampanan dan kesempurnaannya, kitab amal-amal baiknya ada di sisi kanannya dan terbebas dari neraka serta abadi di dalam surga.

Lalu dia berkata kepada mereka, “Apakah kalian tidak mengenaliku ? sesungguhnya aku adalah fulan bin fulan. Allah Yang Maha Luhur telah memuliakanku, membebaskanku dari neraka, dan menjadikanku abadi di dalam rumah surga-surga“.

Demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
فَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ، فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا، وَيَنْقَلِبُ إِلٰى أَهْلِهِ مَسْرُوْرًا

Adapun orang yang diberikan kitab amalnya dari sebelah kanannya. Maka dia akan diperhitungkan amalnya dengan perhitungan amal yang mudah. Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira” (Al-Insyiqaq : 7 – 9).

وَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَا لَيْتَنِيْ لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ

Adapun orang yang diberikan kepadanya kitab amalnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: “Andai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitab amalku (ini)”” (Al-Haqqah : 25).

Dan Firman Allah Yang Maha Luhur :

وَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، فَسَوْفَ يَدْعُوْ ثُبُوْرًا، وَيَصْلٰى سَعِيْرًا

Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak, “celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)” (Al-Insyiqaq : 10 – 13).

Setiap kebaikan yang telah dilakukan ada di dalam kitab amalnya dan setiap keburukan yang telah dilakukan ada di luar kitab amalnya. Adapun orang yang diberikan kitab amalnya dengan tangan kiri, maka ia ada di dalam siksa meskipun dia memiliki kebaikan-kebaikan. Dan demikian adalah orang-orang kafir, karena sesungguhnya tidak ada kebaikan bersama kekufuran, tidak diganjar kebaikan itu.

###___________________________________

Termasuk sifat-sifat orang kafir adalah bahwa jasadnya seperti gurung Hira’ dan gunung Abi Qubais, keduanya adalah 2 gunung di Kota Mekkah, di atas kepalanya terdapat mahkota dari api, mengenakan pakaian dari timah cair, di lehernya terdapat bara yang menyala-nyala apinya, tangannya dibelenggu sampai ke lehernya, wajahnya hitam, dan matanya melotot, lalu dia kembali kepada saudara-saudaranya.

Tatkala mereka melihatnya, mereka kaget dan menyingkir darinya. Mereka tidak mengenalinya sampai dia berkata, “aku adalah fulan bin fulan“. Kemudian, para malaikat menyeretnya di atas wajahnya ke dalam nereka.

Orang-orang kafir itu adalah orang-orang yang diberikan kitab amal mereka dengan tangan kiri mereka. Lalu mereka tidak mengambilnya dengan tangan kiri mereka, tetapi mereka mengambilnya dari belakang punggung mereka, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi SAW :
اِنَّ الْكَافِرَ اِذَا دُعِىَ لِلْحِسَابِ بِاِسْمِهِ يَتَقَدَّمُ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ الْعَذَابِ فَيَشُقُّ صَدْرَهُ ثُمَّ يَجُرُّ يَدَهُ الْيُسْرَى مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِهِ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يُعْطَى كِتَابَهُ

Sesungguhnya orang kafir tatkala dia dipanggil untuk diperhitungkan amalnya, maka datanglah seorang malaikat dari golongan malaikat siksa. Malaikat itu merobek dadanya kemudian menarik tangan kirinya dari belakang punggungnya di antara kedua pundaknya, kemudian diberikan kitab amalnya“.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

32. Penjelasan Tentang Tegaknya Timbangan Amal

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, “Timbangan amal ditegakkan di hari kiamat pada beberapa tiang. Panjang setiap tiang adalah jarak antara barat dan timur. Piringan timbangan amal seperti permukaan dunia, panjang dan luas piringan itu sama. Salah satu dari kedua piringan itu berada di sisi kanan Arsy dan itu adalah piringan kebaikan, sedangkan piringan lainnya berada di sisi kiri Arsy dan itu adalah piringan keburukan. Dan di antara timbangan amal dari amal perbuatan tsaqalain (golongan jin dan golongan manusia) seperti gunung-gunung yang dipenuhi kebaikan dan keburukan. Di dalam satu hari (di akhirat) perkiraannya adalah 50.000 tahun (di dunia)”.

Nabi SAW bersabda, “Akan didatangkan seseorang (di hari kiamat) bersama dengan tujuh puluh tujuh sijjil (buku induk amal). (Panjang) setiap sijjil itu sepanjang mata memandang, di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan dan dosa-dosanya. Lalu sijjil itu diletakkan di dalam piringan amal dan keluarlah sebuah kertas seumpama ujung jari, dan di dalamnya tertulis syahadat “Sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Kertas tersebut pun diletakkan di piringan yang lain, lalu unggullah piringan itu melebihi semua dosa-dosanya (1).

Dan demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهُ

Maka adapun orang-orang yang berat timbangan amalnya (kebaikannya)” (Al-Qari’ah : 6).

Yakni unggul timbangan amal kebaikannya dengan amal kebaikan dan keta’atan, melebihi keburukan-keburukannya.

فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَاضِيَةٍ

Maka dia berada di dalam kehidupan yang diridloi” (Al-Qari’ah : 7).

Maksudnya adalah di dalam surga yang diridlo’inya, kemudian Allah SWT berfirman :
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهُ، فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ، نَارٌ حَامِيَةٌ

Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan amalnya (kebaikannya). Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu ?. (Yaitu) api yang sangat panas” (Al-Qariah : 8 – 11).

Catatan (1) :
Keterangan di atas memiliki makna yang sama miripnya dengan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Mas’ud ra. Adapun versi hadits secara lengkapnya adalah sebagai berikut, Rasulullah SAW bersabda :
يُصَاحُ بِرَجُلٍ مِنْ أُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُؤْسِ الْخَلاَئِقِ فَيُنْشَرُ لَهُ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مَدَّ الْبَصَرِ، ثُمَّ يَقُوْلُ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ : هَلْ تُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا ؟ فَيَقُوْلُ : لَا يَارَبِّ،  فَيَقُوْلُ : أَظَلَمَتْكَ كَتَبَتِى الْحَافِظُوْنَ ؟ ثُمَّ يَقُوْلُ : أَلَكَ عُذْرٌ أَلَكَ حَسَنَةٌ ؟ فَيُهَابُ الرَّجُلُ، فَيَقُوْلُ :  لاَ، فَيَقُوْلُ : بَلَى، إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيْهَا أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، قَالَ فَيَقُوْلُ : يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ فَيَقُوْلُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ، فَتُوْضَعُ السِّجِلاَّتُ فِيْ كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِيْ كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ

Terpilih seseorang dari umatku di hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibeberkanlah baginya 99 sijjil (catatan amal induk, di dalamnya terdapat banyak dosa), panjang setiap sijiil adalah sejauh mata memandang. Kemudian Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung  bertanya, “Apakah kamu mengingkari sesuatu dari catatanmu ini ?. Dia menjawab, “Tidak, wahai Tuhanku”. Allah bertanya, “Apakah para malaikat pencatat-Ku yang menjaga berbuat dhalim kepadamu ?”. Lalu Allah bertanya, “Apakah kamu mempunyai alasan atau apakah kamu mempunyai kebaikan ?”. Lalu dipanggillah seorang laki-laki tersebut dan ia berkata, “Tidak”.  Allah pun berkata, “Sesungguhnya ada kebaikanmu yang di sisi kami dan sesungguhnya tidak ada penganiayaan padamu di hari ini”. Lalu dikeluarkanlah satu bithaqah (kertas) yang di dalamnya tertulis syahadat “Sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”. Lalu ia bertanya, “Wahai Tuhanku, Apa bithaqah ini yang bersama dengan sijjil-sijjil ini ?”. Allah menjawab, “Sesungguhnya kamu tidaklah didhalimi”. Lalu diletakkanlah sijjil-sijjil itu di dalam sebuah piringan dan bithaqah di dalam piringan lainnya. Lalu sijjil-sijjil itu (yang terpenuhi dosa) itu terkalahkan dan bithaqah itu lebih berat”“.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

33. Penjelasan Tentang Shirath (Titian)

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah menciptakan jembatan di atas neraka, yaitu shirath (titian) tepat di atas neraka Jahannam yang licin dan memelesetkan. Shirath itu memiliki 7 pos, setiap pos sepanjang 3.000 tahun berjalan kaki, 1.000 tahun di antaranya adalah naik, 1.000 tahun di antaranya adalah datar, dan 1.000 tahun di antaranya adalah turun. (Shirath itu) lebih tipis daripada rambut, lebih tajam daripada pedang, dan lebih gelap daripada malam hari. Setiap pos memiliki 7 cabang, setiap cabang seperti tombak yang panjang yang tajam gigi-giginya (ujung-ujungnya). Setiap hamba akan duduk di atas setiap pos dan dipertanyakan (dipertanggungjawabkan) tentang apa yang telah Allah Yang Maha Luhur perintahkan kepadanya. Di dalam pos pertama, dia akan dihisab atas imannya, jika dia selamat dari kekufuran dan riya maka dia tetap ada di sana (lalu melanjutkan ke pos selanjutnya), tetapi jika tidak maka dia akan dilemparkan ke neraka. Di pos kedua, dia dipertanyakan (dipertanggungjawabkan) tentang sholatnya. Di pos ketiga tentang zakat. Di pos keempat, tentang puasa. Di pos kelima tentang ibadah haji dan umrah. Di pos keenam tentang wudlu dan mandi janabah. Di pos ketujuh tentang berbuat baik kepada kedua orangtua, silaturahim (menyambung sanak), dan penaniayaan, jika dia selamat dari hal itu maka dia tetap ada di sana (lalu melanjutkan ke pos selanjutnya), tetapi jika tidak maka dia akan dilemparkan ke neraka”. Wahab berkata bahwa Nabi SAW pernah berdoa, “Wahai Tuhanku, selamatkanlah .. selamatkanlah, umatku … umatku”.

Lalu para makhluk akan menaiki jembatan, sehingga sebagian menaiki sebagian lainnya, sedangkan jembatan itu diguncang-gancingkan seperti kapal di dalam lautan oleh angin (badai) yang berhembus. Golongan pertama bisa melewati seperti kilat yang menyambar, golongan kedua seperti angin yang berhembus cepat, golongan ketiga seperti burung yang terbang sangat cepat, golongan keempat seperti kuda yang sangat bagus (mampu berlari kencang), golongan kelima seperti orang yang berlari cepat, golongan keenam seperti orang yang berjalan, dan golongan ketujuh kira-kira sehari semalam. Sebagian ulama’ berpendapat (mengenai golongan ketujuh), kira-kira 2 bulan, sebagian ulama’ lainnya berpendapat kira-kira setahun, 2 tahun, dan 3 tahun, bahkan sampai masa terakhir orang yang melewati shirath kira-kira 25.0000 tahun dari tahun di dunia.

Dan diriwayatkan bahwa manusia akan melewati shirath, sedangkan api berada di bawah telapak kaki, di sisi-sisi kanan, di sisi-sisi kiri, di belakang, dan di hadapan mereka. Dan demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur :وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا، ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِيْنَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِيْنَ فِيْهَا جِثِيًّا

Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut” (Maryam : 71-72).

Sedangkan api neraka membakar jasad-jasad, kulit-kulit, dan daging-daging mereka, sehingga mereka melewati shirath seperti arang yang hitam, kecuali orang yang selamat dari api itu.

Di antara mereka, ada orang yang bisa melewati shirath tanpa takut apapun dari kesulitan-kesulitannya dan tidak mengenai apapun dari api nereka, sehingga ketika dia sudah melewatinya dia pun bertanya “Di mana shirath ?“. Lalu dikatakan padanya, “Kamu telah melewatinya tanpa payah (kesulitan) berkat rahmat Allah Yang Maha Luhur“.

Telah datang di dalam khobar bahwa ketika hari kiamat, datanglah umat (golongan). Lalu ketika umat itu naik di atas shirath, Nabi SAW pun menoleh (menghampiri) kepada mereka sembari bertanya, “Siapakah kalian ?“. Mereka pun menjawab, “Kami adalah umatmu“. Lalu Nabi SAW bertanya, “Apakah kalian ada di atas syariatku ?“. Mereka pun menjawab “Tidak“. Lalu Nabi SAW pun membebaskan diri dari mereka (tidak mau bertanggungjawab) dan meninggalkan mereka, mereka pun terjatuh ke dalam Neraka Jahannam. Lalu datanglah umat (golongan) lain, lalu Nabi SAW bertanya, “Apakah kalian ada di atas syariat nabi kalian dan menapaki jalannya ?“. Jika mereka menjawab dengan kata “Iya“, maka mereka akan melewati shirath. Dan jika tidak, maka mereka pun terjatuh ke dalam neraka dan setelah memasuki nereka maka mereka membutuhkan syafaat Nabi SAW.

Dan di dalam khobar, didatangkan sebuah kaum yang berhenti di atas shirath dan mereka berkata “Siapa yang akan menyelamatkan kami dari nereka ?“. Mereka tidak mau menyeberang melewati shirath, mereka pun menangis. Kemudian datanglah Malaikat Jibril as sembari bertanya kepada mereka, “Apa yang mencegah kalian untuk menyeberangi shirath ?“. Mereka pun menjawab, “Kami takut nereka“. Malikat Jibril pun bertanya, “Kalian di dunia, ketika menghadapi lautan yang sangat dalam, bagaimana kalian akan menyeberang ?“. Mereka pun menjawab, “Dengan kapal“. Lalu Malaikat Jibril pun mendatangkan masjid-masjid yang mana mereka melakukan sholat di dalamnya secara berjamaah seperti bentuk kapal. Mereka pun duduk di atasnya dan menyeberangi shirath, lalu dikatakan kepada mereka, “Kapal ini adalah masjid-masjid kalian yang mana kalian melakukan sholat di dalamnya secara berjamaah“.

Dan di dalam khobar, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur menghisab seorang hamba, lalu unggullah keburukan-keburukannya melebihi kebaikan-kebaikannya, Allah Yang Maha Luhur pun memerintahkan membawanya ke neraka. Ketika dia pergi (ke neraka), Allah Yang Maha Luhur memerintahkan kepada Malaikat Jibril as, “Susullah hamba-Ku dan tanyakanlah kepadanya apakah dia pernah duduk bersama para ulama’ di dunia ? lalu Aku akan mengampuninya karena syafaat mereka“. Malaikat Jibril pun bertanya kepadanya, namun dia menjawab, “Tidak“. Lalu Malaikat Jibril pun berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui atas keadaan hamba-Mu“. Lalu Allah memerintahkan, “Tanyakanlah kepadanya apakah dia mencintai ulama ?“. Lalu Malaikat Jibril bertanya kepadanya, namun dia menjawab “Tidak“. Lalu Allah memerintahkan, “Tanyakanlah kepadanya apakah dia pernah duduk menyuguhi hidangan bersama para ulama saja ?“. Lalu Malaikat Jibril bertanya kepadanya, dia pun menjawab “Tidak“. Lalu Allah memerintahkan, “Tanyakanlah kepadanya apakah dia pernah menempati tempat yang di dalamnya ada orang alim ?“. Lalu Malaikat Jibril bertanya kepadanya, dia pun menjawab “Tidak“. Lalu Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril, “Tanyakanlah kepadanya apakah dia mencintai seseorang yang mana orang itu mencintai ulama’  ?“. Lalu Malaikat Jibril bertanya kepadanya, dia pun menjawab “Iya“. Lalu Allah Yang Maha Luhur memerintahkan kepada Malaikat Jibril as, “Peganglah tangannya dan masukkan dia ke dalam surga, karena dia mencintai seseorang yang mana orang itu mencintai ulama’. Aku mengampuninya karena berkah orang itu“.

Dan berdasarkan khobar ini, telah datang di dalam khobar lain, Allah Yang Maha Luhur akan mengumpulkan masjid-masjid dunia di hari kiamat seperti unta. Kaki-kakinya dari durr (mutiara), leher-lehernya dari minyak za’faran, kepalanya dari minyak misik yang sangat wangi, dan punggungnya dari batu zamrud hijau. Para ahli jama’ah akan menaikinya, para muadzin menuntunnya (menuntun para jamaah untuk naik), dan para imam menggiringnya (memegang kendali unta). Mereka menyeberang di dalam pelataran hari kiamat. Lalu berserulah, “Wahai para penghuni pelataran hari kiamat, mereka bukanlah golongan dari Malaikat Muqarrabin dan bukan golongan dari para nabi yang diutus, tetapi mereka dari golongan umat Nabi Muhammad yang mana menjaga sholat-sholat mereka secara berjamaah“.

Dikatakan, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur menciptakan seorang malaikat yang bernama Malaikat Dar’dail. Dia memiliki 2 sayap, satu sayap dari batu yaqut merah berada di barat dan satu sayap dari batu zamrud hijau yang diteretesi dengan batu durr (mutiara), batu yaqut, dan marjan berada di timur. Kepalanya berada di bawah Arsy dan kedua telapak kakinya berada di bawah bumi ke tujuh. Dia berseru di setiap malam di Bulan Ramadhan, “Apakah ada orang yang berdoa maka dia akan dikabulkan doanya. Apakah ada orang yang memohon ? maka akan diberikan permohonannya. Apakah ada orang yang bertaubat ? maka akan diterima taubatnya. Apakah ada orang yang memohon ampun ? maka akan diampuni dosa-dosanya, (seruan itu) sampai terbitnya fajar

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

34. Penjelasan Tentang Neraka

Di dalam khobar (diriwayatkan), sesungguhnya Malaikat Jibril as mendatangi Nabi SAW, lalu Nabi SAW berkata, “Wahai Malaikat Jibril, sifatilah (ceritakan) neraka kepadaku ?“. Malaikat Jibril menjawab, “Sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur telah menciptakan neraka. Dia pun menyalakannya selama 1.000 tahun sampai neraka itu menjadi merah. Kemudian Dia menyalakannya selama 1.000 tahun sampai neraka itu menjadi putih. Kemudian Dia pun menyalakannya selama 1.000 tahun sampai neraka itu menjadi hitam, yaitu hitam seperti malam yang gelap. Tidak akan mati nyala-nyala apinya dan tidak akan padam bara apinya“.

Imam Mujahid berkata, “Sesungguhnya di Neraka Jahannam terdapat ular-ular seperti leher-leher unta dan kalajengking-kalajengking seperti bighal (peranakan dari kuda dan keledai). Para penghuni neraka pun melarikan diri menuju ke neraka dari ular-ular dan kalajengking-kalajengking itu. Mereka menyengat mulut-mulut para penghuni neraka, lalu terkelupaslah anggota tubuh antara rambut sampai kuku. Tidak ada yang bisa menyelamatkan para penghuni neraka dari itu mereka kecuali melarikan diri ke neraka“.

Dan diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Abas, dari Rasulullah SAW:

انّ فى النّار حيّات مثل اعناق الابل فتلدغ احدهم لدغة يجد المها اربعين خريفا

Sesungguhnya di dalam neraka terdapat ular-ular seperti leher-leher unta, lalu mereka akan menyengat salah satu dari kalian dengan sekali sengatan yang mana rasa sakitnya akan ditemui (dirasakan) selama 40 tahun“.

Diriwayatkan dari Zaid bin Wahab, dari Sahabat Ibnu Mas’ud ra, “Sesungguhnya api kalian ini adalah satu bagian dari 70 bagian neraka itu (Neraka Jahannam). Jika saja neraka itu dicelupkan di dalam lautan sebanyak 2 kali, maka kalian tidak akan mendapatkan manfaat apapun dari lautan itu (sia-sia, tidak akan padam sama sekali)“.

Imam Mujahid berkata, “Sesungguhnya api kalian ini menjadi perlindungan dari Neraka Jahannam“. (penjelasan lebih detail mengenai perkataan Imam Mujahid ini bisa dilihat pada khobar selanjutnya).

Diriwayatkan di dalam khobar, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur mengutus Malaikat Jibril as menemui malaikat penjaga neraka (Malaikat Malik as) untuk mengambil api neraka lalu mendatangkannya kepada Nabi Adam as, sehingga beliau bisa memasak makanan dengan api itu. Malaikat Malik berkata, “Wahai Malaikat Jibril, berapa api yang kamu inginkan ?“. Malaikat Jibril menjawab, “Aku ingin api itu kira-kira sebesar satu buah kurma“. Malaikat Malik berkata, “Wahai Malaikat Jibril, jika aku memberimu kira-kira sebesar satu buah kurma, maka hancurlah ketujuh langit dan bumi karena panasnya“. Malaikat Jibril berkata, “Kira-kira sebesar biji kurma“. Malaikat Malik berkata, “jika aku memberimu apa yang kamu inginkan, maka tidak akan turun hujan dari langit dan tidak akan tumbuh tanaman-tanaman di bumi”. Kamudian Malaikat Jibril menyeru, “Wahai Tuhanku, berapakan aku akan mengambil api ?“. Allah Yang Maha Luhur pun menjawab, “Ambillah sebesar dzarrah dari api neraka“, Malaikat Jibril pun mengambil api neraka kira-kira sebesar dzarrah dan merendamnya di dalam sungai sebanyak 70 kali. Kemudian Malaikat Jibril datang membawanya kepada Nabi Adam as, meletakkannya di atas gunung yang tinggi, lalu hancurlah gunung itu, Kemudian Malaikat Jibril mengembalikan api neraka itu ke tempatnya dan tersisa asapnya di bebatuan dan besi sampai hari kita saat ini. Api ini (api di dunia) merupakan asap dari sebesar dzarrah api neraka, maka ambillah pelajaran darinya wahai orang-orang mukmin.

Nabi SAW bersabda:

ان اهون اهل النار عذابا من له نعلان من النار يغلى منهما دماغه كما يغلى المرجل فيسمعه جيرانه، وأضراسه جمر وشفاهه جمر، ولهب النار يخرج من احشاء بطنه من قدميه، وانه ليرى نفسه اشد اهل النار عذابا وانه من اهون اهل النار عذابا

Sesunggungnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah orang yang mengenaikan 2 sandal dari api neraka, yang mana mendidihlah otaknya karena kedua sandal itu sebagaimana bejana pendidih, lalu tetangga-tetangganya mendengarkannya, gigi gerahamnya adalah bara api, mulutnya adalah bara api, api menyala-nyala keluar dari isi perutnya dari kedua telapak kakinya. Dan sesungguhnya dia mengetahui bahwa dirinya adalah penghuni neraka yang paling berat siksanya, padahal dia termasuk penghuni neraka paling ringan siksanya“.

Syekh ‘Ashim berkata, sesungguhnya penghuni neraka memohon Allah, Dzat yang merajai, Dia tidak memberi jawaban kepada mereka selama 40 tahun. Kemudian Dia menjawab kepada mereka sembari berfirman:

إِنَّكُمْ مَاكِثُوْنَ

Sesungguhkan kalian tetaplah tinggal (di dalam neraka)” (Az-Zhuhruf : 77), yakni abadi selamanya.

Kemudian mereka memohon :رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُوْنَ Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang dhalim” (Al-Mukminun : 107)

Lalu Dia tidak menjawab mereka kira-kira selama masa dunia 2 kali. Kemudian Dia menjawab kepada mereka dengan Firman-Nya :اِخْسَئُوْا فِيْهَا وَلَا تُكَلِّمُوْنِ

Tinggallah dengan hina di dalam nereka dan jangan berkata apapun kepada-Ku!!!” (Al-Mukminun : 108).

Nabi SAW bersabda, “Maka demi Allah, tidaklah berkata kaum (penghuni neraka) sesudah itu dengan satu kalimat pun dan tidaklah ada sesudah itu kecuali teriakan dan rintihan di dalam neraka. Suara-suara mereka menyerupai suara khimar, awalnya adalah teriakan dan akhirnya adalah rintihan“.

Malaikat Jibril as berkata, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran sebagai seorang nabi, jika seumpama lubang jarum dari neraka dibuka di area timur, maka akan terbakar penduduk barat karena saking panasnya neraka. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran sebagai seorang nabi, jika sesungguhnya pakaian dari pakaian-pakaian penghuni neraka digantungkan di langit dan di bumi, maka penduduknya akan mati karena panasnya pakaian itu, karena apa yang ditemui dari bau busuknya pakaian itu. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran sebagai seorang nabi, jika saja satu dzira’ (hasta) dari rantai yang mana telah diterangkan Allah Yang Maha Luhur di dalam Kitab-Nya, diletakkan di atas gunung, maka hancurlah gunung itu hingga sampai pada bumi ketujuh. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan membawa kebenaran sebagai seorang nabi, jika seseorang penghuni neraka disiksa di tanah barat, maka akan terbakar orang yang ada di tanah timur karena begitu beratnya siksa orang itu. Neraka sangatlah panas, lubang neraka sangat jauh (dalam), kayu neraka adalah manusia dan batu, minuman neraka adalah hamim (air yang mendidih dan sangat panas) dan nanah busuk, dan pakaian neraka dari timah cair“.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

35. Penjelasan Tentang Pintu-Pintu Neraka

Neraka memiliki tujuh pintu, setiap pintu terdapat bagian yang terbagi dari golongan laki-laki dan golongan wanita.

Diriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa Beliau pernah bertanya kepada Malaikat Jibril as, “Apakah pintu-pintu neraka seperti pintu-pintu (rumah) kami ini ?”.

Malaikat Jibril menjawab, “Tidak, tetapi pintu-pintu itu terbuka. Sebagian dari pintu-pintu itu (berada pada tingkat) lebih bawah daripada sebagian lainnya. Dari pintu satu ke pintu lainnya sepanjang perjalanan 700 tahun (berjalan kaki). Setiap pintu 70 kali lipat lebih panas daripada pintu berikutnya sebanyak. (Maksudnya, pintu neraka lebih bawah lebih panas 70 kali lipat).

Rasulullah SAW bertanya, “Siapakah orang-orang yang menempati pintu-pintu ini ?”.

Malaikat Jibril menjawab, “Adapun pintu paling bawah, maka di dalamnya adalah orang-orang munafiq dan orang-orang kafir dari golongan Ashhabul Maidah (umat Nabi Isa as yang mendustakan mukjizat beliau berupa maidah atau hidangan yang langsung diturunkan dari langit) dan keluarga Fir’aun, namanya adalah Neraka Hawiyah.. Pintu kedua, di dalamnya adalah orang-orang musyrik, namanya adalah Neraka Jahim. Pintu ketiga, di dalamnya adalah orang-orang yang menyembah berhala, namanya adalah Neraka Saqar. Pintu keempat, di dalamnya adalah Iblis, orang-orang yang mengikuti Iblis, dan orang-orang Majusi (penyembah api), namanya adalah Neraka Ladza. Pintu kelima, di dalamnya adalah orang-orang yahudi, namanya adalah Neraka Huthamah. Pintu keenam, di dalamnya adalah orang-orang nashrani, namanya adalah Neraka Sa’ir”.

Kemudian Malaikat Jibril terdiam. Lalu Rasulullah SAW bertanya, “Wahai Malaikat Jibril, mengapa kamu tidak menceritakan kepadaku tentang orang-orang yang menempati pintu ketujuh ?”.

Malaikat Jibril bertanya, “Apakah kamu bertanya kepadaku tentang itu ?”. Rasululah SAW menjawab, “Iya”.

Malaikat Jibril pun menjawab, “Wahai Nabi Muhammad, yaitu orang-orang yang ahli melakukan dosa besar dari golongan umatmu, yang mana mereka meninggal dan tidak bertaubat”.

Rasulullah SAW pun tersungkur pingsan. Dan ketika tersadar, Beliau bertanya, “Wahai Malaikat Jibril, musibahku begitu besar dan teramat sangat ketakutanku. Apakah seseorang dari umatku akan masuk ke dalam neraka ?”.

Malaikat Jibril pun menjawab, “Iya, orang-orang yang ahli melakukan dosa besar dari golongan umatmu akan memasukinya”.

Kemudian Rasulullah SAW menangis dan menangislah pula Malaikat Jibril karena tangis Rasulullah SAW. Dan Rasulullah SAW bertanya, “Wahai Malaikat Jibril, mengapa kamu menangis sedangkan kamu ada Ruhul Amin (Ruh Yang Terpercaya) ?”.

Malaikat Jibril pun menjawab, “Aku takut bila aku diuji dengan sesuatu yang mana Malaikat Harut dan Malaikat Marut diuji. Itulah yang membuatku menangis”.

Lalu Allah Yang Maha Luhur memberikan wahyu, “Wahai Malaikat Jibril dan wahai Nabi Muhammad, sesungguhnya Aku telah menjauhkan kalian berdua dari neraka, akan tetapi jangan merasa aman dari siksa-Ku”.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

36. Penjelasan Tentang Neraka Jahannam

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas ra, didatangkan Neraka Jahannam di hari kiamat. Di sekitarnya ada 70.000 baris malaikat, setiap baris lebih banyak dari pada golongan tsaqalain (manusia dan jin), mereka menarik Neraka Jahannam dengan kendali-kendalinya. Neraka Jahannam memiliki 4 kaki (diumpamakan seperti makhluk buas), jarak di antara setiap kaki dan kaki lainnya adalah 1.000 tahun (berjalan kaki). Neraka Jahannam memiliki 30 kepala, setiap kepala terdapat 30.000 mulut. Di dalam setiap mulut terdapat 30.000 gigi geraham. Dan di setiap gigi geraham seperti besar Gunung Uhud 1.000 kali. Di dalam setiap mulut terdapat dua bibir, setiap bibir seperti tingkatan (lapisan) dunia. Di dalam dua bibir terdapat dua rantai dari besi. Setiap rantai dari dua rantai itu terdapat 70.000 cincin dan setiap cincin ditahan oleh malaikat yang tidak terhitung. Lalu didatangkalah Neraka Jahannam itu dari sisi kiri Arsy, dan itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur:

إِنَّهَا تَرْمِى بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ

Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana” (Al-Mursalat : 32).

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

37. Penjelasan Tentang Digiringnya Manusia ke Neraka

Para musuh Allah Yang Maha Luhur akan digiring ke neraka, wajah-wajah mereka hitam, mata-mata mereka melotot, dan mulut-mulut mereka terkunci. Lalu ketika mereka telah sampai di pintu-pintu neraka, maka Malaikat Zabaniyah menjemput mereka dengan belenggu-belenggu dan rantai-rantai. Rantai itu diletakkan di dalam mulut orang kafir dan keluar dari duburnya, tangan kirinya dibelenggu ke lehernya, tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya dan dicabut tangan kanan itu di antara kedua belikatnya, dan dia diikat dengan rantai-rantai. Setiap anak Adam dari mereka akan dibarengi bersama syetan di dalam rantai (dirantai bersama syetan) dan diseret di atas wajahnya.
Para malaikat memukuli mereka dengan cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka ingin keluar dari neraka, maka mereka dikembalikan ke dalamnya. Dan dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah siksa neraka yang mana kalian telah mendustakannya”.

Catatan :Kalimat pada paragraf kedua senada dengan Firman-Nya:

وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيْدٍ، كُلَّمَا أَرَادُوْا أَنْ يَخْرُجُوْا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيْدُوْا فِيْهَا وَذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ

Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), “Rasailah azab yang membakar ini”” (Al-Hajj : 21-22).

Kemudian Siti Fathimah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak bertanya tentang umatmu bagaimana mereka akan dimasukkan ke dalam neraka ?”.

Rasulullah SAW menjawab, “Para malaikat menggiring mereka ke dalam neraka, namun wajah-wajah mereka tidak hitam, mata-mata mereka tidak melotot, mulut-mulut mereka tidak terkunci, mereka tidak dibarengi bersama syetan, rantai-rantai dan belenggu-belenggu tidak diletakkan di atas mereka”.

Siti Fathimah pun bertanya, “Bagaimana para malaikat menuntun mereka (umat Rasululullah SAW) ?”.

Rasulullah SAW menjawab, “Adapun orang tua dan pemuda, maka keduanya diseret dengan jenggotnya, dan adapun para wanita maka dengan gelungan rambut dan ubun-ubunnya. Maka banyak sekali orang yang memiliki uban dari golongan umatku digenggam (diseret) uban rambutnya dan dituntun ke dalam neraka, sedangkan dia menyeru “Aduh ubanku, aduh lemahku”. 

Catatan :Kalimat “Aduh ubanku, aduh lemahku” menunjukkan uban dan keadaan lemah di masa tua. Ini merupakan sebuah kalimat penyesalan tiada guna ketika masa tua di dunia tidak digunakan untuk bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT. 

Banyak pemuda dari golongan umatku yang digenggam (diseret) dari jenggotnya dan dituntun ke dalam neraka, sedangkan dia menyeru, “Aduh masa mudaku, aduh tampannya rupaku”.

Catatan :Kalimat “Aduh masa mudaku, aduh tampannya rupaku” menunjukkan kalimat penyesalan di masa muda yang tersia-siakan, ketampanan wajahnya tidak lagi memberikan manfaat baginya di dalam neraka seperti yang pernah ia banggakan di dunia. 

Dan banyak sekali wanita dari golongan umatku yang digenggam (diseret) di atas ubun-ubunnya, dia dituntun ke dalam neraka sedangkan dia menyeru, “Aduh malunya aku, aduh terbukanya tutupku”.

Sehingga sampailah semuanya kepada Malaikat Malik. Ketika Malaikat Malik melihat mereka, dia bertanya kepada para malaikat, “Siapakah golongan ini ? Tidaklah sampai orang-orang celaka kepada kita yang lebih mengherankan daripada golongan ini, wajah-wajah mereka tidak hitam, rantai-rantai dan belenggu-belenggu tidak diletakkan di leher mereka”.

Lalu para malaikat menjawab, “(Tidak tahu) demikian inilah kami telah diperintah untuk mendatangkan mereka dalam keadaan ini”.

Malaikat Malik pun bertanya kepada mereka, “Wahai golongan orang-orang yang celaka, siapa kalian ?”.

Mereka pun menjawab, “Kami dari golongan umat Nabi Muhammad SAW”.
______________________

Dan diriwayatkan di dalam riwayat yang lain, ketika para malaikat menuntun umat Nabi SAW, mereka menyeru, “Aduh Nabi Muhammadku”. Lalu ketika mereka melihat Malaikat Malik, mereka lupa nama Nabi Muhammad SAW karena takut kepada Malaikat Malik.

Lalu Malaikat Malik bertanya kepada mereka, “Siapakah kalian ?”.

Mereka pun menjawab, “Kami dari golongan yang mana Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada mereka, dan kami dari golongan yang berpuasa di Bulan Ramadhan”.

Lalu Malaikat Malik berkata, “Al-Qur’an tidaklah diturunkan kecuali kepada Nabi Muhammad SAW”.

Tatkala mereka mendengar nama Nabi Muhammad SAW, mereka semuanya menjerit, “Kami dari umat Beliau”.

Malaikat Malik pun berkata kepada mereka, “Tidakkah bagi kalian, Al-Qur’an adalah pencegah dari maksiat ?”.

Lalu tatkala mereka berhenti di pinggir Neraka Jahannam dan melihat ke neraka dan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata, “Wahai Malaikat Malik, izinkanlah kami untuk menangisi diri kami sendiri”.

Malaikat Malik pun mengizinkan, mereka menangis mengeluarkan air mata sampai tidak tersisa apapun dari air mata di mata-mata mereka. Lalu mereka menangis darah, Malaikat Malik pun berkata, “Alangkah baiknya tangisan ini, jika itu di dunia karena takut Allah Yang Maha Luhur, maka kalian tidak akan tersentuh neraka hari ini”.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

38. Penjelasan Tentang Malaikat Zabaniyyah

Manshur bin Amar berkata, telah sampai (khobar) kepadaku bahwa malaikat penjaga neraka memiliki tangan-tangan dan kaki-kaki sejumlah penghuni neraka. Dengan setiap kaki dan tangan, dia bediri, duduk, membelenggu, dan merantai siapapun yang dia kehendaki. Maka tatkala Malaikat Malik melihat ke neraka, maka apinya memakan sebagiannya ke sebagian lainnya karena takut kepada Malaikat Malik. 

Huruf-huruf basmallah ada 19 huruf dan jumlah para pemimpin Malaikat Zabaniyyah seperti itu (ada 19). Mereka mengambil para penghuni neraka dengan tangan-tangan dan kaki-kaki mereka karena mereka bisa melakukan dengan kaki-kaki mereka sebagaimana mereka melakukan dengan tangan-tangan mereka.

Satu dari mereka (Malaikat Zabaniyyah) dapat mengambil 10.000 orang-orang kafir dengan satu tangan, 10.000 orang-orang kafir dengan tangan lainnya, 10.000 orang-orang kafir dengan salah satu kedua kakinya, dan 10.000 orang-orang kafir dengan kaki lannya. Lalu dilemparlah 40.000 orang kafir dengan satu lemparan karena memiliki kekuatan dan keganasan di dalamnya. 

Pemimpin mereka (Malaikat Zabaniyyah) adalah Malaikat Malik, si penjaga neraka dan 18 lainnya seperti Malaikat Malik (dipimpin oleh Malaikat Malik). Mereka adalah para pemimpin malaikat yang berada di bawah satu kekuasaan/komando. Setiap malaikat dari mereka yang tergolong penjaga neraka memimpin malaikat yang tidak dapat dihitung jumlahnya kecuali Allah.

Mata-mata mereka (Malaikat Zabaniyyah) seperti kilat yang menyambar, gigi-gigi mereka seputih tanduk sapi, dan bibir mereka bisa menyentuh telapak kaki mereka. Nyala api keluar dari mulut mereka, jarak di antara 2 belikat setiap satu dari mereka adalah perjalanan setahun (berjalan kaki). Allah Yang Maha Luhur tidaklah menciptakan kasih dan sayang di hati mereka (Malaikat Zabaniyah) sebesar dzarrah pun. 

Salah satu di antara mereka menyelam di dalam samudra api neraka kira-kira selama 70 tahun, api neraka tidaklah memberikan bahaya padanya karena sesungguhnya cahaya dapat mengalahkan api. Dan kami memohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Luhur dari neraka.

Kemudian Malaikat Malik berkata kepada Malaikat Zabaniyyah, “Lemparkan mereka (para penghuni neraka) ke dalam neraka !“. Tatkala Malaikat Zabaniyyah melemparkan mereka ke dalam neraka, mereka semuanya menyeru, “Tiada tuhan selain Allah“. Api neraka pun menjauh dari mereka.

Lalu, Malakat Malik berkata, “Wahai api neraka, bakarlah mereka !“. Api neraka pun menjawab, “Bagaimana aku akan membakar mereka sedangkan mereka mengatakan La ilaha illah ?“. 

Malaikat Malik pun melaporkan perkara itu kepada Tuhan Arsy Yang Maha Agung, lalu api neraka pun baru bisa membakar mereka. Di antara mereka ada yang terbakar sampai ke kedua telapak kakinya, di antara mereka ada yang sampai ke kedua lututnya, di antara mereka ada yang sampai ke pusarnya (udelnya), dan di antara mereka ada yang sampai ke tenggorokannya.

Lalu, tatkala telah dekat ke wajah mereka, Malaikat Malik berkata (kepada api neraka), “Jangan bakar wajah mereka karena sesungguhnya mereka bersujud kepada Dzat Yang Maha Pengasih di atas wajah itu, jangan bakar hati mereka karena sesungguhnya tempat tauhid, ma’rifat, dan iman, dan telah cukup lama mereka merasakan haus di Bulan Ramadhan“. Lalu mereka tetap di dalam neraka selama waktu yang dikehendaki Allah.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

39. Penjelasan Tentang Penghuni Neraka, Makanan, dan Minuman Mereka

Nabi SAW bersabda, penghuni neraka hitam wajahnya, gelap matanya, dan hilang akalnya, kepala setiap satu dari mereka seperti kubbah, badan mereka seperti gunung-gunung, mata mereka melotot, perawakan mereka seperti gunung, dan rambut mereka seperti kayu rotan. Tiada kematian bagi mereka yang mana mereka akan mati dan tidak pula kehidupan yang mana mereka akan hidup. Setiap satu dari mereka terdapat 70 kulit, dari satu kulit ke kulit lainnya terdapat 7 lapis api neraka. Di dalam perut mereka ada ular-ular dari api neraka, mereka mendengar suara ular-ular itu seperti suara binatang buas. Mereka dikalungkan (diikat) dengan rantai dan belenggu, mereka dipukul dengan cambuk, dan mereka diseret di atas wajah mereka.

Nabi SAW bersabda, orang-orang miskin (menyedihkan) para penghuni neraka adalah mereka menyeru. “Wahai Tuhan kami, siksaan telah meliputi kami”, sedangkan mereka dipenjarakan di dalam neraka, dan terbelenggu dengan belenggu-belenggu nereka. Jika mereka diam, mereka tidak akan dikasihani. Jika mereka bersabar, mereka tidak akan selamat. Dan jika mereka menyeru, maka mereka tidak akan diberi balasan jawaban. Merekamenyeru dengan kalimat “celaka, binasa, dan hina”. Mereka digandengankan bersama-sama di dalam penjara-penjara neraka  selama-lamanya dan dalam keadaan menyesal, siksa mereka sangat lama, tempat masuk mereka sempit, nanah busuk mereka mengalir, terlihat aurat mereka, dan berubah warna mereka. Orang-orang yang celaka berkata:
رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّيْنَ

Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat” (Al-Mukminun : 106)


رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُوْنَ

Ya Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami adzab itu. Sesungguhnya kami akan beriman” (Ad-Dhukan : 12).

Nabi SAW bersabda, orang-orang miskin (menyedihkan) penghuni neraka, Allah menciptakan gunung-gunung bagi mereka. Gunung-gunung itu disebut dengan gunung “shu’ud”. Lalu mereka mendaki di atas wajah mereka selama 1.000 tahun, hingga tatkala mereka mendaki lalu gunung-gunung itu melemparkan mereka ke dalam dasar neraka Jahannam dalam keadaan merugi.

Nabi SAW bersabda, orang-orang miksin (menyedihkan) penghuni neraka, tatkala mereka meminta pertolongan dengan air hujan, diangkatlah mendung hitam. Mereka pun mengatakan, “Hujan datang dari Dzat Yang Maha Pengasih”.  Lalu hujanlah batu dari api neraka di atas mereka, yang mana batu-batu itu terjatuh di atas kepala mereka kemudian keluar dari dubur mereka. Kemudian mereka memohon kepada Allah Yang Maha Luhur selama 1.000 tahun agar Dia menurunkan hujan kepada mereka, lalu tampaklah mendung hitam, mereka pun mengatakan, “Ini adalah mendung air hujan”. Lalu hujanlah ular-ular di atas mereka sebesar leher-leher unta. Barang siapa yang tergigit satu gigitan, maka tidaklah hilang rasa sakitnya selama 1.000 tahun. Ini adalah makna Firman Allah Yang Maha Luhur:
زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوْا يُفْسِدُوْنَ

Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan” (An-Nahl : 88).

Nabi SAW bersabda, orang-orang miskin (menyedihkan) penghuni neraka, mereka menyeru kepada Malaikat Malik selama 70.000 tahun, namun dia tidak memberi jawaban kepada mereka. Mereka pun berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Malaikat Malik tidak member jawaban kepada kami”.
Lalu, Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Malaikat Malik, jawablah para penghuni neraka !”.
Kemudian Malaikat Malik berkata, “Apa yang kalian katakan, wahai orang-orang yang mana Allah memurkai kalian, wahai penghuni neraka ?”.

Mereka pun berkata, “Wahai Malaikat Malik, berilah kami minum  seteguk air, agar kami bisa beristirahat (lega) dengan itu, maka api neraka telah memakan daging-daging dan tulang-tulang kami, mengelupaskan kulit-kulit kami, merobek tulang-tulang kami, dan menjatuhkan hati kami”.

Malaikat Malik pun memberi minum kepada mereka seteguk hamin (air yang sangat panas). Jika mereka menggapainya dengan tangan, maka berjatuhanlah jari-jari. Jika sampai di wajah, maka rontoklah mata dan pipi. Tatkala masuk ke dalam perut, maka terputuslah usus-usus dan hati.

Nabi SAW bersabda, orang-orang miskin (menyedihkan) penghuni neraka, tatkala mereka meminta pertolongan agar memperoleh makanan, maka didatangkanlah buah zaqqum. Mereka memakannya, mendidihlah anngota di dalam perut mereka, mendidihlah otak dan gigi-gigi geraham mereka, keluarlah nyala-nyala api dari mulut-mulut mereka, dan berjatuhanlah tubuh-tubuh mereka di antara telapak kaki mereka.

Nabi SAW bersabda, orang-orang miskin (menyedihkan) penghuni neraka, mereka mengenakan pakaian dari timah cair. Tatkala diletakkan di tangan, maka terkelupaslah kulit-kulit. Orang-orang yang celaka di dalam neraka adalah buta tidak bisa melihat, bisu tidak bisa berbicara, dan tuli tidak bisa mendengar. Setiap orang yang lapar akan menginginkan makanan kecuali para penghuni neraka. Setiap orang yang telanjang akan menginginkan pakaian kecuali para penghuni neraka. Setiap orang yang mati akan menginginkan kehidupan kecuali para penghuni neraka, karena sesungguhnya nereka mengharapkan kematian.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

40. Penjelasan Macam-Macam Siksa Berdasarkan Kadar Amal Umat

Nabi SAW bersabda, akan selamat dari neraka golongan umatku setelah 1.060 tahun, yaitu kaum yang gemuk dagingnya tetapi kurus agamanya, mengenakan pakaian tetapi telanjang dari taat. Orang-orang alim mengetahui hanya secara dhahir kehidupan dunia sedangkan mereka melupakan akhirat, maksudnya mereka tidak mengetahui.

Mereka adalah golongan yang ahli pergi ke pasar-pasar dan mementingkan hawa nafsu. Mereka bekerja demi mendapatkan harta apapun yang mereka inginkan. Allah Yang Maha Luhur tidak peduli dari pintu mana mereka akan memasuki neraka.

Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Musa, jika kamu tahu orang-orang yang merusak janji dan amanat, mereka diseret di atas wajahnya ke dalam neraka. Tatkala mereka dilempar ke dalam neraka Jahannam, maka jadilah setiap anggota tubuh ada di dalam satu tempat, setiap urat ada di dalam satu tempat, dan hati mereka ada di dalam satu tempat”.

Allah berkata, “Celakalah bagi orang yang merusak janji dan amanat, kamu melihatnya disalib di atas pohon Zaqqum. Api neraka masuk dari duburnya dan keluar dari mulut, kedua telinga, dan kedua matanya“.

Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Musa, jika kamu melihat orang yang merusak janji dan amanat, maka syetan telah membarenginya di dalam rantai-rantai dan belenggu-belenggu yang terikat di lisannya. Air mata mengalir dari kedua lubang hidungnya, dia tidak akan pernah tidur sekedip matapun, dia tidak akan menemui istirahat (nyaman) sekedip matapun, sampai orang kafir mencari (menginginkan) aman dengan kematian dari siksaan. Demikian pula, orang yang merusak janji, dia mencari (menginginkan) aman dengan kematian. Demikian pula, orang yang zina, pemakan riba, dan orang yang meninggalkan sholat, mereka disiksa di dalam neraka selama berabad-abad“.

Allah Yang Maha Luhur berkata, “Wahai Musa, jika air samudera adalah tinta, pohon-pohon adalah penanya, jin dan manusia adalah bukunya, maka pasti pena-pena itu habis, jin dan manusia binasa, semua air samudera habis karena dihitunglah jumlah abad neraka Jahannam“. Dan demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur:

لَابِثِيْنَ فِيْهَا أَحْقَابًا، لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا، إِلَّا حَمِيْمًا وَغَسَّاقًا، جَزَاءً وِفَاقًا

Mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya. Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman. Selain air yang mendidih dan nanah. Sebagai pambalasan yang setimpal” (An-Naba : 23-26).

Nabi SAW bertanya kepada Malaikat Jibril, “Apa itu huqub ?

Malaikat Jibril menjawab, “4.000 tahun“.

Nabi SAW bertanya, “Setahun berapa bulan ?

Malaikat Jibril menjawab, “4.000 bulan

Nabi SAW bertanya, “Sebulan berapa hari ?

Malaikat Jibril menjawab, “4.000 hari“.

Nabi SAW bertanya, “Sehari berapa jam ?

Malaikat Jibril menjawab, “70.000 jam, setiap jam sama seperti setahun dari tahun-tahun dunia“.

Diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda, tatkala hari kiamat, keluarlah sesuatu dari api neraka, namanya adalah harisy yang terlahir dari kalajengking. Kepalanya ada di langit ke tujuh dan ekornya ada di bawah bumi paling bawah. 

Lalu dia menyeru sebanyak 70 kali, “Di mana orang yang menantang Dzat Yang Maha Pengasih ? Di mana orang yang memusuhi Dzat Yang Maha Pengasih ?“. 

Malaikat Jibril as bertanya, “Apa yang kamu inginkan Harisy ?“.

Dia menjawab, “Aku menginginkan 5 orang, di mana orang yang meninggalkan sholat, di mana orang yang mencegah zakat, di mana orang yang meminum khamr, di mana orang yang memakan riba, dan di mana orang yang membicarakan pembicaraan dunia di dalam masjid“.

Lalu dia mengumpulkan mereka di dalam mulutnya dan kembali dengan membawa mereka ke dalam neraka Jahannam. Kami berlindung kepada Allah dari celaka.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

41. Penjelasan Tentang Keadaan Peminum Khamr

Diriwayatkan dari Sahabat Ubay bin Ka’ab, Nabi SAW bersabda, “Akan didatangkan pada hari kiamat peminum khamr, cangkirnya (kendilnya) digantungkan di dalam lehernya, thanbur (rebab atau gitar arab) di dalam kedua belikatnya, sampai dia disalib di atas batang kayu dari api neraka. Lalu menyerulah Dzat yang menyeru, “Ini adalah fulan bin fulan dari tempat ini“.

Bau khamr pun keluar dari mulutnya, orang-orang yang terdiam (di sekitarnya) merasa tersakiti (terganggu) sampai mereka meminta pertolongan kepada Allah dari busuknya bau para peminum khmar. Kemudian tempat kembali mereka (para peminum khmar) adalah ke dalam neraka.

Tatkala mereka dilemparkan ke dalam neraka, mereka menyeru selama 1.000 tahun, “Aduh, hausnya aku“. Kemudian mereka menyeru kepada Malaikat Malik, namun dia tidak menjawabnya kira-kira selama 80 tahun.

Keringat mereka sangatlah busuk, sehingga menyakiti (menganggu) tetangga-tetangga mereka (orang-orang di sekitar mereka). Lalu mereka menyeru, “Wahai Tuhan kami, hilangkanlah keringat ini dari kami“, namun keringat itu tidak dihilangkan dari mereka.

Kemudian mereka didatangkan ke dalam neraka sampai mereka menjadi gosong. Kemudian mereka kembali dalam keadaan fisik yang baru dan dikembalikan ke dalam neraka dalam keadaan terbelenggu tangan-tangannya, mereka diseret ke dalam neraka dengan rantai-rantai di atas wajah mereka.

Tatkala mereka meminta minuman, mereka diberi minum dengan air hamim (air yang sangat panas) sehingga tatkala mereka minum maka tercerai berai usus-usus mereka. Tatkala mereka meminta makanan, maka didatangkanlah buah zaqqum. Tatkala buah zaqqum itu di datangkan dan mereka memakannya, maka mendidihlah isi perut mereka dan apa yang ada di dalam otak mereka. Mulut mereka keluar kobaran api, lalu rontoklah bagian dalam tubuh (jeroan) mereka di atas telapak kaki mereka.

Kemudian setiap seorang dari mereka dimasukkan ke dalam peti dari bara api selama 1.000 tahun, yang sempit tempatnya. Kemudian dia dikeluarkan dari peti setelah 1.000 tahun dan dimasukkan ke dalam penjara api neraka, dia pun terbelenggu dari (belenggu) api. Kemudian dia menyeru selama 1.000 tahun, “Aduh, hausnya aku“. Mereka tidaklah dikasihani.

Di dalam penjara terdapat ular-ular dan kalajengking-kalajengking sebesar unta yang menggigit kedua telapak kakinya, maka dia tidaklah hancur. Kemudian diletakkanlah mahkota api di atas kepalanya, besi dijadikan di dalam sendi-sendinya, rantai-rantai di lehernya, dan belenggu-belenggu di tangannya. 

Kemudian dia dikeluarkan (dari dalam penjara) setelah 1.000 tahun. Dia dimasukkan ke dalam Wail, wail adalah sebuah lembah dari lembah-lembah Neraka Jahannam, panasnya tentu sangat panas, lubangnya begitu jauh, rantai, ular, dan kalajengking di dalamnya sangat banyak.

Mereka tinggal di dalam wail kira-kira selama 1.000 tahun. Kemudian mereka menyeru, “Aduh, wahai Nabi Muhammadku“. Beliau pun mendengar suara mereka, lalu Beliau berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah mendengar suara seseorang dari umatku“. 

Allah Yang Maha Luhur pun menjawab, “Ini adalah suara seseorang yang meminum khamr di dunia, dia mati sedangkan dia dalam keadaan mabuk. Maka dia pun dibangkitkan di Mahsyar sedangkan dia dalam keadaan mabuk“.

Nabi SAW pun berkata, “Wahai Tuhanku, keluarkan dia dari neraka dengan syafa’atku“. Maka dia pun tidaklah tetap di dalam neraka selamanya.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

42. Penjelasan Tentang Keluar Dari Neraka

Kemudian Umat Nabi SAW menyeru di dalam neraka Jahannam, “Ya Hannan” (Wahai Dzat Yang Maha Pengasih), “Ya Mannan” (Wahai Dzat Yang Maha Memberi) selama 1.000 tahun, “Ya Qayyum” (Wahai Dzat Yang Maha Berdiri) selama 1.000 tahun, “Ya Arhamar Rahimin” (Wahai Dzat Yang Paling Penyayang di antara para penyayang) selama 1.000 tahun.

Tatkala Allah Yang Maha Luhur telah memberlakukan hukum dan keputusan-Nya, Dia memerintahkan Malaikat Jibril as sembari berkata, “Wahai Jibril, apa yang dilakukan oleh orang-orang yang maksiat dari golongan umat Nabi Muhammad ?“.

Malaikat Jibril pun menjawab, “Wahai Tuhanku, Engkau lebih mengetahui keadaan mereka daripada aku“. Lalu Allah berkata, “Pergilah dan lihatlah bagaimana keadaan mereka !“.

Malaikat Jibril pun pergi menemui Malaikat Malik dan dia berada di atas sebuah mimbar api di tengah-tengah Neraka Jahannam. Tatkala Malaikat Malik melihat Malaikat Jibril, dia pun berdiri sebagi bentuk mengagungkan Malaikat Jibril.

Malaikat Malik pun bertanya, “Wahai Malaikat Jibril, apa yang membuatmu memasuki tempat ini ?“. Lalu Malaikat Jibril menjawab, “Apa yang telah kamu perbuat pada orang-orang yang maksiat dari golongan umat Nabi Muhammad SAW ?“.

Malaikat Malik menjawab, “Alangkah buruk keadaan dan sempitnya tempat mereka, api neraka telah membakar jasad-jasad mereka, api neraka telah memakan daging-daging mereka, dan tersisa wajah dan hati mereka yang memancarkan cahaya keimanan“. 

Malaikat Jibril pun berkata, “Angkatlah (bukalah) hijab (penghalang) sehingga aku melihat mereka“. Lalu Malaikat Malik memerintahkan para malaikat penjaga neraka, lalu diangkatlah hijab dari mereka.

Tatkala mereka memandang Malaikat Jibril dan melihatnya sebagaisebaik-baik makhluk, maka mereka mengetahui bahwa dia bukanlah tergolong malaikat siksa. Mereka pun berkata, “Siapakah hamba ini yang mana tidaklah datang seorang pun yang lebih baik baik daripadanya ?“.

Malaikat Malik pun menjawab, “Ini adalah Malaikat Jibril yang telah mendatangi Nabi Muhammad dengan membawa wahyu“.

Tatkala mereka mendengar sebutan nama “Muhammad SAW”, mereka semua menjerit sambil menangis dan mereka berkata, “Wahai Malaikat Jibril, sampaikanlah salam kepada Nabi Muhammad dari kami dan kabarkanlah kepada Beliau tentang buruknya keadaan kami. Kami telah dilupakan dan kami telah ditinggalkan di dalam neraka“.

Malaikat Jibril pun pergi sampai dia sowan ke hadapan Allah Yang Maha Luhur. Allah Yang Maha Luhur pun berkata, “Bagaimana kamu melihat umat Nabi Muhammad ?“. Malaikat Jibril pun menjawab, “Alangkah buruk keadaan dan sempitnya tempat mereka“.

Lalu Allah berkata, “Apakah mereka meminta sesuatu ?“. Malaikat Jibril pun menjawab, “Iya Wahai Tuhanku, mereka meminta agar aku menyampaikan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan mengabarkan tentang buruknya keadaan mereka“. Allah pun berkata, “Pergilah dan sampaikan salam itu“.

Malaikat Jibril as pun pergi menemui Nabi Muhammad dalam keadaan menangis, sedangkan Nabi Muhammad di dalam surga berada di bawah pohon “Thuba” di dalam tenda yang terbuat dari durr (mutiara) putih. Tenda itu memiliki 4.000 pintu, setiap pintu terdapat 2 daun pintu, satu daun pintu dari emas, dan satu daun pintu dari perak putih.

Lalu Nabi SAW bertanya, “Apa yang membuatmu menangis wahai saudaraku, wahai Malaikat Jibril ?“. Malaikat Jibril menjawab, “Wahai Nabi Muhammad, jika kamu melihat apa yang aku lihat, maka pasti kamu akan menangis lebih keras daripada tangisanku. Aku telah mendatangi orang-orang yang maksiat dari umatmu, yaitu orang-orang yang disiksa, mereka menitipkan salam kepadamu. Mereka mengatakan “alangkah buruknya keadaan dan sempitnya tempat kami” dan mereka menjerit (meminta tolong), “Wahai Nabi Muhammadku”.“.

Kemudian Malaikat Jibril berkata, “Dengarlah jeritan mereka, mereka mengatakan “Wahai Nabi Muhammadku“.

Nabi SAW pun mendengar mereka, lalu Beliau berkata, “Kusambut panggilan kalian, kusambut panggilan kalian, wahai umatku“.

Nabi SAW pun berdiri sembari menangis, lalu mendatangi Arsy sedangkan para nabi ada di belakang Beliau. Nabi SAW menjungkur bersujud, lalu memuji-muji kepada Allah Yang Maha Luhur dengan pujian yang mana tidak seorang pun yang memuji seperti Beliau.

Allah SWT pun berkata, “Wahai Nabi Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah maka kamu akan diberi, mintalah syafa’at maka kamu akan diberi izin untuk memberi syafaat“.

Nabi SAW pun berkata, “Wahai Tuhanku, orang-orang celaka dari golongan umatku, telah berlaku keputusan-Mu dan hukum perintah-Mu di dalam perkara mereka dan aku berdiri untuk mereka, maka berilah aku syafaat di dalam perkara mereka“. Allah Yang Maha Luhur pun menjawab, “Aku telah memberikanmu syafaat di dalam perkara mereka“.

Lalu Nabi SAW datang bersama para nabi untuk mengeluarkan orang yang mengucapkan “La ilaha illallah, Muhammadur rasulullah“. Nabi SAW pun pergi ke Neraka Jahannam.

Tatkala Malaikat Malik melihat Nabi Muhammad SAW, maka dia berdiri untuk mengagungkan beliau. Nabi SAW pun bertanya kepada Malaikat Malik, “Bagaimana keadaan umatku yang celaka ?“. Dia pun menjawab, “Alangkah buruk keadaan mereka dan sempitnya tempat mereka“. Nabi SAW pun berkata, “Bukalah pintu itu (Neraka Jahannam) dan angkatlah tangga itu“.

Tatkala penghuni neraka (umat) melihat Nabi Muhammad SAW, maka mereka semua menjerit, “Wahai Nabi Muhammadku, api neraka telah membakar kulit-kulit dan daging-daging kami. Kami telah ditinggalkan dan dilupakan di dalam neraka“. Nabi SAW pun menyampaikan alasannya kepada mereka, “Karena sesungguhnya aku tidak mengetahui keadan kalian“. Mereka semua pun dikeluarkan dari Neraka Jahannam dan mereka telah menjadi arang, api neraka telah memakan mereka. 

Nabi SAW pun pergi membawa mereka menuju sebuah sungai yang berada di sekitar Arsy, sungai itu dinamakan “Nahrul Hayat (Sungai Kehidupan)“. Meraka pun dimandikan di dalam sana, lalu keluar dalam keadaan muda, tanpa bulu, tanpa jenggot, lagi bercelak mata, seolah wajah-wajah mereka seperti bulan. Tertulis pula di atas kening mereka, “Mereka ini adalah orang-orang yang dibebaskan Allah Yang Maha Pengasih dari dalam neraka“.

Mereka pun memasuki surga, lalu mereka merasa dikucilkan di dalam surga. Mereka pun memohon kepada Allah untuk menghapus tulisan itu dari mereka, lalu Allah pun menghapusnya dari mereka.

Lalu tatkala penghuni neraka (orang kafir) melihat bahwa orang-orang islam telah dikeluarkan dari dalam neraka, mereka berkata, “Andai kami adalah orang-orang islam dan kami dikeluarkan dari neraka”. Itu adalah firman Allah Yang Maha Luhur:

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَانُوْا مُسْلِمِيْنَ

Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim” (Al-Hijr : 2).

_________________________________

Diriyatkan dari Nabi SAW bahwa sesungguhnya Beliau bersabda, akan didatangkan Maut (makhluk bernama maut atau kematian) di hari kiamat seperti domba yang sangat garang. Lalu dikatakan, “Wahai penghuni neraka, apakah kalian mengerti domba garang ini ?“. Mereka pun menjawab, “Iya“. Lalu mereka melihat dan mengetahui bahwa domba garang itu adalah maut (kematian).

Dan dikatakan lagi, “Wahai penghuni neraka, apakah kalian mengerti domba garang ini ?“. Mereka pun menjawab, “Iya“. Lalu maut itu disembelih di antara surga dan neraka. Kemudian dikatakan, “Wahai penghuni neraka, selamanya dan tidak ada kematian di dalam nereka. Wahai penghuni neraka, selamanya dan tidak ada kematian di dalam neraka“. Maka demikian itu adalah Firman Allah Yang Maha Luhur:

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman” (Maryam : 39).

_________________________________

Di dalam khobar, tatkala Neraka Jahannam didatangkan, maka terdengarlah jeritan, lalu setiap umat berlutut di atas lutut mereka karena takut dan bingung. Dan itu adalah Firman Allah yang Maha Luhur:

وَتَرٰى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً ۚ كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعٰى إِلٰى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan” (Al-Jatsiyah : 28).

Lalu tatkala mereka melihat neraka dan mendengarkan jeritannya, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :إِذَا رَأَتْهُمْ مِنْ مَكَانٍ بَعِيْدٍ سَمِعُوْا لَهَا تَغَيُّظًا وَزَفِيْرًا

Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya” (Al-Furqan : 12).

dari perjalanan 500 tahun, maka setiap orang mengatakan, “diriku .. diriku” bahkan sampai Al-Kholil (Nabi Ibrahim as), Al-Kalim (Nabi Musa as) kecuali Al-Habib (Nabi Muhammad SAW). Maka Beliau mengatakan “umatku … umatku“.

Tatkala Neraka Jahannam telah didekatkan, maka Beliau berkata, “Wahai api neraka, demi hak orang-orang yang sholat, demi hak orang-orang yang bershodaqoh, demi hak orang-orang yang khusyuk, dan demi hak orang-orang yang sabar, maka kembalilah“. Namun api neraka tidaklah kembali.

Lalu Malaikat Jibril as berkata kepada Neraka Jahannam, “Demi hak orang-orang yang bertaubat, air mata dan tangisan mereka atas dosa-dosa, maka kembalilah“. Lalu api neraka pun kembali.

Lalu didatangkanlah air mata orang-orang yang bermaksiat, kemudian disiramkan ke api neraka maka matilah api neraka itu sehingga ia menjadi seperti api dunia yang mati sebab air dan debu.

_________________________________

Di dalam khobar, tatkala para makhluk dikumpulkan di dalam Mahsyar dan didatangkan Neraka Jahannam kepada mereka dalam keadaan terbuka pintu-pintunya. Api neraka pun mengelilingi penghuni Mahsyar dari sisi depan, sisi kanan, dan sisi kiri mereka. Mereka pun memohon pertolongan kepada Nabi SAW dan kepada Malaikat Jibril as. 

Lalu Allah berkata, “Wahai Nabi Muhammad, janganlah takut, kibaskan debu kepalamu“. Beliau pun mengibaskan, lalu Allah menjadikan debu kepala Beliau sebagai mendung hujan yang berhenti di atas kepala orang-orang mukmin.

Lalu Allah berkata, “Wahai Nabi Muhammad, kibaskanlah debu jenggotmu“. Beliau pun mengibaskan, lalu Allah menjadikan debu jenggot Beliau sebagai tutup (penghalang) di antara mereka dan di antara api neraka.

Kemudian Allah memerintahkan Beliau untuk mengibaskan debu dari tubuh Beliau. Beliau pun mengibaskan, lalu Allah Yang Maha Luhur menjadikan debu dari tubuh Beliau sebagai karpet (hamparan) di bawah telapak kaki mereka dan mencegah mereka dari api Neraka Ladla, lantaran berkah Nabi Muhammad SAW.

_________________________________

Telah datang di dalam khobar, didatangkan seorang hamba di hari Kiamat, unggullah amal-amal buruknya melebihi amal-amal baiknya. Malaikat pun diperintahkan membawanya ke dalam neraka, lalu berkatalah sehelai bulu dari bulu-bulu kedua matanya dan bulu itu mengatakan, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya Rasul-Mu, Nabi Muhammad SAW bersabda “di manapun mata yang menangis karena takut kepada Allah Yang Maha Luhur, maka Dia mengharamkannya pada neraka”, maka sesungguhnya aku pernah menangis karena takut kepada-Mu, maka selamatkanlah aku dari neraka“.

Lalu Allah Yang Maha Luhur pun mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari dari neraka sebab berkah tangisnya karena takut kepada Allah di dunia. Kemudian menyerulah Dzat yang menyeru, “Fulan bin fulan telah selamat sebab berkah sehelai bulu“.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

43. Penjelasan Tentang Kira-Kira Luas Tujuh Surga

Wahab bin Munabbih mengatakan, sesungguhnya Allah telah menciptakan surga pada hari Dia menciptakannya. Lebarnya seperti lebar langit dan bumi, panjangnya tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah. Tatkala Hari Kiamat, tujuh bumi dan tujuh langit lenyap dan jadilah tempat keduanya menjadi luas di dalam surga, sehingga dapat memuat pada batas yang mempuat penghuni surga.

Surga-surga, semuanya ada 100 derajat (tingkatan), jarak di antara dua derajat (tingkatan) adalah 500 tahun (berjalan kaki). Sungai-sungainya mengalir, buah-buahnya didekatkan di dalamnya, yaitu sesuatu yang sangat diinginkan oleh jiwa-jiwa dan mata dapat merasakan kelezatan. 

Catatan :

Buah-buah didekatkan maksudnya adalah semua jenis buah-buahan disediakan bagi penghuni surga. Semua yang diinginkan nafsu dan jiwa manusia ada di dalamnya, dan pemandangan yang indah dan mempesona mata dan hati dapat dirasakan dan membuat nyaman.

Di dalam surga ada istri-istri yang disucikan yang tergolong dari jenis bidadari, Allah Yang Maha Luhur menciptakan mereka dari cahaya

كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوْتُ وَالْمَرْجَانُ

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan” (Ar-Rahman : 58)

.فِيْهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya” (Ar-Rahman : 56).

(menundukkan pandangan) dari selain suami-suami mereka, maka mereka tidaklah melihat kepada seorang selain suami-suami mereka.

لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ

Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin” (Ar-Rahman : 56).

Setiap kali suami bidadari (penghuni surga) menggaulinya (para bidadari), maka dia (penghuni surga) mendapati bidadari dalam keadaan perawan. Bidadari mengenakan 70 pakaian, setiap pakaian memiliki warna (yang berbeda). Mengenakan pakaian-pakaian itu lebih ringan baginya daripada sehelai rambut di tubuh mereka.

Sum-sum betis bidadari dapat dilihat dari belakang daging, tulang, dan kulit para bidadari, sebagaimana minuman berwarna merah yang dapat dilihat dari luar kaca berwarna hijau dan minuman yang berwarna merah dari luar kaca berwarna putih. Kepala para bidadari dimahkotai dengan durr (mutiara) yang ditetesi (ditempeli) dengan macam-macam batu yaqut.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

44. Penjelasan Tentang Pintu-Pintu Surga

Sahabat Ibnu Abbas ra mengatakan, surga memiliki 8 pintu dari emas yang ditetesi (ditempeli) dengan permata. Di pintu pertama tertulis kalimat لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ مَحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ

Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah“.

Dan itu adalah pintu para nabi, para rasul, para syuhada’ (orang-orang yang mati syahid), dan orang-orang yang sakho’ (dermawan/suka memberi). Pintu kedua adalah pintu orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang memperbaiki (menyempurnakan) wudlu dan rukun-rukun sholat. Pintu ketiga adalah pintu orang-orang yang zakat dengan hati yang senang. Pintu keempat adalah pintu orang-orang yang memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Pintu kelima adalah pintu orang yang memutus dirinya dari syahwat dan mencegahnya dari hawa nafsu. Pintu keenam adalah pintu orang-orang yang haji dan umrah. Pintu ketujuh adalah pintu orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Pintu kedelapan adalah pintu orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang memejamkan mata mereka dari perkara-perkara yang haram dan melakukan kebaikan baik berbuat baik kepada kedua orangtua, menyambung sanak, dan lain-lainnya.

Dan surga-surga itu adalah 8 surga :

Pertama Darul Jalal (Rumah Dzat Yang Maha Agung), surga ini terbuat dari lu’lu’ (mutiara) putih

Kedua Darus Salam (Rumah Kesejahteraan), surga ini terbuat dari batu yaqut merah

Ketiga Jannatul Ma’wa (Surga Tempat Perlindungan), surga ini terbuat dari batu zamrud merah

Keempat Jannatul Khuld (Surga Keabadian), surga ini terbuat dari marjan merah dan kuning

Kelima Jannatul Naim (Surga Kenikmatan), surga ini terbuat dari perak putih

Keenam Jannatul Firdaus (Surga Firdaus), surga ini terbuat dari emas merah

Ketujuh Jannatu A’dn (Surga A’dn), surga ini terbuat dari durr (mutiara) putih

Kedelapan Darul Qarar (Rumah Ketetapan), surga ini terbuat dari emas merah

Surga Darul Qarar adalah pokok dari surga-surga dan itu adalah surga yang mulia melebihi semua surga-surga. Surga Darul Qarar memiliki 2 pintu dan 2 daun pintu. Satu daun pintu terbuat dari emas dan satu daun pintu lainnya terbuat dari perak. Jarak di antara setiap daun pintu seperti jarak di antara langit dan bumi. Adapun bangunannya maka terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya adalah misik, debunya adalah anbar, rumputnya adalah za’faran, istananya (rumah megahnya) adalah batu lu’luk (mutiara), kamarnya adalah batu yaqut, dan pintu-pintunya adalah permata.

Di dalam surga terdapat sungai-sungai :

  • Sungai Rahmah adalah sungai yang mengalir di semua surga, kerikilnya adalah lu’luk (mutiara), airnya lebih putih daripada salju dan lebih manis daripada madu.
  • Di dalam surga ada sungai Kautsar, yaitu sungai nabi kita, Nabi Muhammad SAW, pohon-pohonnya adalah durr (mutiara) dan batu yaqut
  • Di dalam surga ada sungai Kafur
  • Di dalam surga ada sungai Tasnim
  • Di dalam surga ada sungai Salsabil
  • Di dalam surga ada sungai Rakhiq Al-Makhtum
  • Dan di belakang sungai-sungai itu terdapat sungai-sungai yang tidak terhitung jumlahnya.

__________________________________

Di dalam khobar dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda, pada malam di mana aku diisra’kan (perjalanan malam) ke langit, aku ditampakkan semua surga. Lalu aku melihat di dalamnya ada 4 sungai : sungai air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai susu yang tidak akan berubah rasanya, sungai khamr, dan sungai madu yang bersih (disaring), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:

فِيْهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِيْنَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى

Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring” (Muhammad : 15).

Lalu aku bertanya kepada Malaikat Jibril, “Wahai Malaikat Jibril, dari mana datangnya sungai-sungai ini dan ke mana sungai-sungai ini bermuara ?“. Malaikat Jibril as menjawab, “Sungai-sungai ini bermuara ke Telaga Kautsar dan kami tidak mengetahui dari mana datangnya. Maka bertanyalah kepada Allah Yang Maha Luhur agar Dia memberitahumu atau Dia memperlihatkan kepadamu“.

Lalu Nabi SAW berdoa kepada Tuhannya, datanglah seorang malaikat yang mengucapkan salam kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Nabi Muhammad, pejamkanlah kedua matamu“. 

Lalu aku memejamkan kedua mataku, kemudian malaikat itu berkata, “Bukalah kedua matamu“. Lalu aku membuka kedua mataku, maka tiba-tiba aku berada di samping sebuah pohon dan aku melihat sebuah kubah dari durr (mutiara) putih. Kubah itu memiliki sebuah pintu dari batu yaqut hijau dan gemboknya dari emas merah, jikalau semua yang ada di dunia baik jin dan manusia berdiam diri di atas kubah itu, niscaya mereka seperti burung yang duduk (hinggap) di atas gunung. Lalu aku melihat keempat sungai-sungai ini mengalir dari bawah kubah ini.

Ketika aku hendak pulang, malaikat itu berkata kepadaku, “Mengapa kamu tidak masuk ke dalam kubah ?“. Aku menjawab, “Bagaimana aku bisa masuk sedangkan pintunya tergembok ?“. Malaikat itu berkata, “Bukalah gembok itu“. Aku bertanya, “Bagaimana aku bisa membukanya ?“. Malaikat itu menjawab, “Kuncinya ada di tanganmu“. Aku bertanya, “Apa itu ?“. Malaikat itu menjawab, “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“.

Ketika aku telah dekat dari gembok itu, aku mengatakan, “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” maka terbukalah gemboknya. Lalu aku masuk ke dalam gemboknya. Aku pun melihat sungai-sungai ini mengalir dari empat pojok kubah.

Ketika aku hendak keluar dari kubah, malaikat itu berkata kepadaku, “Apakah kamu sudah memandang dan melihat ?“. Aku menjawab, “Iya“. Malaikat itu berkata kepadaku, “Lihatlah untuk kedua kalinya“.

Ketika aku melihat, maka aku melihat tulisan di atas keempat pojok kubah “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“. Dan aku melihat sungai air keluar dari huruf mim pada lafadz بِسْمِ, sungai susu keluar dari huruf ha’ pada lafadz اللهِ, sungai khamr keluar dari huruf mim pada lafadz الرَّحْمٰنِ, dan sungai madu keluar dari huruf mim pada lafadz الرَّحِيْمِ. Aku pun mengetahui bahwa asal (sumber) keempat sungai-sungai ini adalah “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“.

Lalu Allah berkata, “Wahai Nabi Muhammad, barang siapa dari golongan umatmu yang menyebut-Ku dengan nama-nama ini“. Lalu Dia mengatakan, “Dengan hati yang iklas, “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”, maka aku akan memberinya minum dari keempat sungai-sungai ini“.

Kemudian, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur memberi minum penghuni surga pada Hari Sabtu dari air surga (sungai air). Pada Hari Ahad, mereka meminum sungai madu. Pada Hari Senin, mereka meminum sungai susu. Dan pada Hari Selasa, mereka meminum sungai khamr.

Tatkala mereka meminum maka mereka mabuk. Tatkala mereka mabuk, mereka terbang selama 1.000 tahun sehingga sampai pada sebuah gunung yang besar dari misik adzfar murni. Keluarlah Sungai Salsabil dari bawah gunung itu, lalu mereka meminum Sungai Salsabil dan itu terjadi pada Hari Rabu.

Kemudian mereka terbang selama 1.000 tahun hingga sampai pada istana yang megah. Di dalam istana itu ada takhta-takhta yang ditinggikan dan gelas-gelas yang didekatkan sebagaimana di dalam ayat Al-Qur’an.

—————————

Catatan :فِيْهَا سُرُرٌ مَرْفُوْعَةٌ، وَأَكْوَابٌ مَوْضُوْعَةٌ

Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan، dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya)” (Al-Ghasyiyyah : 13-14).

—————————

Lalu setiap orang dari mereka duduk di atas takhta-takhta itu, turunlah kepada mereka minuman Zanzabil, mereka pun meminumnya dan itu terjadi pada Hari Kamis. Kemudian mendung putih menghujani mereka selama 1.000 tahun dengan permata-permata yang mana para bidadari menggalungkan setiap permata (kepada mereka). Kemudian mereka terbang selama 1.000 tahun hingga sampai di Maq’adi Shidqin dan itu terjadi pada Hari Jum’at.

—————————

Catatan :فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُقْتَدِرٍ

Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa” (Al-Qamar : 55)

Dalam keterangan di beberapa kitab tafsir seperti Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Qurthubi, Maq’adi Shidqin (Tempat Yang Benar) merupakan tempat di mana tiada perkataan yang sia-sia dan tiada dosa. Tempat ini menunjukkan sebuah tempat penuh kebahagiaan sebagai bentuk anugerah dan derajat tinggi di sisi Allah SWT.

—————————

Lalu mereka duduk di atas hidangan khuld (kekal), turunlah kepada mereka “rahiq makhtum” (Minuman Khamr Yang Tersegel) dengan segel misik.

—————————

Catatan :يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيْقٍ مَخْتُوْمٍ، خِتَامُهُ مِسْكٌ ۚ وَفِيْ ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ

Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya). laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba” (Al-Muthaffifin : 25-26).

—————————

Lalu mereka membuka segelnya (laknya) dan mereka meminumnya. Nabi SAW bersabda, “Dan mereka adalah orang-orang yang melakukan kebaikan dan menjauhi maksiat“.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

45. Penjelasan Tentang Pohon-Pohon di Surga

Sahabat Ka’ab ra berkata : aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pohon-pohon surga. Lalu Rasulullah SAW menjawab, “Tidak akan kering ranting-rantingnya, tidak akan berguguran daun-daunnya, dan tidak akan busuk buah basahnya. Dan sesungguhnya pohon yang paling rindang di surga adalah Pohon Thuba, pangkalnya (akarnya) dari mutiara, tengahnya (batangnya) dari batu yaqut, ranting-rantingnya dari batu zamrud, daun-daunnya dari sundus (kain sutera). Pohon Thuba memiliki 70.000 ranting, ranting-rantingnya menyambung di tiang Arsy, ranting paling rendah ada di langit dunia. Tiada kamar di surga, tiada pula kubah, tiada pula pohon, kecuali di dalamnya terdapat ranting dari Pohon Thuba yang menaungi semuanya. Dan di dalam Pohon Thuba terdapat buah-buahan, yaitu sesuatu yang diinginkan oleh jiwa-jiwa. Cara pandangnya (analoginya) di dunia adalah matahari, pangkalnya di langit, sinarnya sampai pada setiap tempat.

Sahabat Ali bin Abi Tholib ra berkata : aku meyakini dari beberapa khobar bahwa pangkal pohon-pohon surga dari perak, sebagian daun-daunnya dari perak, dan sebagian lainnya dari emas. Jika pangkal pohon dari emas, maka ranting-rantingnya dari perak. Dan jika pangkalnya dari perak, maka ranting-rantingnya dari emas. Pohon-pohon dunia, pangkalnya ada di bumi dan cabangnya ke udara karena sesungguhnya dunia adalah rumah kerusakan. Sedangkan pohon surga tidaklah seperti demikian, karena sesungguhnya pangkalnya ada di udara dan ranting-rantingnya ada di bumi, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:

قُطُوْفُهَا دَانِيَةٌ (اَيْ ثَمْرَتُهَا قَرِيْبَةٌ) كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

Buah-buahannya dekat [yakni buah-buahnya dekat]. (Dikatakan kepada mereka) : “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu”” (Al-Haqqah : 23-24).

Debu bumi surga adalah misik (kasturi), anbar, dan kapur. Sungainya adalah susu, madu, khamr, dan air yang bersih (bening) . Tatkala angin meniup, maka sebagian daunnya akan memukul (mengenai) sebagian lainnya, lalu keluarlah suara yang mana tiada suara yang lebih baik darinya.

Dan dengan isnad dari Sahabat Ali bin Abi Thalib ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda, sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang bagian atasnya mengeluarkan pakaian dan bagian bawahnya mengeluarkan kuda yang memiliki sayap, pelana, lagi kendali, yang ditetesi (ditempeli) dengan mutiara dan yaqut, yang tidak akan buang air besar dan air kecil. Lalu para auliya’ (kekasih) Allah Yang Maha Luhur menaiki di atasnya, terbanglah kuda itu dengan membawa para auliya’ ke dalam surga. Lalu berkatalah orang-orang yang derajatnya berada di bawah mereka, “Wahai Tuhanku, sebab apakah hamba-hamba-Mu, mereka, sampai pada kemuliaan ini ?“. 

Lalu Allah menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang melakukan sholat, sedangkan kalian tidur, mereka berpuasa sedangkan kalian tidak berpuasa, mereka berjuang (di jalan Allah SWT) sedangkan kalian hanya duduk di sisi istri-istri kalian, mereka membelanjakan harta-harta mereka di jalan-Ku, sedangkan kalian kikir“.

Dari Sahabat Abu Hurairah ra. sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang mana orang yang berkendara berjalan di dalam naungannya selama 100 tahun, maka ia tidak akan bisa memutuskannya (tetap berada di dalam naungan itu), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:

وَظِلٍّ مَمْدُوْدٍ، وَمَاءٍ مَسْكُوْبٍ، وَفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍ، لَا مَقْطُوْعَةٍ وَلَا مَمْنُوْعَةٍ

Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya” (Al-Waqiah : 30-33).

Cara pandangnya (analoginya) di dunia adalah waktu yang mana sebelum munculnya matahari dan setelah tenggelamnya matahari sampai hilanglah mega (awan) merah dan hitamnya malam mengelilingi dunia, maka sesungguhnya hitam malam itu adalah naungan yang dipanjangkan (terbentang luas), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman :أَلَمْ تَرَ إِلٰى رَبِّكَ كَيْفَ مَدَّ الظِّلَّ

Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang” (Al-Furqan : 45).

Yakni sebelum munculnya matahari dan sesudah tengggelamnya matahari sampai masuk pada hitamnya malam.

Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa sesungguhnya Beliau bersabda

:اَلَا اُنَبِّئُكُمْ بِسَاعَةٍ هِيَ اَشْبَهُ سَاعَاتِ الْجَنَّةِ، وَهِيَ السَّاعَةُ الَّتِيْ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ، ظِلُّهَا مَمْدُوْدٌ وَرَحْمَتُهَا عَامَّةٌ وَبَرَكَتُهَا كَثِيْرَةٌ

Tidakkah kalian mau aku beritahu tentang waktu yang lebih menyerupai waktu-waktu di surga ?. Yaitu waktu yang mana sebelum terbitnya matahari, naungannya dipanjangkan (dibentang luas), rahmatnya menyebar luas, dan berkahnya banyak“.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

46. Penjelasan Tentang Bidadari

Di dalam khobar dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda : Allah Yang Maha Luhur menciptakan wajah-wajah bidadari dari 4 warna yaitu putih, hijau, kuning, dan merah. Dia menciptakan kedua tangannya dari za’faran, misik (kasturi), anbar, dan kapur. 

Rambutnya dari sutera. Mulai dari jari-jari kedua kakinya sampai kedua lututnya (diciptakan) dari za’faran dan wewangian. Mulai dari kedua lututnya sampai payudaranya dari misik (kasturi). Mulai dari payudaranya sampai lehernya dari anbar. Dan mulai dari lehernya sampai kepalanya dari kapur. 

Jikalau bidadari meludah dengan sekali ludah di dunia, niscaya ludah itu menjadi misik (kasturi). Tertulis di dadanya nama suaminya dan sebuah nama dari asma-asma Allah Yang Maha Luhur. Di setiap tangan dari kedua tangannya terdapat 10 gelang dari emas, di jari-jari tangannya terdapat 10 cincin, dan di kedua kakinya terdapat 10 gelang kaki dari permata dan lu’lu’ (mutiara).

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Sesungguhnya di dalam surga terdapat bidadari yang dipanggil dengan nama “Aina“. Ia diciptakan dari empat perkara, yaitu dari misik (kasturi), kapur, anbar, dan za’faran. Dan tanahnya diadon (diaduk) dengan ma’ul hayah (air kehidupan). Semua bidadari merindukan suami-suaminya. Dan jikalau bidadari meludah di laut dengan sekali ludah, niscaya air laut menjadi tawar karena ludahnya. Tertulis di atas dadanya (di bawah leher):

مَنْ اَحَبَّ اَنْ يَكُوْنَ لَهُ مِثْلِيْ فَلْيَعْمَلْ بِطَاعَةِ رَبِّهِ

Barang siapa menginginkan agar bidadari sepertiku menjadi miliknya, maka hendaklah ia melakukan amal dengan penuh ketaatan kepada Tuhannya“.

Di dalam khobar dari Sahabat Ibnu Mas’ud ra berkata, Nabi SAW bersabda : Ketika Allah Yang Maha Luhur menciptakan Surga A’dn, Dia memanggil Malaikat Jibril, lalu Dia berkata kepadanya, “Pergilah ke Surga A’dn dan lihatlah pada apa yang telah Aku ciptakan untuk hamba-hamba dan kekasih-kekasih-Ku“.

Lalu Malaikat Jibril pergi dan mengelilingi surga itu. Lalu muncullah seorang gadis dari golongan bidadari (muncul) dari sebagian istana itu. Gadis itu pun tersenyum kepada Malaikat Jibril. Lalu bersinarlah Surga A’dn karena sinar gigi serinya sedangkan Malaikat Jibril bersujud, ia menyangka bahwa sinar itu dari cahaya Tuhan Kemuliaan.

Lalu gadis itu menyeru kepada Malaikat Jibril, “Wahai yang dipercaya Allah, angkatlah kepalamu“. Malaikat Jibril pun mengangkat kepalanya, lalu memandang pada gadis itu sembari berkata, “Maha Suci Dzat yang telah menciptakanmu“.

Lalu gadis itu bertanya, “Wahai yang dipercaya Allah, apakah ksmu tahu untuk siapa aku diciptakan ?“.  Malaikat Jibril menjawab, “Tidak“. Gadis itu berkata, “Sesungguhnya Allah menciptakan aku untuk orang yang lebih mementingkan ridlo Allah Yang Maha Luhur di atas hawa nafsunya“.

Berdasarkan kisah ini, telah datang di dalam khobar, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Aku melihat di dalam surga ada para malaikat yang membangun istana-istana, bata dari perak dan bata lainnya dari emas, maka bangunan mereka seperti itu. 

Lalu ketika mereka berhenti membangun, aku bertanya, “Mengapa kalian berhenti membangun ?“. Mereka menjawab, “Nafkah (bahan) kami telah sempurna (habis)“. Aku bertanya, “Apa nafkah (bahan) kalian ?“. Mereka menjawab, “Dzikir kepada Allah, karena sesungguhnya pemilik istana sedang berdzikir kepada Allah Yang Maha Luhur, ketika dia berhenti dari dzikir kepada Allah, maka kami pun berhenti membangunnya“.

Di dalam khobar, tiada hamba yang berpuasa di Bulan Ramadhan kecuali Allah mengawinkannya dengan istri dari golongan bidadari di dalam sebuah tenda dari durr (mutiara) putih yang megah, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:

حُوْرٌ مَقْصُوْرَاتٌ فِى الْخِيَامِ

(Bidadari-bidadari) yang jelita putih bersih, dipingit di dalam rumah“. (Ar-Rahman : 72).

Maksudnya adalah bidadari-bidadari yang terpelihara (dipingit) dan tertutup di dalam tenda (rumah). 

Setiap wanita dari golongan bidadari memiliki 70 pakaian dan setiap laki-laki memiliki 70 ranjang sutera dari batu yaqut merah. Dan di atas ranjang terdapat 70 kasur dan setiap kasur terdapat wanita. Setiap wanita memiliki memiliki 1.000 pelayan, setiap pelayan bersama (membawa) piring dari emas untuk membawa makanan padanya, dan suaminya pun demikian sepertinya. Ini semua untuk orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan selain amal kebaikan yang dilakukan di dalam Bulan Ramadhan.

Catatan :

Khobar bagian paling terakhir ini menurut saya cukup membingungkan. Nah, untuk memahaminya, cobalah baca riwayat hadits aslinya yang dinilai dhoif dan munkar, wallahu a’lam, di bawah ini :

حدثنا إبراهيم بن حماد بن إسحاق ، حدثنا عمر بن شبة ، حدثنا عامر بن مدرك الحارثي ، حدثنا جرير بن أيوب ، عن الشعبي ، عن نافع بن مسعود الغفاري ، أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم وقد هل شهر رمضان : « لو يعلم العباد ما في رمضان ، لتمنت أمتي أن تكون السنة كلها » ، فقال رجل من خزاعة : يا رسول الله ، حدثنا ، فقال : « إن الجنة تزين لرمضان ، من رأس الحول إلى الحول ، إذا كان أول يوم من رمضان ، هبت ريح من تحت العرش فصفقت ورق الجنة ، فنظر الحور العين إلى ذلك ، فقلن : يا رب اجعل من عبادك في هذا الشهر أزواجا تقر أعيننا بهم ، وأعينهم بنا » ، قال : « فما من عبد يصوم رمضان إلا زوجه من الحور العين في خيمة من در مجوفة ، مما نعت الله عز وجل حور مقصورات في الخيام ، على كل امرأة منهن سبعون حلة ، ليس منها حلة على لون الأخرى ، وتعطى سبعين لونا من الطيب ، ليس منها لون على ريح الآخر ، لكل امرأة منهن سبعون سريرا من ياقوتة حمراء موشحة بالدر ، على كل سرير منها سبعون فراشا من سندس بطائنها من إستبرق ، وفوق السبعين فراشا سبعون أريكة ، لكل امرأة منهن سبعون ألف وصيفة ، وسبعون ألف وصيف ، مع كل وصيفة صحفة من ذهب ، فيها لون يجد لآخر لقمة لذة لا يجدها للأولى ، ويعطى زوجها مثل ذلك على سرير من ياقوت أحمر ، عليها سواران من ذهب ، موشح بياقوت أحمر ، هذا لكل يوم صامه من رمضان سوى ما عمل من الحسنات

Telah mengisahi kami Ibrahim bin Hammad bin Ishaq, telah mengisahi kami Umar bin Syabah, telah mengisahi kami Amir bin Mudrik al-Haritsi, telah mengisahi kami Jarir bin Ayyub, dari asy-Sya’bi, dari Nafi bin Mas’ud al-Ghifari, bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW pada suatu hari dan telah tampak hilal bulan Ramadhan (bersabda):

“Seandainya seorang hamba mengetahui apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, sungguh umatku akan mengangankannya dijadikan sepanjang tahun.”

Kemudian seseorang dari suku Khuza’ah berkata: “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami (hal-hal yang terdapat pada bulan Ramadhan itu).”

Beliau menjawab: “Sesungguhnya surga berhias untuk bulan Ramadhan, sejak awal tahun ke tahun berikutnya. Jika tiba awak hari dari bulan Ramadhan, berhembuslah angin dari bawah Arsy, menggerak-gerakkan dedaunan surga. Melihat hal itu, bidadari yang bermata jeli berkata : ‘Wahai Tuhan, jadikanlah dari hamba-hamba-Mu pada bulan ini sebagai suami yang menyenangkan kami dan kamipun menyenangkan mereka.”

Beliau bersabda: “Tidaklah seorang hamba berpuasa Ramadhan, kecuali akan dinikahkan dengan bidadari yang bermata jeli dalam tenda mutiara yang megah sebagaimana disifatkan Allah Azza wa Jalla: ‘Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah. “Setiap orang dari mereka mempunyai tujuh puluh pakaian yang berbeda satu sama lain, dan diberi tujuh puluh wewangian yang berbeda satu sama lain. Setiap orang dari mereka tujuh puluh tempat tidur dari yakut merah yang dijalin dengan mutiara. Setiap tempat tidur mempunyai tujuh puluh kasur dari sutera tipis, sedangkan bagian atasnya dari sutera tebal, dan di atas tujuh puluh kasur itu terdapat singgasana. Setiap orang dari mereka mempunyai tujuh puluh ribu pelayan wanita dan tujuh puluh ribu pelayan pria. Setiap seorang pelayan pria membawa tatahan emas dengan berbagai makanan. Ia akan mendapatkan kelezatan suapan berikutnya yang tidak ia dapatkan pada suapan sebelumnya. Dan istrinya akan diberi seperti itu juga di atas tempat tidur dari yakut merah. Di atasnya terdapat dua gelang emas yang dijalin dengan yakut merah. Ini adalah untuk tiap hari puasanya pada bulan Ramadhan, selain amalan kebaikan pada bulan itu.”

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

47. Penjelasan Tentang Penghuni Surga dan Nikmatnya Surga

Di dalam khobar, sesungguhnya dari belakang shirath (titian) terdapat padang belantara, di dalamnya terdapat pohon-pohon yang indah, di bawah setiap pohon terdapat 2 sumber mata air yang mengalir dari surga, salah satunya dari sisi kanan dan satu lainnya dari sisi kiri. 

Dan orang-orang mukmin ketika mereka melewati shirath dan mereka telah bangkit dari kubur, yaitu (ketika) mereka bangkit untuk dihisab, berdiam diri di atas matahari, membaca catatan-catatan amal, melewati neraka-neraka, dan datang ke padang belantara itu, maka mereka meminum dari salah satu sumber mata air.

Ketika air dari sumber mata air itu sampai ke dada mereka, maka keluarlah apapun yang ada di dalamnya, termasuk rasa benci, penipuan, dan dengki, dan hilanglah apapun itu dari dada mereka. Lalu tatkala air itu menetap di perut mereka, maka keluarlah apapun yang ada di dalamnnya, termasuk kerusakan, penyakit, dan air kencing, sucilah dhohir dan batin mereka.

Kemudian mereka datang ke mata air lainnya, lalu mereka mandi di dalamnya, jadilah wajah mereka seperti bulan di malam purnama, jiwa dan hati mereka nyaman, dan tubuh mereka wangi seperti misik (kasturi). Sampilah mereka ke pintu surga, tiba-tiba (mereka melihat) cincin pintunya (cincin pintu untuk mengetuk) dari batu yaqut merah, lalu mereka mengetuknya. 

Para bidadari pun menyambut mereka dengan piring-piring di atas tangannya. Keluarlah semua bidadari menemui pemiliknya (suaminya), memeluknya, dan berkata kepadanya, “Kamu adalah kekasihku, aku ridlo kepadamu, dan aku mencintaimu selamanya“. Bidadari itu masuk bersamanya ke dalam rumahnya.

Di dalam rumah itu ada 70 ranjang, di atas setiap ranjang terdapat 70 kasur, dan di tas setiap kasur terdapat bidadari, bidadari itu memiliki 70 pakaian yang bisa dilihat sum-sum betisnya karena tipisnya pakaian-pakaia itu. Dan jikalau satu rambut dari rambut-rambut wanita (bidadari) surga terjatuh ke bumi, niscaya satu rambut itu menerangi penghuni bumi.

Nabi SAW bersabda : Pakaian-pakaian surga memancarkan cahaya. (Di dalam surga) tiada matahari (siang), tiada malam di dalamnya dan tiada tidur karena tidur adalah saudara kematian. Dinding surga terdapat 7 pagar yang mengelilingi semua surga. Pagar pertama dari perak, pagar kedua dari emas, pagar ketiga dari batu zamrud, pagar keempat dari lu’luk (mutiara), pagar kelima dari durr (mutiara), pagar keenam dari batu yaqut, dan pagar ketujuh dari cahaya yang memancar. Jarak di antara setiap 2 dinding adalah perjalanan 500 tahun berjalan kaki. Adapun penghuni surga, maka mereka jurd (tidak berbulu) murd (tidak berjenggot), lagi bercelak mata. Orang laki-laki memiliki kumis yang tipis (hijau menunjukkan masih tumbuh), renggang, lagi wajahnya berseri-seri. Sedangkan tidaklah demikian itu bagi para wanita untuk membedakan mereka dengan para lelaki.

Di dalam khobar, sesungguhnya setiap seorang dari penghuni surga mengenakan 70 pakaian, setiap pakaian akan berubah warna dalam setiap satu jam sebanyak 70 warna. Wajahnya dapat dilihat di wajah istrinya dan wajah istrinya dapat dilihat di wajah suaminya, dada dan betis istrinya (dapat dilihat) dari dada dan betis suaminya. (Di dalam surga) mereka tidak meludah dan tidak pula beringus. Tidaklah ada satu bulu saja di tubuh mereka kecuali 2 alis, rambut kepala, dan bulu mata.

Dari Sahabat Abu Hurairah ra, demi Dzat yang telah menurunkan kitab Al-Qur’an kepada nabi-Nya, sesungguhnya penghuni surga akan semakin bertambah indah dan bagus setiap hari, sebagaimana mereka semakin bertambah muda dan pikun (tua) di dunia. Seorang laki-laki diberikan 100 kekuatan dalam makan, minum, dan jimak. Ia pun dapat menjimak istrinya sebagaimana ia menjimak istrinya di dunis selama satu huqub, satu huqub adalah 80 tahun, tiada mani dan tiada pula maniah (sperma wanita), dan setiap hari ia mendapati 100 makanan.

Catatan :

Para ulama’ berbeda pendapat tentang jumlah dalam satu huqub, ada yang menyatakan 80 tahun dan ada juga sampai ribuan tahun, seperti penjelasan dalam bab 40 sebelumnya : Daqoiqul Akhbar – Bab 40, Penjelasan Macam-Macam Siksa Berdasarkan Kadar Amal Umat.

Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, tatkala kekasih Allah memakan buah-buahan yang ia kehendaki dan menginginkan makanan, maka Allah Yang Maha Luhur memerintahkan agar para pelayan surga menyuguhkannya makanan. Lalu datanglah mereka kepadanya dengan membawa 70 talam (wadah makanan besar) dan 70 hidangan dari durr (mutiara) dan batu yaqut. Di atas setiap hidangan ada 1.000 piring dari emas, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:

يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيْهَا مَا تَشْتَهِيْهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ ۖ وَأَنْتُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya” (Az-Zhuhruf : 71).

Dan di dalam setiap piring ada bermacam-macam makanan yang tidak tersentuh api, tukang masak tidak memasaknya, dan tidak dimasak di dalam periuk (guci atau kendil) tembaga dan lainnya, tetapi Allah mengatakan pada makanan itu “Jadilah“, maka makanan itu ada tanpa susah dan payah. 

Lalu kekasih Allah memakan dari piring-piring itu apapun yang ia kehendaki. Tatkala ia sudah kenyang, maka turunlah burung-burung dari burung-burung surga kepadanya seperti unta besarnya. Burung-burung itu pun membentangkan sayapnya di atas kepala kekasih Allah dan berkata, “Makanlah daging yang segar. Wahai kekasih Allah, aku demikian dan demikian ini, aku meminum air Salsabil, air kapur, dan aku dipelihara dari taman-taman surga“.

Lalu kekasih Allah itu pun menginginkan daging burung-burung itu. Allah Yang Maha Luhur pun memerintahkan agar burung-burung itu hinggap di atas hidangan dari jenis manapun yang dikehendaki oleh kekasih Allah itu. Jadilah burung-burung itu panggangan, lalu kekasih Allah Yang Maha Luhur memakan dagingnya. Kemudian burung-burung itu dikembalikan seperti sedia kala dengan izin Allah Yang Maha Luhur.

Surga tidak akan kehabisan makanannya, dan meskipun ia memakannya maka tidak akan berkurang apapun dari makanan itu. Cara pandangnya (asumsinya) di dunia adalah Al-Qur’an, manusia mempelajari dan mengajarkannya sedangkan Al-Qur’an tetap berada pada keadaannya, tidak akan berkurang apapun darinya. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya penghuni surga memakan dan meminum, kemudian keluarlah bau dari tubuh mereka seperti bau misik (kasturi) dan demikian ini sampai abadi selamanya“.

______________PENUTUP__________________

Segala puji hanya bagi Allah atas nikmat-Nya dan rasa syukur bagi-Nya atas anugerah kemurahan-Nya. Rahmat ta’dhim dan kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada Baginda kami, Nabi Muhammad, sebaik-baik makhluk-Nya, kepada keluarga, dan sahabatnya, selama cahaya masih bersinar di ufuk-Nya.

[Adapun setelah itu] maka telah sempurna, dengan memuji Allah Yang Maha Luhur, mencetak (menyusun) kitab “Daqoiqul Akhbar” di dalam penjelasan tentang surga dan neraka, perhiasan dari catatan-catatan dengan mutiara-mutiara kebaikan di dalam penjelasan tentang hari kebangkitan dan kenikmatan surga-surga. Dan Kitab Daqoiqul Akhbar adalah kitab yang bisa melunakkan hati yang keras dan mendorongnya pada melakukan amal-amal untuk meningkatkan diri (amal-amal baik), yang dishahihkan dengan diketahui oleh panitia tashih dan demikian itu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat ta’dhim kepada baginda kami, Nabi Muhammad, dan kepada keluarga serta semua sahabat Beliau, amiin.

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah




KHATAM

Daftar Isi

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur